Kita tahu bahwa industri merupakan penopang perekonomian Jepang. Agar roda perekonomian berjalan dengan baik, Jepang banyak membangun pabrik. Lokasinya tidak hanya di dalam negeri saja, melainkan juga di luar negeri termasuk di Indonesia.
Masing-masing pabrik tersebut akan menghasilkan barang yang selalu sama.
Misalnya pabrik kamera akan memproduksi kamera, bukan tas atau baju. Begitu juga dengan pabrik mobil, motor, alat rumah tangga, masing-masing akan memproduksi barang yang sama terus menerus (kecuali jika pabrik diubah untuk produksi barang lain).
Mungkin ada sedikit saja perbedaan yang bisa kita kenali dari luar, misalnya perbedaan warna dan model. Namun begitu, barangnya tetap saja sama.
Manusia tentu berbeda, karena dia bukan produk dari pabrik. Perbedaannya jelas (kasat mata) antara manusia satu dengan lainnya. Selain itu, sifat, perilaku, selera, dan hal lain yang tidak kasat mata pun, juga berbeda.
Penting untuk diingat bahwa perbedaan itu tidak kemudian menjadi pembatas atau penghalang. Jadi tidak boleh kita menganggap, misalnya ada orang berhak mendapat kasih, sementara untuk lainnya tidak karena perbedaan yang kebetulan dimiliki orang tersebut.
Walaupun begitu, secara tidak sadar perbedaan pada manusia terkadang dapat menimbulkan "kemiskinan".
Tentu disini saya tidak berbicara tentang kemiskinan secara materi, karena saya pikir pada zaman maju seperti sekarang, tentu kemiskinan materi sudah banyak berkurang dibandingkan dengan zaman dahulu.
Akan tetapi, saya berbicara tentang kemiskinan lain, yang tidak berubah dari dahulu sampai sekarang. Kemiskinan bukan karena tidak punya smartphone seri terbaru, maupun bukan karena tidak punya harta. Kemiskinan lain yang lebih menakutkan.
Yaitu "kemiskinan" yang timbul karena kesendirian. Juga "kemiskinan" karena tidak dicintai.