Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Desember, Bulan Istimewa sebagai Awal dari Akhir

12 Desember 2020   07:04 Diperbarui: 12 Desember 2020   09:36 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desember bagi saya merupakan bulan yang istimewa. Mungkin Anda mempunyai pendapat lain, dan tentu saja tidak ada masalah jika kita berbeda.

Kalau boleh menuliskan sedikit saja tentang mengapa Desember itu istimewa, alasannya karena tiga hal berikut.

Pertama karena Desember adalah penutup siklus satu tahun. 

Siklus sebagai putaran waktu yang berulang secara teratur, tentu mempunyai awal dan akhir. Siklus satu tahun dimulai dengan bulan Januari, dan Desember mempunyai peran sebagai penutup atau akhir dari siklus.

Karena fungsinya sebagai bulan penutup, jika ada orang yang mempunyai target semua kegiatan harus selesai tahun ini, maka dia harus lebih giat melakukan segala upaya agar semua rencana bisa diselesaikan pada bulan Desember.

Dengan kata lain, bagi orang-orang seperti ini, Desember adalah bulan sibuk. 

Jepang mempunyai nama lain untuk Desember, ditulis dengan dua huruf kanji. Bila dilafalkan berbunyi shiwasu, artinya guru (atau biksu) yang berlari. Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya, kalau seorang guru atau biksu yang biasanya tenang dalam melakukan segala hal, harus berlari.

Ada pula kegiatan shigoto-osame (artinya menutup atau mengakhiri pekerjaan), yang dilakukan pada hari terakhir masuk kantor di bulan Desember (tanggalnya bervariasi antara 26, 27, atau 28). 

Biasanya kepala divisi akan memberikan pidato singkat tentang pencapaian tahun ini dan rencana tahun depan di hadapan karyawan. Setelah itu semua orang bisa menikmati makanan ringan dan minuman (bir maupun sake) yang sudah disediakan, di tempat yang sama yaitu di ruangan kantor. 

Penutupan kegiatan bekerja ini mempunyai arti penting bagi orang Jepang. Apalagi bekerja merupakan kegiatan yang berhubungan dengan orang lain.

Antara sesama rekan, sebelum meninggalkan kantor atau berpisah saat jalan pulang ke rumah, kita saling mengucap:

"Kotoshi wa osewa ni narimashita. Rainen mo yoroshiku onegaishimasu."

Kalimat tersebut merupakan ungkapan terima kasih atas dukungan selama tahun ini. Sekaligus juga memohon untuk tidak bosan memberi dukungan yang sama tahun depan.

Kepada relasi dan partner, biasanya ucapan dikirim melalui email, atau melalui pos dalam bentuk kartu.

Minggu Adven ketiga (ameblo.jp)
Minggu Adven ketiga (ameblo.jp)
Pentingnya Desember sebagai penutup, selain berhubungan dengan orang lain, juga penting bagi diri kita sendiri. Orang bisa sejenak istirahat dan introspeksi tentang apa yang telah dilakukan selama satu tahun. Sekaligus juga memberi sedikit waktu bagi kita untuk menyusun strategi berikutnya. 

Saya tidak bisa membayangkan kalau tidak ada bulan Desember sebagai penutup tahun.

Mungkin kita harus terus menerus bekerja atau melakukan aktivitas lain tanpa bisa berhenti sejenak untuk istirahat dan melakukan introspeksi. Apalagi menyediakan waktu sekadar mengucapkan terima kasih kepada orang-orang di sekeliling atas kerja sama dan kebaikan yang telah diberikan selama setahun, maupun untuk merancang strategi kedepan. 

Kedua, mengapa Desember itu istimewa, sedikit berhubungan dengan alasan pertama. Yaitu karena posisi bulan Desember amat penting.

Ada ungkapan dalam bahasa Jepang yang cocok untuk menggambarkan posisi bulan Desember. Bunyinya "owari yokereba, subete yoshi". Sebagai catatan, ungkapan ini merupakan terjemahan dari judul buku drama "All's well that ends well" karangan Shakespeare.

Artinya, kalau pada titik akhirnya (penutup) baik, maka itu bisa menghapus, atau paling tidak mengurangi rasa kecewa yang terjadi dalam proses atau perjalanan mencapai titik akhir.

