Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tentang Sapi Besi, U2, dan Tahun Baru 2021

1 Januari 2021   09:32 Diperbarui: 1 Januari 2021   15:52 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pajangan tahun baru yang biasa dipasang di depan pintu rumah (Dokumentais pribadi)

All is quiet on New Year's Day

Nothing changes on New Year's Day

Entah kenapa pada tanggal 1 Januari, saya suka memutar berulang kali "New Year's Day". Lagu ini dinyanyikan oleh Bono, vokalis grup U2.

Lirik lagu ke-3 dari album "WAR" yang mereka rilis pada tahun 1983 (seperti saya kutip di atas), cocok dengan keadaan sekarang.

Hari pertama tahun baru 2021, memang senyap.

Perayaan yang biasa dilakukan untuk menyambut dan memulai tahun baru, sepertinya banyak ditunda. Misalnya acara countdown di hotel, konser musik, pesta kembang api, konvoi di jalan dan sebagainya.

Di Jepang, pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak bepergian selama liburan akhir dan awal tahun. 

Karena jumlah terjangkiti Covid-19 meningkat drastis di Tokyo, khusus bagi tomin (sebutan bagi penduduk kota Tokyo) diimbau untuk tidak mudik. Alasannya, supaya tidak ada peluang virus menyebar ke daerah lain.

Ini merupakan hal yang sulit dilakukan karena saya rasa masyarakat di negara mana pun, pasti ada "ritual" pulang kampung saat liburan Natal dan tahun baru. 

Pemerintah bahkan menganjurkan agar masyarakat pergi ke kuil untuk acara hatsumoude lebih cepat (persisnya, sebelum tanggal 1 Januari 2021). 

Padahal, hatsumoude biasanya dilakukan pada 3 hari pertama bulan Januari (san-ga nichi dalam bahasa Jepang).

Mungkin baru kali ini ada imbauan hatsumoude lebih awal, karena situasi dan kondisi pandemi sedang terjadi. 

Sebagai catatan, hatsumode adalah ritual pergi ke kuil dengan tujuan berterima kasih atas berkah yang telah diterima. Sekaligus memohon agar pada tahun yang baru juga menerima berkah serta keselamatan.

Kue yang bertema Tahun Sapi (Dokumnetasi pribadi)
Kue yang bertema Tahun Sapi (Dokumnetasi pribadi)
Kita kembali pada lirik lagu "New Year's Day" yang sudah saya tulis di awal. 

Tidak ada yang berubah pada tahun 2021.

Rasanya kita masih harus berkutat dengan pandemi. Orang mesti menyesuaikan diri dengan keadaan yang disebut sebagai "new normal".

Sebenarnya saya kurang begitu sreg menggunakan istilah tersebut. Bagi saya dan tentu ini subjektif, itu membingungkan.

Tetapi dalam dunia linguistik, istilah tersebut sebenarnya lumrah. Paduan dua kata itu biasa disebut oksimoron. Yaitu dua kata yang berlawanan artinya, namun disatukan menjadi sebuah istilah.

"Normal" adalah keadaan biasa, menurut aturan atau pola umum. Tidak ada yang menyimpang dan tidak ada kelainan.

Sedangkan "new" adalah keadaan baru. Suatu keadaan tidak menurut aturan maupun pola umum. Sesuatu yang menyimpang dari biasanya.

Ketika pandemi mulai terjadi sekitar bulan Februari tahun lalu, keadaan berubah. Segala sesuatu mulai menyimpang dan tidak menurut pola umum. Semua pengalaman yang kita jalani, tidak pernah terjadi sebelumnya. Semuanya memang baru atau "new".

Kalau tentang keadaan "new" atau yang tidak menurut pola umum, kita bisa dengan mudah melihatnya mulai dari kehidupan sehari-hari. 

Misalnya saja di Jepang pada awal masa pandemi, semua jenis tisu tiba-tiba hilang bak ditelan black hole. Padahal biasanya, tisu banyak tersedia dan menumpuk di rak-rak penjualan, baik di warung dekat rumah sampai toserba.

Penyebabnya, karena ada isu bahwa distribusi kertas terganggu oleh pandemi. Sehingga penduduk menjadi panik dan memborong semua tisu, mulai dari tisu wajah, sampai tisu toilet pun lenyap. 

Kemudian contoh lain. Setelah jumlah orang terjangkiti virus meningkat, semua orang mulai memakai masker. Masker sempat menjadi komoditi langka di pasaran.

Akibat memakai masker, maka kita harus mengubah cara berkomunikasi. 

Contohnya saat kita berbicara langsung, karena tidak bisa lagi melihat mulut orang berbicara (tertutup masker), kita jadi lebih sulit menebak bagaimana maksud (arah) pembicaraan lebih jauh. 

Sehingga orang dituntut lebih peka terhadap gerakan badan (dan mata), maupun intonasi suara untuk menerka lebih dalam arah pembicaraan.

Bagi Anda yang punya pengalaman berbelanja di Jepang, pasti tahu bahwa senyuman merupakan senjata utama pramuniaga. 

Sayangnya kita tidak bisa melihat senyuman itu lagi, karena mereka mengenakan masker saat ini. Walaupun ada beberapa pramuniaga yang memakai masker transparan, agar pengunjung bisa melihat "senjata utama" mereka lebih jelas.

