Yang lebih realistis adalah, cerita AI yang bisa menggantikan pekerjaan manusia, karena saat ini sudah terjadi pada beberapa bidang (walaupun terbatas). Misalnya bidang kedokteran, finansial, bahkan untuk hal-hal yang menyangkut urusan pribadi, seperti yang sudah saya tuliskan di paragraf sebelumnya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan, dengan penyempurnaan teknologi saat ini, dan dengan temuan teknologi (terobosan) yang lebih baru lagi untuk menunjang teknologi AI dimasa depan, maka pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia akan menjadi semakin berkurang (menyempit).
Amerika sudah menggunakan drone yang dikendalikan dari jarak jauh untuk melakukan serangan ke negara lain. Namun kendala drone adalah, adanya time lag karena perintah yang disampaikan dipengaruhi oleh kondisi komunikasi, Â antara pusat kendali dan drone. Dengan AI, tidak ada kekhawatiran ini lagi, karena AI langsung mengoperasikan drone atau bahkan pesawat tempur, tanpa harus mengendalikannya dari jarak jauh lewat jalur komunikasi.
Apalagi kita semua tahu, teknologi untuk militer selalu berkembang lebih dahulu, dan awalnya dimanfaatkan hanya untuk kepentingan militer. Misalnya GPS, lalu Internet yang awalnya adalah jaringan ARPANET yang didanai oleh DARPA (badan riset milik Dephan AS).
Akhir kata, saya ingin mengingatkan bahwa kita tidak perlu khawatir (berlebihan) tentang AI. Yang diperlukan adalah pemahaman tentang (teknologi) AI secara tepat dan benar. Hal yang sama, juga berlaku secara umum, untuk segala macam teknologi. Supaya kita tidak bingung dan tidak begitu saja percaya pada sesuatu yang tidak logis, atau tidak berdasarkan pada fakta.Â
Selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H