Perkembangan Kabukicho
Kabukicho secara umum dapat dibagi menjadi ada dua bagian, yaitu Kabukicho icchome dan Kabukicho nichome.Â
Area seluas 350 ribu meter persegi ini di sebelah barat berbatasan dengan jalur kereta JR, sebelah utara dengan Jalan Shokuan, di timurnya Jalan Meiji dan selatan Jalan Yasukuni.
Ada lebih dari 1000 jenis usaha yang berbisnis disini. Anda bisa menemukan bioskop, restoran, arena bermain, game center, bar, teater, kafe, toko kelontong, hotel dan lain-lain.
Namun sekitar tahun 80-an, dengan pembaruan undang-undang tentang bisnis hiburan bagi orang dewasa, maka bisnis ini mengalami perkembangan pesat. Sehingga daerah ini tidak cocok lagi untuk dikunjungi oleh anak-anak.
Apalagi tahun 80-an sampai awal 90-an merupakan masa emas ekonomi Jepang yang disebut dengan bubble economic. Harga saham terus melambung dan daya beli masyarakat juga meningkat drastis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Sehingga pada  saat itu, banyak sekali orang yang berkunjung ke Kabukicho, terutama dari kalangan orang dewasa.
Seiring dengan makin banyaknya orang berkunjung ke Kabukicho, maka angka kejahatan juga meningkat drastis. Apalagi Kabukicho merupakan area yang erat hubungannya dengan Yakuza.
Pemerintah daerah Tokyo berusaha untuk menekan angka kejahatan karena memang area ini termasuk lokasi yang bisa menarik banyak turis untuk berkunjung. Peraturan juga lebih diperketat agar Yakuza tidak bisa dengan leluasa melakukan bisnis di sana.
Usaha ini kelihatannya membuahkan hasil yang positif.Â
Area Kabukicho pada era 90-an sangat berbeda dengan sekarang. Kejahatan memang masih ada, namun sudah banyak berkurang. Begitu juga dengan jumlah bisnis yang membuka usaha khusus bagi orang dewasa juga sudah tidak sebanyak dahulu lagi. Yakuza juga jauh lebih sedikit jumlahnya.