Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"No Time To Die", Katarsis Daniel Craig dan Saya

30 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 29 Maret 2022   13:00 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain Bond girl, pemandangan alam juga menarik untuk dibahas. Penonton dapat menikmati berbagai suasana menakjubkan, seiring dengan perjalanan JB ke berbagai belahan dunia. Pada film No Time To Die, JB memulai perjalanan dari Jamaika, lalu pergi ke Italia, Norwegia, Inggris, dan bahkan ke Atlantik.

Kita "disuguhi" pemandangan apik sebagai pembuka, saat Safin berjalan di sela pepohonan yang dihiasi salju tebal di sekeliling, dengan sudut pengambilan kamera dari atas. 

Linus Sandgren memang mahir menempatkan subjek utama dan pendukung pada frame pembuka. Sehingga penonton paling tidak bisa sedikit memahami apa yang ingin disampaikan, merasakan pergolakan suasana batin sang tokoh jahat, sekaligus memuaskan mata penonton. Bahasa keren anak zaman now penghobi fotografi, point of interest-nya kena.

Mobil sebagai "penyedap" film JB  juga menarik untuk menjadi bahasan. Tentu bukan sembarang mobil, karena kebanyakan film JB selalu menggunakan mobil yang bukan hanya canggih, tapi bentuknya pun mempunyai nilai seni tinggi. Pada film No Time To Die, sebut saja Aston Martin BB5, DBS Superleggera, Jaguar XF, Land Rover Defender dan sebagainya.

Kali ini saya tidak ingin membahas hal-hal tersebut. Pokok bahasan saya batasi pada film JB khususnya No Time To Die dari 3 sudut, yaitu teknologi, musik, dan Jepang.

Saya mulai dari teknologi. Pada setiap film JB, kita bisa melihat bermacam alat buatan Q, serta berbagai macam kecanggihan teknologi lain.

Pada film lawas The Spy Who Loved Me yang dirilis tahun 1977, mobil Lotus Esprit versi JB mampu menyelam dalam air. Tomorrow Never Dies yang dirilis tahun 1997 memperlihatkan adegan ponsel Ericsson digunakan sebagai alat pindai sidik jari, stun gun, bahkan untuk mengontrol mobil BMW dari jarak jauh!

Folding Glider di NTTD (screenrant.com)
Folding Glider di NTTD (screenrant.com)
Mungkin glider yang Anda tahu sebelum menonton film No Time To Die, hanya dapat digunakan di udara dan sayapnya pasti permanen. Akan tetapi setelah menontonnya, Anda pasti tahu bahwa ternyata glider mempunyai sayap yang bisa dilipat dan mengembang di udara, malahan mampu masuk ke dalam laut dan bergerak seperti kapal selam.

Senjata rebutan pada film ke-5 Daniel Craig adalah virus yang bisa diprogram berdasarkan gen (DNA). Cara kerjanya dengan menyebarkan nano-bot (robot berukuran nano, yaitu ukuran sepermiliar meter) melalui kontak fisik, kemudian masuk ke dalam tubuh lawan.

Harap diingat bahwa teknologi yang ditampilkan pada film JB semuanya adalah fiksi belaka. Akan tetapi, dasar dari fiksi itu adalah hal nyata. 

Anda pasti tahu bahwa gen dan nano-bot adalah dua teknologi populer saat ini, terutama berhubungan dengan dunia kesehatan. Apakah Anda pernah membaca bahwa gen, saat ini dapat diedit? Atau mungkin pernah membaca berita perihal penelitian dan pengembangan nano-bot dengan tujuan memelihara sel (jaringan) untuk menjaga kesehatan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun