Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Humor] Serba-Serbi Rumah Sehat

13 Agustus 2022   11:51 Diperbarui: 13 Agustus 2022   14:39 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari illustrain.com

Sudah 2 tahun Puutaro bertugas sebagai resepsionis di tempat yang sekarang bernama Rumah Sehat. Padahal yang datang kesini kebanyakan orang sakit. 

Dia tak acuh karena perubahan nama tidak berpengaruh pada gajinya. Meskipun sempat sebal karena tukang ojek tidak mengenali tempat ini, ketika naik ojek dihari pertama setelah nama gedung berubah.

Sambil nyemil kue susun (ditempat lain namanya kue lapis), dia memandangi orang yang datang dan pergi.

Tiba-tiba seseorang perlente mendatanginya. Pakaiannya lebih mentereng dibanding para remaja yang mejeng di Cilok Fashion Week (CFW).

"Pak, saya ada janji dengan psikiater. Bisa bantu cek?"

"Sebentar Pak." Puutaro melihat buku catatannya, kemudian menyahut.

"Oh, Dokter Mat Pelor bisa menemui Bapak Minggu depan."

"Oke deh. Terima kasih ya," sambil berkata begitu orang tersebut hendak meninggalkannya.

"Eh Pak, tunggu sebentar. Ada pesan dari Dokter Pelor agar Bapak berhenti merokok saat pertemuan berikutnya."

"Kok bisa begitu? Kan Dokter Mat Pelor itu psikiater, bukan dokter penyakit dalam. Kenapa saya dilarang merokok?"

"Iya Pak. Dokter Pelor bilang, dia tidak mau kursi dan taplak mejanya bolong-bolong kena rokok Bapak!"

*****

Hujan turun deras di luar. Karena pengunjung sepi, Puutaro menghampiri loket pembayaran yang berlokasi di sebelahnya. Dia mendengar ada sedikit kegaduhan.

"Saya keberatan dengan ongkosnya. Masak tambal gigi aja biayanya 200 ribu?" Seorang ibu muda protes sambil mencari sesuatu di dalam tas Lotega (versi KW dari Bottega Veneta).

"Ini, coba kamu baca. Disitu tertulis biaya nol persen kan?" katanya sambil menyerahkan selembar kertas yang kelihatannya reklame.

"Iya bu, disini memang tertulis biaya nol persen. Tapi kalau Ibu baca lebih teliti lagi, ada tulisan kecil, De-Pe. Artinya ibu bisa bayar mencicil kalau keberatan biaya, tanpa harus bayar DP. Alias Depe nol persen. Ibu bisa bayar 50 ribu sekarang, sisanya dibayar nanti tiap bulan."

"Ah, ada-ada aja. Emangnya kredit panci pakai DP segala," kata ibu itu sewot.

"Ya udah Bu, kalau keberatan balik aja ke tempat Dokter Mat Solar. Ibu bilang keberatan bayaran, dan minta tambalan giginya dicabut aja," ujar Puutaro kalem sambil ngeloyor pergi.

*****

Meskipun hanya bekerja sebagai resepsionis (bukan perawat ataupun dokter) di Rumah Sehat, Puutaro senang membaca tulisan tentang kesehatan. Beberapa hari lalu dia membaca di majalah, jika minum ASI sejak bayi, maka orang bisa sehat dan membuat bentuk fisik yang bagus.

Dia teringat itu ketika seorang berbadan tegap mendatanginya, dan bertanya nomor ruang rawat temannya. Pucuk dicinta ulam tiba pikirnya, sehingga dia langsung bertanya untuk memastikan apa yang dibaca.

"Mas, saya ingin tanya sesuatu. Boleh kan? Soalnya kan badan mas bagus banget. Tapi jangan marah ya?" kata Puutaro sedikit kikuk.

"Iya boleh. Ada apa ya?"

"Mas nya pasti minum ASI sejak bayi kan?"

"Ah enggak. Siapa bilang? Saya minum ASI sejak umur 20-an kok"

*****

"Put, put, tolong kamu bantu bawa dorongan ini dong," pinta Dokter Mat Pengki, ahli bedah kondang di Rumah Sehat dengan tergopoh-gopoh.

"Iya Dok Pengki, tapi saya kebelet mau hajat kecil nih," saut Puutaro.

"Ah sok pakai kata hajat segala. Udaaah deh, tahan dulu sebentar. Ini lebih penting. Pasien ini bilang menelan Harimau. Makanya saya bius dia. Yuk bantu saya membawanya ke kebun binatang!"

Puutaro mengalah. Sesampainya di kebun binatang, Dokter Pengki memberi perintah untuk menaruh dorongan di samping kandang Harimau.

Setelah pasien siuman, dia melihat sekeliling dan mendapati Harimau berwarna oranye sedang tiduran di dalam kandang.

"Dok, kok ada Harimau tertidur di kandang?" tanya sang pasien

"Iya, saya barusan mengeluarkan Harimau yang kau telan." ujar Dokter Pengki dengan bangga.

"Tapi Dok, saya kan menelan Harimau Putih."

*****

Puutaro sedang membaca berita koran tentang naturalisasi (di tempat lain namanya normalisasi) sungai, ketika seorang kakek dengan terbatuk mendatanginya.

"Mas, saya mau kembalikan botol obat ini," katanya sambil menyerahkan botol yang dibungkus tas plastik.

"Kenapa kek? Kan kakek batuk, jadi kalau dokter sudah memberi obat ini ya harus diminum," Puutaro berusaha membujuknya.

"Nggak ah. Setelah mencoba minum sedikit dan mencicipi rasanya, saya lebih baik batuk saja daripada meminum obat," kata sang kakek santai.

*****

Sebenarnya Puutaro tidak mau pusing dengan urusan rumah sehat. Meskipun istilah baru ini agak aneh, karena yang datang kesini kenyataannya adalah orang yang kelihatannya saja sehat, atau setengah sehat, atau mungkin hanya sebagian kecil (bukan nol persen) saja yang sehat.

Dari kata asal hospital pun, arti awalnya adalah rumah untuk orang-orang yang butuh bantuan. Orang sehat tentu tidak butuh bantuan, dalam perspektif tertentu. Bahasa Jepang juga menuliskan dua kanji yang artinya rumah (untuk orang) sakit sebagai padanan kata hospital.

Puutaro tidak melanjutkan pemikiran tentang rumah sehat, karena dia sedang pusing seribu keliling. 

Bagaimana tidak pusing. Makanan pokok yang menjadi favoritnya sebagai bujangan yaitu mi instan, kabarnya akan naik harga. Puutaro pusing memikirkan bagaimana dia harus berhemat, agar bisa membeli mi instan untuk mengisi perutnya setiap malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun