Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jepang dan "Corona Shock"

29 Februari 2020   21:30 Diperbarui: 1 Maret 2020   08:00 4189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau dihitung jumlah nominalnya, kita bisa ambil contoh Prefektur Shizuoka. Daerah ini letaknya berdekatan dengan Gunung Fuji, sehingga menjadi salah satu tempat favorit wisatawan mancanegara termasuk dari Tiongkok. Di daerah ini, pemasukan dari sektor pariwisata mulai dari bulan Januari diperkirakan berkurang sekitar 100 miliar yen!

Dalam bidang hiburan, Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea dikabarkan akan tutup untuk sementara mulai hari ini (29 Februari) sampai dua minggu kedepan. 

Jika kita lihat data tahun lalu, jumlah pengunjung pada bulan Maret sekitar 32 juta orang. Kalau dua minggu, berarti kita bisa hitung prediksi jumlah pengunjung secara kasar ada sekitar 15 juta orang. Kalau jumlah ini dikalikan harga tanda masuk, bisakah Anda bayangkan berapa nominal pendapatan yang hilang?

Kemudian kalau kita melihat industri manufaktur sebagai salah satu penopang Jepang sebagai negara industri, efek "Corona Shock" juga sudah terlihat.

Produsen mobil Nissan yang sempat menjadi topik pemberitaan karena kaburnya Carlos Ghosn, juga menghentikan sementara kegiatan produksi (walaupun hanya beberapa hari) pada beberapa pabriknya yang berada di Kyushu, Shizuoka dan Kanagawa. 

Lalu Canon yang kita kenal sebagai produsen kamera, juga mengentikan sementara kegiatan produksi dari tanggal 2-15 Maret, pada 5 lokasi pabrik yang berada di daerah Kyushu.

Tidak ada berita yang bisa dijadikan referensi tentang jumlah nominal kerugian dari berhentinya kegiatan pabrik tersebut. Namun saya kira, tentu kerugian yang diderita tentu tidak sedikit.

"Corona Shock" pun Berpengaruh pada Harga Perdagangan Saham.

Menurut Nikkei, harga saham rata-rata mingguan mengalami penurunan sekitar 2.243 yen. Bahkan penurunan total nilai saham perusahaan (bahasa teknisnya market capitalization) yang terjadi sejak wabah merebak, sudah hampir mendekati penurunan yang terjadi akibat China Shock pada tahun 2015!

Namun pemerintah Jepang juga tidak tinggal diam.

Untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona, Abe Shinzo telah meminta semua pihak yang terkait agar meliburkan sekolah (SD, SMP, SMA) mulai dari Senin tanggal 3 Maret sampai dua minggu kedepan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun