Meskipun saat ini saya berada di kampung halaman, hujan yang turun setiap sore membuat perasaan seperti sedang menikmati musim gugur. Hujan, memang kerap turun saat musim gugur.
Itu hanya sebatas perasaan saja, karena suasananya tidak sama persis sih. Contohnya bunyi butiran air hujan yang jatuh di genting, dan angin yang membawa bau khas tanah basah, merupakan salah satu yang membedakan suasana hujan di Jakarta, bila dibandingkan dengan suasana hujan di Tokyo.
Sebaliknya kalau kita berbicara tentang kesamaan hujan, salah satunya adalah, yang jatuh itu sama-sama air.
Oh ya, saya harus menambahkan satu lagi perbedaan suasana hujan.
Udara musim gugur itu sejuk, sehingga hujan yang turun di musim gugur menambah nyaman suasana. Akan tetapi udara saat hujan yang menemani saya tiap sore sekarang, sangat lembap. Sehingga boleh dikatakan saat hujan turun pada sore hari, kenyamanan menjadi agak berkurang.
Saya tidak akan protes atas perbedaan kelembapan yang mengakibatkan rasa tidak nyaman. Soalnya dengan suasana inilah, justru saya menikmatinya.
Menikmati itu maksudnya bagaimana? Bukankah rasa tidak nyaman itu sesuatu yang tidak enak untuk dinikmati?
Tunggu, jangan protes dahulu. Jika Anda sudah membaca tulisan sebelumnya, pasti tahu jawabannya. Yaitu kalau di kampung halaman, saya bisa menikmati hujan sambil makan bakso!
Bahkan saya bisa menciptakan satu peribahasa baru. Bunyinya, "Daripada hujan dengan udara dingin di negeri orang, lebih baik hujan dengan udara lembap sambil makan bakso di negeri sendiri".
Baiklah, kita tinggalkan urusan bakso. Sekarang saya akan cerita persamaan hujan di Jakarta dan Tokyo, yaitu tentang air saja ya.