Dibanding sebelum pandemi, saat ini kita lebih sering menggunakan Zoom, Line, Google Meet, Teams, Slack dan aplikasi lainnya untuk berkomunikasi.

Cara bekerja juga mulai berubah. Orang tidak perlu lagi pergi ke kantor, namun boleh melakukan segala kegiatan dari rumah. 

Dan masih banyak beberapa contoh kejadian tidak biasa, atau menyimpang dari pola yang lazim.

Semuanya bagi saya adalah hal baru (new), tetapi belum sampai pada tahapan new "normal".

Hiasan Tahun Sapi Fengshui untuk dipajang (Dokumentasi pribadi)
Hiasan Tahun Sapi Fengshui untuk dipajang (Dokumentasi pribadi)
Sekarang saya ingin menilik tahun baru ini dari sudut lain.

Kalau kita tinjau 2021 berdasarkan penanggalan Jepang yang dihitung menurut sistem 12 zodiak dan 10 tanda kalender, maka tahun ini merupakan tahun kanoto-ushi (metal ox atau sapi besi).

Apa artinya? Menurut ramalan, tahun 2021 menuntut kita agar banyak sabar dan bertahan.

Sepertinya itu cocok dengan apa yang telah dan akan kita alami. Orang harus banyak bersabar, walaupun tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. 

Kita harus sabar mengikuti protokol kesehatan (memang agak ribet), untuk menjaga kesehatan kita dan orang-orang di sekitar.

Mungkin Anda akan menentang, "Lah, saya kan sudah sabar dari dulu Bung!"

Tunggu, jangan protes dulu. Bagi Anda yang sudah "capek" bersabar, jangan kecewa dulu. Ternyata, tahun sapi besi ada sisi baiknya lho.

Selain tahun agar kita banyak sabar, kanoto-ushi juga merupakan tanda bahwa akan terjadi peristiwa atau kabar baik ke depan.

Penjelasannya begini.

Kalau kita memakai analogi kehidupan tumbuhan, kanoto-ushi merupakan musim gugur, di mana daun banyak berguguran. 

Kita tahu bahwa setelah musim gugur, maka musim semi akan tiba bukan?

Nah, saat musim semi, maka tunas baru akan tumbuh kembali. Kemudian bunga dengan berbagai rupa juga akan bermunculan.

Artinya, setelah tahun kanoto-ushi nanti, harapan kita adalah kehidupan bisa menjadi lebih baik lagi.

Tentu ini bukan suatu hil yang mustahal. Misalnya dengan berhasilnya vaksinasi atau ditemukannya antibodi yang bisa memerangi Covid-19, maka nantinya orang tidak perlu takut lagi terhadap pandemi. Sehingga orang bisa kembali beraktivitas, meskipun dengan cara baru.

Pajangan tahun baru yang biasa dipasang di depan pintu rumah (Dokumentais pribadi)
Pajangan tahun baru yang biasa dipasang di depan pintu rumah (Dokumentais pribadi)
Sebagai penutup, saya ingin bercerita tentang arti dari lagu "New Year's Day".

Bono menjelaskan pada majalah Rolling Stone, bahwa lagu itu didedikasikan untuk Lech Walesa, pemimpin Gerakan Solidaritas Polandia. Sebagai catatan, Polandia saat itu menjalankan undang-undang darurat militer. 

Namun, keajaiban terjadi setelah lagu tersebut dirilis ke pasaran.

Pemerintah Polandia kemudian menghapus pemberlakuan undang-undang darurat militer.

Nah, berdasarkan hal tersebut, saya pikir tidak ada ruginya jika Anda melewati hari pertama pada tahun 2021 ini dengan mendengarkan lagu "New Year's Day".

Siapa tahu, keajaiban akan datang pada Anda. 

Tetapi, kalau tidak pun, jangan berkecil hati. 

Hiasan bernama Kadomatsu untuk menyambut tahun baru (Dokumentasi pribadi)
Hiasan bernama Kadomatsu untuk menyambut tahun baru (Dokumentasi pribadi)
Yang pasti pada tahun 2021 ini, matahari tetap terbit dari timur dan tenggelam di barat. 

Ayam tetap berkokok, anjing menggonggong, dan kambing pasti mengembik.

Salju tetap berwarna putih dan terasa dingin.

Kita tidak perlu terlalu berharap terjadinya keajaiban, maupun sesuatu yang sangat menguntungkan.

Akan tetapi yang harus diingat adalah, kita harus bergembira, berbahagia dan bersyukur, atas kejadian atau hal-hal kecil. 

Misalnya saja, kita perlu berbahagia saat menemukan kembali pulpen, buku, atau benda kecil lain yang hilang, karena kita sering bebenah rumah selama masa pandemi.

Atau kita berbahagia karena sekarang punya lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Walaupun di sisi lain, Anda merasa repot dan kurang bisa berkonsentrasi pada pekerjaan, karena banyak "gangguan" ketika bekerja dari rumah.

Kita tidak perlu berharap muluk-muluk. Kebahagiaan kecil seperti inilah yang sebenarnya mudah kita temui dan rasakan dibandingkan keajaiban.

Tahun 2021 merupakan momentum bagi kita untuk mencari dan merasakan kebahagiaan kecil ini sebanyak-banyaknya. Kebahagiaan yang tentunya berbeda, bagi satu orang dengan lainnya.

Selamat tahun baru 2021.

Semoga Anda selalu sehat dan berbahagia.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun