Mumpung sedang membicarakan musim semi dalam huruf kanji bahasa Jepang, saya teringat ada satu kata yang bisa menggambarkan dengan jelas apa sebenarnya musim semi itu. Yaitu kata haru-ranman. Kata ini mempunyai arti bunga bermekaran, atau terang cahaya matahari bertebaran.
Tahukah Anda bahwa pada musim semi, ada satu kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang Indonesia, dilakukan juga oleh orang Jepang?
Selama masa ohigan pada musim semi yang berlangsung 7 hari, orang Jepang biasanya menyekar ke kuburan keluarga. Ohigan adalah keadaan di mana manusia bisa melenyapkan atau menang atas nafsu duniawi dan mencapai pencerahan (satori).
Sekarang saya akan bercerita tentang dua camilan favorit saat musim semi.
Pertama adalah sakuramochi, yaitu makanan yang terbuat dari ketan diberi warna merah jambu. Di dalamnya berisi kacang merah manis, dibungkus dengan daun pohon sakura. Daun pohon terlebih dahulu direndam dalam air garam, sehingga rasanya agak asin.
Perpaduan rasa asin daun pembungkus, aroma daun bunga sakura, dan rasa manis kacang merah, merupakan perpaduan dahsyat yang tidak bisa saya temukan pada camilan lain.
Omong-omong, camilan sakuramochi sudah mempunyai sejarah panjang selama ratusan tahun karena makanan ini dibuat pertama kali oleh Yamamoto Shinroku pada era Edo.
Warna pada dan-go merupakan lambang dari bunga sakura. Gigitan pertama pasti pada dan-go merah jambu, yang merupakan warna sakura ketika masih kuncup. Kemudian, putih adalah warna sakura ketika sedang mekar. Gigitan terakhir adalah hijau, sebagai warna pohon sakura saat bunga sakura sudah rontok.