Â
AbstractÂ
Pendidikan masyarakat, yang berfungsi sebagai alternatif pendidikan formal, memberikan peluang kepada individu yang tidak mampu menyelesaikan pendidikan formal untuk mendapatkan keterampilan baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Salah satu tantangan dalam pendidikan ini adalah mengembangkan keterampilan bahasa Inggris, khususnya keterampilan berbicara, yang sering kali kurang ditekankan di lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi program pembelajaran bahasa Inggris yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik di program Kejar Paket C, PKBM Siak Permai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan berbicara peserta didik setelah mengikuti program. Temuan ini menunjukkan pentingnya pendekatan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih komunikatif di pendidikan masyarakat.Â
Keyword : Community education, Kejar Paket C, speaking skills, English
Â
PENDAHULUAN Â
Dalam amanat Undang-Undang Dasar 1945 dalam Bab XIII Pasal 31 dan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan terlihat jelas arti peran penting pendidikan nasional bagi seluruh warga Negara Indonesia di manapun berada wajib mendapatkan pendidikan yang sebaik-baiknya. Sementara itu, terdapat sebagian warga Negara Indonesia mengalami hambatan dalam memperoleh pendidikan formal sampai ke jenjang pendidikan menengah. Hambatan yang menyebabkan warga Negara mengikuti pendidikan melalui jalur pendidikan formal antara lain meliputi masalah sosial, ekonomi, geografis, atau kultural lainnya yang menyebabkan bisa mengikuti program penyetaraan melalui penyelenggaraan program Kejar Paket B. Oleh sebab itu, Pemerintah telah mendirikan salah satu tempat untuk melaksanakan pendidikan non-formal yaitu Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) guna penyelenggaraan program Kejar Paket C bagi masyarakat sekitar. Program kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi pilihan bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan dan kelayakan terhadap ijazah SMA. Diharapkan dengan adanya Program Pendidikan kesetaraan ini, dapat menjamin mutu layanan pendidikan non formal khususnya bagi masyarakat yang putus sekolah.
Program Pemerintah, Kejar Paket C sebagai peluang bagi generasi muda yang putus sekolah formal diharapkan dapat memenuhi Standar Nasional Pendidikan, program ini diselenggarakan guna menjamin mutu layanan pendidikan non formal khususnya bagi masyarakat yang putus sekolah. Program Pendidikan Kejar Paket C menjamin adanya kesamaan mutu untuk menampung masyarakat yang tak terlayani melalui jalur pendidikan formal. Faktor yang mempengaruhinya dapat dikarenakan berbagai sebab, mulai dari alasan ekonomi hingga karena tidak dapat lulus ujian nasional. Selain itu, ijazah yang diterima dari pendidikan kesetaraan juga memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pendidikan formal dalam memasuki lapangan kerja maupun untuk mengikuti pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya, dengan kondisi pengalaman pendidikan yang berbeda, daya serap setiap peserta didik terhadap materi pun bervariasi. Proses belajar mengajar harus diselaraskan dengan kebutuhan dan keadaan riil peserta pelatihan.
Mengerti dan memahami suatu bahasa telah dilakukan umat manusia sejak mereka lahir ke dunia, mempelajari bahasa dimulai dari mengetahui dan memahami bahasa ibu yang merupakan suatu hal yang sewajarnya terjadi atau bersifat alamiah. Tetapi berbeda dengan proses mempelajari bahasa kedua atau bahasa asing. (Littlewood et al, 1981) menyebutkan perbedaan kedua istilah ini yaitu "a second language has social functions within the community where it is learnt (e.g. as a lingua franca as the language of another social group), whereas a foreign language is learnt primarily for contact outside one's own community". Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa asing atau bahasa kedua berfungsi sebagai sosial dalam masyarakat dimana bahasa itu dipelajari, sedangkan bahasa asing dipelajari terutama untuk hubungan di luar komunitas sendiri.
Menurut Lauder (2008), bahasa asing (foreign language) adalah sebagai berikut "a language which is not the native language of large number of people in a society or region, is not used as a medium of instruction in school and is not widely spread as a medium of communication in government, media, etc. foreign languages are typically taught as school subjects for the purpose of communicating with foreigners or for reading printed materials in the language". Definisi tersebut berarti bahwa bahasa kedua merupakan bahasa asing selain bahasa ibu, hal ini dapat pula disebut sebagai suatu bahasa yang bukan bahasa dasar atau bahasa ibu dari sebagian besar orang yang berdomisili dalam suatu daerah atau negara tertentu, yang tidak diterapkan sebagai suatu sarana untuk berinteraksi dalam pemerintahan, media, dan kehidupan sosial dan sebagainya. Dalam era Revolusi Industri 4.0, keterampilan berbahasa Inggris memiliki peran yang sangat vital. Penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional menjadi suatu keharusan bagi masyarakat modern. Aliran informasi, teknologi, dan komunikasi antarnegara menuntut kemampuan bahasa Inggris yang memadai. Perkembangan zaman dan meningkatnya jumlah perusahaan asing di Indonesia juga memperkuat kebutuhan akan penguasaan bahasa Inggris yang aktif. Perusahaan-perusahaan asing biasanya mensyaratkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris sebagai syarat utama bagi calon pekerja. Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris aktif memberikan nilai tambah bagi para pencari kerja, karena hampir semua perusahaan di Indonesia mengharapkan karyawan mereka mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris untuk meningkatkan citra perusahaan di mata investor dan klien. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, keterampilan berbahasa Inggris menjadi elemen penting yang harus dimiliki, selain pendidikan formal.
Program ini dirancang untuk membantu peserta Kejar Paket C di PKBM Siak Permai, agar memiliki keterampilan berbahasa Inggris yang baik dan komunikatif. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan peserta dapat memiliki peluang yang lebih besar dalam mencari pekerjaan.