Manusia memang makhluk yang suka humor. Mungkin binatang juga, namun kita kan tidak mengerti bahasa mereka. Coba saja kalau paham, pasti seru.
Humor memang mampu jadi "pelumas", atau sebagai katalis bergaul dengan orang-orang di sekitar. Seperti mobil yang tidak dapat jalan kalau tidak ada pelumas (oli), maka humor kalau digunakan saat sikon tepat, bisa memperlancar pergaulan.
Orang Indonesia sebagai bagian dari Homo Humoricus (ini istilah bikinan sendiri), pastinya suka humor. Lihat saja istilah yang sedang hot akhir-akhir ini. Misalnya "kado paman untuk ponakan", atau istilah plesetan Mahkamah Keluarga untuk MK.
Ini berlaku juga bagi orang Jepang. Mereka memiliki banyak koleksi istilah humor yang tujuannya bermacam-macam.
Salah satunya adalah san-ban. Istilah ini digunakan saat pemilu, dan ingin mengatakan (secara satire) bahwa kalau punya san-ban, maka peluang sang kandidat jadi pemenang menjadi besar.
Sebagai kompasianer, dan sekaligus sebagai warga negara Indonesia, kita patut ambil bagian di acara kompasianival dan pilpres 2024.
Saya pikir, dua perhelatan itu kok mirip ya. Sedikit beda cakupan saja.
Kompasianival adalah acara (terbatas) bagi rakyat Indonesia yang sudah menjadi kompasianer (meskipun semua orang bisa hadir). Sedangkan pilpres itu terbuka bagi warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 Tahun 2022.
Nah, untuk mewujudkan (sebagian dari) "turut ambil bagian" itu, saya ingin meninjau kesamaan keduanya dari sudut pandang san-ban.
Kita bahas istilah san-ban dahulu ya. Arti harfiah dari san-ban adalah tiga "ban". Tentunya, ban ini bukan benda hitam bulat berisi udara, yang menjadi komponen penting pada kendaraan mulai dari becak, bemo, sepeda, mobil sampai pesawat terbang.