Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

OTK Metaverse Kerenival

23 November 2022   10:29 Diperbarui: 23 November 2022   10:36 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(diolah dari kompasiana)

Kota Rashinban tahun 2025 pada suatu perhelatan Kerenival. Acara berlangsung melalui metaverse, sesuai namanya untuk memilih orang paling keren.

"Ayuk kita akses OTK Metaverse Put. Acara udah mau dimulai kayaknya," ajak Mas Koen.

"OTK itu apa sih?" tanya Puutaro polos.

"Orang Ter-Keren. Itu kan tujuan dari Kerenival ini," sahut Mas Koen.

Meskipun usia Mas Koen sudah lebih dari 50 tahun, wajahnya masih kinyis-kinyis. Dia memelihara banyak burung, dan baru saja membeli pasar burung yang sudah mau bangkrut.

"Mask, kita cari Marjuki, Jepri dan Kikuk yuk," ajak Puutaro yang duduk di sebelah Mask, panggilan Mas Koen. Mereka berlima adalah teman semasa sekolah.

Dalam metaverse Mas Koen menggunakan avatar burung bangau (maklumlah dia penggila burung), sedangkan Puutaro menggunakan avatar kotak putih seperti tahu karena dia memang bandar toofu (tahu).

"Eh elo udah di sini Put, Mask. Tuh dibelakang gua udah ada Kikuk ama Marjuki," sapa orang menggunakan avatar orang pelontos.

"Wah, akhirnya kita ketemu Jep," balas Puutaro pada Jepri dengan panggilan akrab. Jepri adalah tukang jual beli apa saja secara daring.

"Gue udah ketemu ama 25 orang nominasi selain kita. Mudah-mudahan mereka kaga ngilang dari Rashinban pas udah menang," sindir Kikuk sang juragan buah apel yang menggunakan avatar koboi.

"Nggak laah. Itu Puutaro nggak ngilang meskipun 3 tahun lalu udah dapet piala Kerenival of The Year. Untung sekarang kita bisa pakai metaverse untuk acara. Sambil bisa manajemen kerumunan, nggak bau ketek juga karena nggak usah berdesak-desakan, hahahaha..." Marjuki yang biasa dipanggil Marj tertawa. Dia dijuluki juragan gosip karena punya percetakan tabloid gosip.

"Tapi nggak habis pikir, siapa sih yang nominasi'in aku. Sungkan juga karena nominasi lain keren-keren," ujar Mas Koen cemas.

"Elo ngimpi nggak sebelum masuk nominasi Jep."

"Enggak."

"Aku ngimpi main sepak bola lho," sahut avatar burung bangau.

"Gue ngimpi anak udah punya pacar. Bukan cuma satu tapi tiga!" kata juragan Apel dengan muka cemas.

"Kira-kira nanti kalau menang dapet apa ya selain piala?" tanya Marjuki dengan raut muka ingin tahu.

"Kali aje dapet komputer kuantum," Kikuk menimpali sambil meringis seperti kuda sandel.

"Ah, elo kan juragan apel, bukan menantunye juragan PLN. Bisa koit entar listrik se-Rashinban kalo pakek komputer kuantum di rumah," ejek Marjuki.

"Ya udah, entar kalo kaga mau hadiahnye, jual aje ke tempat gue." Jepri berujar dengan semangat 45.

Puutaro dan 4 temannya terlihat antusias mengikuti acara itu. Maklumlah, sudah 2 tahun tidak diadakan Kerenival karena sesuatu hal.

"Eh Put, kok layar komputerku nggak gerak!" teriak Mas Koen yang duduk di sebelahnya.

Puutaro pun mengalami hal sama. Akhirnya kedua komputer teman sejawat yang duduk bersebelahan itu mati total seiring dengan kilatan halilintar dan bunyi menggelegar. Air pun tumpah dari langit seperti bendungan jebol.

"Put Put, ini ada yang bocor!" teriak Mas Koen lagi sambil menyalakan zippo dan menunjuk arah tetesan air.

"Cepet ambil sesuatu buat nampung air!"

Puutaro bergegas bangkit dan mencari sesuatu. Satu menit kemudian dia kembali sambil membawa sebuah benda dan menaruhnya untuk menampung tetesan air dari atap rumah.

"Lho Put, itu kan piala yang kamu dapat di Kerenival 3 tahun lalu. Kenapa dipakai untuk menampung bocoran air?" tanya Mas Koen agak bingung.

"Biarlah, soalnya aku nggak tahu kegunaan piala itu. Akhirnya datang juga kesempatan untuk menggunakannya. Biar nggak mubazir kan?" sahut Puutaro enteng.

*imaji dengan topil sebagai inspirasi pada hari libur Labor Thanksgiving Day saat hujan turun di musim gugur yang sunyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun