Sebenarnya beberapa hal di atas seperti imbauan untuk tidak keluar rumah, sudah diumumkan oleh Gubernur Tokyo Koike Yuriko jauh-jauh hari. Namun kelihatannya orang masih keluar rumah pada akhir pekan, maupun pergi ke tempat dengan populasi orang yang besar dan ruangan yang tertutup (berventilasi buruk) seperti live house, karaoke dan bar.Â
Namun perkembangan terakhir, jumlah orang yang terjangkiti virus corona di kota besar seperti Tokyo per hari menembus angka tiga digit yaitu 143 orang pada tanggal 5 April. Total jumlahnya sampai hari ini 1040 orang, yang merupakan jumlah terbesar di Jepang.Â
Sedangkan jumlah total pasien positif COVID-19 di Jepang saat ini berjumlah 3569 orang, dengan jumlah orang yang meninggal dunia 73 orang.
Yang mengkhawatirkan akhir-akhir ini adalah, banyak dari pasien baru positif COVID-19 tidak diketahui bagaimana dia bisa tertular.
Hal seperti itulah yang mendorong Abe untuk mengumumkan keadaan darurat, agar orang lebih patuh dan pergerakan orang bisa dikendalikan.
Selain pengumuman keadaan darurat, pada bidang ekonomi, Abe Shinzo juga akan menggelontorkan dana sebesar 108 triliun yen (sekitar 16 biliun Rupiah). Tahu tidak bahwa jumlah ini adalah 20 persen dari GDP (Gross Domestic Product) Jepang lho!
Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk bantuan kepada orang maupun badan usaha yang terkena efek pandemi Covid-19.Â
Misalnya memberikan uang tunai sebesar 300 ribu yen (sekitar 45 juta Rupiah) kepada orang yang penghasilannya berkurang sampai 50 persen, kemudian memberi suntikan dana untuk membantu para pengusaha kelas kecil dan menengah, maupun untuk membantu orang yang tidak bisa membayar pajak.
Saat ini, sebagian besar pekerja dianjurkan untuk bekerja dari rumah (dalam bahasa Jepang lebih populer dengan sebutan Tele-work).Â
Saya sendiri mulai minggu lalu sudah bekerja dari rumah. Selama kurang lebih seminggu ini, kalau melihat berita televisi, memang terlihat tidak banyak ada kerumunan orang.Â