Kantor Pemerintahan Kota Tokyo yang sekarang dikepalai oleh Koike Yuriko, bisa diakses dari pintu barat. Ada ruang observasi gratis di tingkat teratas gedung ini lho.Â
Dari ketinggian gedung, pemandangan kota Tokyo dapat dinikmati. Kita seperti melihat miniatur Tokyo, dengan bangunan kecil disekeliling dan mobil mini berjalan secara teratur diantaranya. Bahkan jika cuaca cerah, Anda bisa melihat Gunung Fuji.
Sebagai pusat bisnis, selain gedung perkantoran, di sekitar pintu barat ada banyak hotel. Salah satunya adalah Hotel Keio Plaza. Hotel ini merupakan hotel tertinggi pertama yang dibangun di area ini, sebelum keberadaan hotel lain.
Di pintu selatan, ada stasiun bus yang bisa membawa Anda ke seantero tujuan di Jepang. Saya mengambil foto di sini, dimana Anda dapat melihat stasiun kereta di kiri dan Shinjuku Busta (nama gedung stasiun bus) di sebelah kanan.
Jika ingin berbelanja di area selatan, Anda bisa pergi ke Takashimaya. Kalau mau jalan-jalan dan menghindar dari keramaian sambil menikmati suasana bekas tempat peristirahatan kaisar yang dibangun sejak era Edo, maka Taman Shinjuku Gyoen adalah jawabannya. Dari pintu selatan, tempat ini dapat dicapai dengan jalan kaki sekitar 15 menit.
Shinjuku memang tidak mungkin dipisahkan dengan keramaian karena latar belakang sejarahnya. Daerah ini merupakan perhentian pertama saat bepergian dari Nihonbashi ke arah Kofu (sekarang disebut sebagai Prefektur Yamanashi) melalui jalur yang disebut Koushu-kaido.
Dahulu orang bepergian menggunakan kuda atau berjalan kaki. Pergi boleh dimaknai untuk keperluan administrasi/pemerintahan, bisa juga untuk melakukan bisnis seperti berdagang (distribusi barang).
Pada zaman kapan pun dalam kehidupan sehari-hari, pasti tidak dapat terlepas dari kegiatan bisnis dan administrasi. Anda bisa menyaksikan tingkah perangai para pelaku bisnis dan administrasi sekaligus, saat berkunjung ke Shinjuku.
Foto terakhir pada edisi pertama jepangologi, saya ambil di daerah Asakusa.
Ada dua hal yang ingin saya ceritakan melalui foto. Pertama tentang keseharian di Asakusa, dan kedua tentang uang 100 yen yang dibuat saat Olimpiade berlangsung di Tokyo tahun 1964 (koin pada foto).