Karena posisi penting tersebut, maka pada bulan Desember orang akan berusaha keras dalam melakukan semua kegiatan, agar mencapai hasil yang baik dan maksimal. 

Ketiga, Desember istimewa karena merupakan masa penantian. Apalagi bagi saya sebagai penganut Katolik, memasuki bulan Desember adalah menjalani masa penantian sebelum merayakan hari kelahiran Sang Juru Selamat.

Ada dua rasa berbeda saya alami ketika dalam masa penantian. 

Pada satu sisi, ada rasa berat dalam hati karena penantian bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Misalnya saja, saat kita menanti, satu hari bisa terasa seperti setahun. 

Apalagi pada masa pandemi seperti saat ini, dengan banyaknya korban di berbagai belahan dunia, membuat masa penantian menjadi suatu penderitaan.

Tetapi disisi lain, ada juga rasa rindu, seperti kerinduan untuk bertemu sang pujaan ketika mengalami cinta pertama saat bersekolah dahulu. Hari demi hari saya lalui dengan penuh sukacita dan kegembiraan.

Penantian akan kelahiranNya ke dunia, merupakan campuran antara dua rasa itu. Anda pasti berpikir bagaimana merasakannya karena kedua hal tersebut adalah kontradiksi. Namun, itulah kenyataan yang saya rasakan.

Selain dua rasa berbeda, masa penantian sebelum Natal (adven, atau dalam bahasa Jepang disebut taikousetsu), juga mempunyai dua makna.

Pertama, taikousetsu mempunyai fungsi sebagai pengingat akan akhir zaman. Kemudian kedua, taikousetsu adalah masa persiapan untuk menyambut kelahiranNya.

Mengingat akan akhir zaman yang pasti datang itu penting, meskipun kita tidak tahu kapan itu akan terjadi. Untuk itu kita tidak boleh lengah, harus selalu waspada dan berjaga-jaga. 

Berjaga-jaga ini tentu bukan kita harus melek terus sepanjang malam seperti kita sedang ronda atau kerja lembur. Maupun bukan seperti kita terjaga pada malam hari karena tangisan bayi, atau ketika kita tidak bisa tidur karena misalnya badan sedang terasa tidak enak.

Arti dari berjaga-jaga adalah orang harus bisa mengenal anugerah terbesar yang telah diberikan Tuhan kepada kita, yaitu berupa talenta. Setelah mengenalnya, kita wajib menggunakan talenta tersebut untuk sebesar-besarnya kemaslahatan bersama.

Kita tahu bahwa setiap orang mempunyai talenta berbeda.

Contohnya, orang dengan talenta untuk bekerja di kantor, tentunya harus menjadi pegawai yang baik dan melaksanakan semua tugasnya dengan bertanggung jawab. Kalau Anda seorang guru, maka wajib memberikan pengetahuan dan pembekalan agar berguna bagi kehidupan murid di kemudian hari. Bagi Anda dengan talenta sebagai dokter, maka wajib mengetahui apa dan bagaimana kebutuhan pasien, kemudian merawatnya dengan baik.

Setiap orang harus terpanggil untuk mengenali dan kemudian menjalankan tugas sebaik-baiknya, sesuai dengan talenta masing-masing.

Sebagai penutup, saya ingin menambahkan bahwa Desember menjadi istimewa, karena bulan ke-12 ini bisa menjadi awal dari suatu akhir.

Alasannya begini.

Kita tahu melalui berita bahwa Inggris sudah melakukan vaksinasi untuk pencegahan Covid-19. Indonesia juga sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin pada hari Minggu lalu.

Dengan tersedianya vaksin, kita semua tentu berharap ini bisa mengakhiri ketakutan, kegelisahan dan penderitaan kita karena pandemi. Dengan tersedianya vaksin dan banyak orang yang melakukan vaksinasi, mudah-mudahan pandemi bisa segera berakhir.

Dan bulan Desember kiranya bisa menjadi saksi, atas awal dari akhir pandemi.

Semoga kita semua bisa setia dan berjaga-jaga, dengan cara melakukan tugas seturut anugerah talenta yang telah diberikan Tuhan kepada kita semua. Kesetiaan menjadi penting, karena ini adalah kunci dari penantian.

Selamat berakhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun