Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tora! Tora! Tora!

1 Januari 2022   10:00 Diperbarui: 1 Januari 2022   20:31 1108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu tahun baru (nengajou) yang saya kirim tahun ini (dokpri)

Aku tidak ada di sini seratus tahun lalu
Seratus tahun nanti pun, mungkin aku tidak di sini
Bak ruang yang biasa aku singgahi
Dunia seperti tempat yang tidak pernah kubayangkan

Tanigawa Shuntaro

Pagi ini ada aktivitas yang saya lakukan hanya setahun sekali. Yaitu mengganti semua kalender, baik yang terpasang di dinding maupun di atas meja. Kita semua pasti bersyukur, dapat menyongsong hari pertama pada tahun yang baru.

Orang merasa lega karena bisa melewati masa pergantian tahun. Akan tetapi, dibalik itu kita juga harus waspada dan bersiap-siap, sebab itu berarti "stasiun perhentian" akhir sudah dekat.

Meskipun kita tahu bahwa dunia itu fana, namun ada orang yang ingin hidup selamanya. Chairil Anwar mengatakan ingin hidup seribu tahun lagi.

Beberapa orang lebih realistis. Tanigawa, penyair Jepang yang cuplikan puisinya saya tulis di awal, menyatakan bahwa seratus tahun lagi mungkin sudah tidak ada di bumi.

Tahun 2022 merupakan tahun mizunoe-tora. Dalam bahasa Indonesia, tahun macan air. Tora adalah bahasa Jepang untuk macan. Banyak yang meramalkan bahwa tahun tora merupakan tahun pergolakan dan banyak kejutan. 

Sebagai catatan, siklus zodiak Jepang berlangsung selama 60 tahun. Pada siklus mizunoe-tora sebelumnya yaitu tahun 1962, kita tahu bahwa ada krisis Kuba yang membuat dunia bergolak karena saat itu dikhawatirkan dapat menjadi pemicu PD ke-3.

Meskipun tora tidak ada di Jepang, namun banyak lukisan menggunakan objek hewan yang mempunyai nama Latin Panthera tigris ini.

Lukisan tora tertua bisa ditemukan pada dinding Takamatsuzuka kofun yang berada di Nara. Kofun adalah sebutan untuk kuburan para bangsawan pada abad ke-5 sampai ke-7.

Kemudian pada era Sengoku (zaman perebutan daerah kekuasaan), lukisan tora sangat digemari terutama oleh panglima perang tertinggi (shogun). Alasannya, tora melambangkan kekuatan.

Para daimyou (penguasa daerah) juga menyukai lukisan tora karena melambangkan kekuasaan besar.

Pada era Edo, tora banyak dilukis oleh Ito Jakuchuu dan Nagasawa Rosetsu. Memasuki masa lebih modern yaitu era Meiji sampai Showa, lukisan tora karya Oohashi Suiseki sangat populer di masyarakat.

Kartu tahun baru (nengajou) yang saya kirim tahun ini (dokpri)
Kartu tahun baru (nengajou) yang saya kirim tahun ini (dokpri)

Tora bukan saja menjadi objek seni lukis. Peribahasa pun banyak menggunakannya sebagai objek. Karena 2022 adalah tahun tora, maka saya akan memberikan contoh 5 diantaranya.

"Koketsu ni irazunba, koshi wo ezu"
Arti harfiahnya, kalau mau menangkap anak macan harus berani masuk ke kandang macan. Peribahasa ini mengajarkan kita agar berani mengambil risiko jika ingin sukses.

"Kiko no ikioi"
Arti harfiahnya, sekali kita menaiki macan, maka kita tidak bisa turun karena kalau turun pasti akan dimakan. Peribahasa ini mempunyai makna, apa yang sudah kita mulai harus serius dijalani sampai akhir atau sampai tujuan tercapai. Orang dianjurkan agar tidak menyerah di tengah jalan.

Dua peribahasa tersebut diperlukan terutama untuk menjalani segala kegiatan pada tahun tora, yang diramalkan akan penuh dengan gejolak.

Berikutnya mari kita simak peribahasa untuk pengingat agar kita berhati-hati.

"Tora no o wo fumu"
Arti harfiahnya, menginjak ekor macan. Menginjak ekor kucing saja bisa berabe, bagaimana kalau kita menginjak ekor macan? Anda tentu dapat membayangkan akibatnya kan? Peribahasa ini mengajarkan kita agar berhati-hati dalam setiap langkah maupun sebelum melakukan suatu tindakan.

Terakhir, dua peribahasa berikut adalah peringatan yang menggambarkan tentang orang yang sok.

"Tora no i wo karu kitsune"
Arti harfiahnya, rubah yang berlagak karena meminjam kekuasaan macan. Pelajaran yang bisa kita petik dari peribahasa ini adalah, ada orang gemar berlindung dibalik kekuasaan yang sebenarnya tidak dipunyai.

"Youshitu-kohi"
Arti harfiahnya, domba yang sok berbulu macan. Peribahasa ini mengajarkan kita untuk tidak sekadar menghiasi diri agar kelihatan hebat dari luar. Padahal, kemampuan tidak ada. Dalam bahasa Indonesia, mirip dengan peribahasa tong kosong nyaring bunyinya.

Itulah sebagian dari peribahasa yang berhubungan dengan tora. Semoga bisa menjadi pegangan dan sekaligus pengingat.

Saya tidak biasa membuat resolusi. Kita (termasuk saya) mungkin waswas karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada tahun 2022, yang lembarannya baru saja kita buka.

Akan tetapi saya punya satu harapan pada tahun baru ini, yang sebenarnya tidak berubah dari tahun ke tahun. Yaitu, semoga setiap hari saya bisa menikmati terbitnya matahari, mensyukuri setiap detik, menit dan jam yang berlalu, kemudian memandang sang surya menyelinap di ufuk barat.

Saya ingin menjalani hari-hari seperti biasa, tanpa harapan yang muluk-muluk. Karena bagi saya, dapat menjalani hari demi hari saja, merupakan hadiah yang paling berharga. Bukankah hari ini dalam bahasa Inggris disebut present?

Kalau Anda pernah menyimak Hamlet karya Shakespeare, tentu tidak asing lagi dengan frasa "To be, or not to be". Ini selaras dengan kehidupan, karena kita pasti dihadapkan dengan pilihan-pilihan.

Tora melambangkan keberanian. Harapannya pada tahun tora ini, semoga kita tidak gentar jika suatu saat nanti menghadapi pilihan yang paling sulit. Jangan takut gagal, karena kesuksesan mustahil dapat diraih jika tidak ada kegagalan.

Selamat tahun baru 2022.
Semoga rahmat Tuhan dan kebahagiaan selalu beserta Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun