jalan. Hal tersebut sering dijumpai di kota-kota besar, salah satunya di Kota Malang yang menjadi satu dari tiga kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Jawa Timur serta kota pendidikan.
Kemacetan adalah situasi tersendatnya bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitasAktivitas masyarakat pasti tidak jauh dari penggunaan jalan, sehingga banyaknya penduduk dan kendaraan di jalan dapat menyebabkan penumpukan.Â
Di Kota Malang kemacetan sering ditemui pada lokasi dekat sekolah, universitas, dan pusat ekonomi. Kondisi tersebut dapat dilihat pada jalan-jalan di dekat Universitas Negeri Malang, seperti pada Jalan Veteran, Jalan Bendungan Sutami, terutama di persimpangan Superindo, Jalan Terusan Ambarawa hingga Jalan Terusan Surabaya.Â
Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kemacetan di kawasan Universitas Negeri Malang adalah Gerbang keluar masuk universitas yang berada pada jalan yang kecil, jalan yang kurang lebar, aktivitas bongkar muat barang, banyaknya pejalan kaki yang tidak memiliki jalur sendiri sehingga menggunakan badan jalan, arus lalu lintas tidak teratur, dan lain sebagainya.
Permasalahan yang terjadi di kawasan kampus ini menimbulkan banyak kerugian bagi pengguna jalan, khususnya mahasiswa, sehingga diperlukan aksi atau tindakan untuk mengurangi masalah tersebut.
Terkait hal tersebut, sejumlah mahasiswa melakukan aksi untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas bagi Mahasiswa. Aksi yang dilakukan yaitu penempelan poster di beberapa titik di Universitas Negeri Malang dan memberikan sosialisasi berupa foto dan video di sosial media dengan menggunakan platform Instagram.
Ada 3 hal yang perlu dilaksanakan untuk mencegah kemacetan di kawasan kampus, yaitu:
Memakai angkutan umum
Berjalan Kaki
Tertib berkendara
Dengan dilakukannya aksi tersebut, diharapkan dapat mengurangi sampai dengan mencegah terjadinya kemacetan di lingkungan Universitas Negeri Malang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H