Saya selalu memanfaatkannya untuk bepergian, entah sekadar berjalan di sekitar tempat tinggal, atau ke lokasi agak jauh menggunakan bus atau kereta api.
Tokyo sebagai kota megapolitan memang terkesan sibuk dan sedikit angker.Â
Ya, Tokyo kelihatan menyeramkan. Jika Anda pernah berada di Tokyo saat jam kerja, kita dapat melihat dan merasakan orang tidak ada habisnya lalu lalang. Sebagian besar berjalan secara bergegas, bahkan tampak tanpa ekspresi di wajah.
Belum lagi jika berbicara tentang kehidupan amat kompleks di kota yang dahulu bernama Edo. Mulai dari kesibukan bekerja tak kenal waktu alias "P4" (pergi pagi pulang petang), sampai pada kehidupan orang per orang yang sangat tertutup.
Akan tetapi di balik kehidupan kerasnya, Tokyo juga mempunyai sisi keindahan. Sayangnya hanya saat musim gugur saja Anda bisa menemukan dan merasakan keindahan ini. Â
Jika hanya mengunjungi spot wisata di daerah sibuk seperti Shinjuku, Shibuya, Harajuku atau tempat keramaian lain, mungkin kita tidak pernah tahu ada keindahan yang tersembunyi.
Di Tokyo terdapat seratusan lebih taman. Ada taman dengan area luas, kebanyakan dikelola oleh dinas pertamanan pemerintah Tokyo. Untuk menyebut beberapa contoh misalnya Koishikawa Kourakuen, Rikugien, Showa Kinen Kouen, Shinjuku Gyoen, Kiyosumi Teien dan lainnya.
Selain itu ada taman kecil, yang namanya pun Anda mungkin tidak pernah dengar. Taman-taman ini umumnya jauh dari pusat keramaian, meskipun masih berada di Tokyo.
Nah, di taman seperti inilah Anda bisa menemukan keindahan. Saya lebih suka mengunjungi taman dengan skala sedang dan kecil, lebih-lebih yang jauh dari keramaian. Hakikatnya, selain keindahan, di taman jenis ini kedekatan dengan alam bisa lebih kita rasakan.
Berjalan di antara pepohonan pada musim gugur, mengingatkan kita pada banyak hal. Terutama kita dapat merasakan alam ingin menunjukkan, bahwa keindahan yang dilambangkan dengan daun bewarna-warni, sifatnya hanya sementara belaka.