Orang yang mencintai musim semi
Adalah orang berhati bersih
Dia temanku, bak bunga sumire
Menurut jajak pendapat maupun pengalaman pribadi, orang Jepang sangat suka musim semi.
Ada beberapa alasan untuk itu. Pertama dan mungkin tidak pernah kita duga, ternyata orang Jepang tidak suka udara dingin saat musim gugur dan musim dingin. Mereka juga tidak suka udara panas. Sehingga kebanyakan orang Jepang suka musim semi, karena udaranya sejuk.
Kedua, musim semi adalah awal dari kehidupan baru. Tahun ajaran baru dimulai saat musim semi. Begitu juga bagi mahasiswa yang baru saja lulus, mereka biasanya masuk ke kantor pada musim semi, yaitu bulan April.
Toko-toko gencar melakukan promosi saat musim semi. Sehingga orang Jepang umumnya menunggu momen sale musim semi, saat mereka ingin membeli sesuatu barang yang bukan kebutuhan pokok.
Misalnya saja, toko alat tulis dan toko buku, memberikan korting bagi pelajar dan mahasiswa. Toko elektronik juga melakukan sale khusus musim semi, bagi orang yang memulai kehidupan baru sebagai pegawai. Sebab umumnya mereka ini meninggalkan rumah (tempat tinggal orangtua), lalu menyewa apartemen dekat dengan lokasi kantor.
Kehidupan baru bukan hanya berlaku bagi manusia, namun juga bagi tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang rontok daunnya saat musim gugur, mulai tumbuh tunas baru, kemudian menjadi daun muda (shinryoku).
Sebagai catatan, bunga sumire (Viola mandshurica) disebut dalam bait lagu empat musim (shiki), pada bagian tentang musim semi. Bait lagunya bisa Anda baca pada awal tulisan. Lagu ini dikarang oleh Araki Toyohisha dan populer di Jepang pada tahun 70-an.
Unsur kehidupan baru juga bisa kita selisik dari asal usul huruf kanji yang melambangkan musim semi, yaitu haru. Kanji haru menurut bentuknya, mempunyai arti biji-bijian atau rumput, maupun tunas pohon yang terkurung selama musim dingin, kemudian tumbuh tunas barunya akibat mandi cahaya matahari.