Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara RKUHP, "Ichigankoku", dan Celana di Tengahnya

28 September 2019   12:52 Diperbarui: 29 September 2019   05:59 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: lifehacker.jp

Namun apesnya, dia tertangkap oleh masyarakat karena anak itu berteriak ketika dibawa lari. Mereka lalu membawa tokoh dalam cerita, ke tempat pengetua untuk disidang. Sang tokoh dalam cerita juga terkejut ketika sampai di rumah pengetua yang sudah dipenuhi oleh masyarakat. Sebabnya, ternyata semua penduduk disana bermata satu!

Singkat cerita, keputusan masyarakat adalah untuk menaruh tokoh dalam cerita itu di misemono-goya yang akan dikelola oleh penduduk. Karena sang tokoh bermata dua, sehingga membuatnya aneh dan unik di negara yang penduduknya mempunyai satu mata. Hasil dari uang yang didapat dari misemono-goya akan digunakan untuk kepentingan negara.

Dari cerita ini kita bisa mengambil hikmah, bahwa persepsi satu masyarakat belum tentu sama dengan masyarakat lain. Juga persepsi satu orang bisa berbeda dengan orang lain, bahkan dengan masyarakat dimana dia tinggal.

Tokoh cerita mempunyai persepsi bahwa orang dengan mata satu tentu aneh, dan akan membawa banyak keuntungan jika ditaruh di misemono-goya di daerahnya. Ternyata, dia sendiri yang ketiban sial karena pada masyarakat yang bermata satu, sang tokoh sendiri adalah seorang yang unik dan aneh dalam persepsi mereka.

Begitu juga persepsi dari pemerintah, tentu bisa berbeda dengan masyarakat kebanyakan. Sehingga tentu perlu penjelasan atau bertukar pikiran antara keduanya, agar semua masalah bisa menjadi jelas persoalannya.

Saya ingin menutup tulisan dengan mengatakan bahwa, segala sesuatu yang dipandang baik dan bagus tentu akan terus bertahan untuk diterapkan atau dipakai di masyarakat. Sebaliknya sesuatu yang tidak berguna, akan begitu saja hilang dari ingatan dan lenyap ditelan zaman.

Contohnya, kursi yang mulai digunakan dari zaman peradaban kuno mesir, masih tetap dipakai sampai sekarang. Tentunya saat ini, kursi mempunyai banyak variasi bentuk dan proses pembuatannya pun bisa dari berbagai macam bahan.

Begitu juga dengan sendok dan garpu, yang pertama kali juga digunakan oleh peradaban kuno di mesir untuk acara ritual keagamaan. Lalu berkembang sehingga digunakan juga sebagai alat makan, dan peradaban Roma mulai membuatnya dari bahan perak dan perunggu. Walaupun ada beberapa orang yang masih memakai tangan untuk makan, sendok dan garpu juga masih digunakan untuk makan sampai sekarang.

Kursi, sendok dan garpu merupakan satu contoh bahwa apa-apa yang baik dan bermanfaat akan bertahan dan tidak hilang tertelan oleh zaman.

Bahkan celana yang kita pakai sehari-hari sekarang,  mempunyai sejarah yang panjang karena sudah digunakan sejak 2900 SM!

Tentu kalau celana ini dipandang tidak bagus dan tidak berguna, maka pemandangan di sekitar kita sekarang akan menjadi lain, karena celana pasti sudah punah. Coba cek sekeliling Anda, apakah ada yang tidak memakai celana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun