Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sayounara Heisei, Youkoso Reiwa

1 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 3 Mei 2019   09:48 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ameya Yokocho Shopping Street di Ueno memasang spanduk menyambut era Reiwa (dokpri)

Dengan naik takhtanya Pangeran Naruhito menjadi kaisar Jepang, maka otomatis era Heisei sudah berakhir. Tanggal 1 Mei 2019 adalah awal gengou baru Jepang, yaitu era Reiwa (dalam Bahasa Jepangnya disebut Reiwa gan-nen). 

Orang biasanya mengingat gengou (nama era berdasarkan kaisar yang naik takhta, dieja dengan gen-gou) yang sudah lewat dengan istilah tersendiri. Istilah ini biasanya disebut setelah nama gengou yang berlaku dimasa itu, yang bisa menjadi sekadar penggambaran umum dari suatu era, bahkan terkadang berdasarkan peristiwa penting yang terjadi pada era tersebut. 

Misalnya pada era Taisho, rakyat sedang gemar mengusung ide yang berasal dari luar Jepang yaitu demokrasi. Sehingga muncullah istilah Taisho Democracy. Pada era Showa, PM Jepang saat itu yaitu Fukuda Takeo menggunakan istilah Showa Genroku, untuk menggambarkan suasana pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan rakyat hidup dengan tenang tanpa harus khawatir akan keadaan. 

Sekretaris Kabinet alm. Obuchi Keizo mengumumkan era Heisei (jiji.com)
Sekretaris Kabinet alm. Obuchi Keizo mengumumkan era Heisei (jiji.com)

Sepanjang era Heisei yang berumur kurang lebih 30 tahun, tentunya banyak peristiwa yang terjadi. Di antara semua peristiwa itu, yang mencolok pada era ini adalah keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan dan pertumbuhan ekonomi juga stagnan. 

Keinginan masyarakat untuk mengeluarkan uang (berbelanja) juga turun drastis dan barang-barang dagangan banyak yang tidak laku terjual. Hal ini mengakibatkan lahirnya istilah Heisei Deflation.

Pada setiap era, individu yang berbeda tentunya menyimpan kenangan yang berbeda. Saya yang sempat merasakan era Heisei (walaupun tidak begitu lama), juga menyimpan beberapa kenangan tersendiri. 

Untuk mengenang dan mengucapkan selamat tinggal (sayounara) kepada era Heisei, saya akan menuliskan beberapa informasi tentang peristiwa penting yang terjadi di era Heisei, yang saya rangkum dari berbagai sumber.

Koin 500 yen yang dibuat untuk mengenang era Heisei (dokumentasi pribadi)
Koin 500 yen yang dibuat untuk mengenang era Heisei (dokumentasi pribadi)
Pada akhir era Showa sampai awal era Heisei tahun pertama (Bahasa Jepangnya Heisei gan-nen, atau tahun 1989) dan tahun kedua, kondisi ekonomi Jepang menguat dan keadaan ini biasa disebut dengan Economic Bubble (baburu keizai). Saat itu harga saham, terutama properti, naik secara drastis. Bahkan umumnya, saham dan properti dihargai berlebihan dari harga sebenarnya (harga pasar).

Mata uang yen juga menguat. Sehingga, mungkin kita masih ingat bahwa perusahaan Jepang pada tahun 90-an terkenal royal untuk membeli properti. Bahkan terkadang mereka memborong benda seni karya artis ternama dunia, yang harganya tentu sangat mahal.

Namun memasuki tahun ketiga era Heisei, ekonomi Jepang mendadak lesu karena harga saham dan properti mengalami penurunan yang drastis. Hal yang ikut memperparah keadaan adalah, lesunya minat masyarakat untuk membelanjakan uangnya. Akibatnya, ekonomi Jepang menjadi stagnan.

Saya membeli beberapa koran dengan penanggalan Heisei terakhir untuk kenang2-an (dokpri)
Saya membeli beberapa koran dengan penanggalan Heisei terakhir untuk kenang2-an (dokpri)

Kebijakan dari pemerintah yang tidak populer yaitu penerapan pajak barang konsumsi, menambah kelesuan perekonomian Jepang. 

Dimulai tiga bulan setelah era Heisei (April 1989), Jepang mulai menerapkan pajak untuk pembelian barang-barang konsumsi sebesar 3 persen. Kemudian pajak ini dinaikkan lagi menjadi 5 persen pada April 1997. 

Tidak berhenti sampai disitu, pada bulan April 2014, pajak dinaikkan kembali menjadi 8 persen, dan berlaku sampai sekarang. (Catatan: ada rencana pemerintah Jepang untuk menaikkan lagi pajak barang konsumsi menjadi 10 persen pada bulan Oktober 2019).

Seorang Bapak sedang melihat harga saham yang turun saat krisis finansial global (asahi.com)
Seorang Bapak sedang melihat harga saham yang turun saat krisis finansial global (asahi.com)

Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008 (di Jepang lebih populer dengan sebutan Lehman Shock) memperparah keadaan ekonomi Jepang. Namun dengan kebijakan ekonomi Abenomics yang dirancang oleh Abe Shinzou (Perdana Menteri Jepang yang berhasil memegang tampuk pemerintahan sebanyak 3 kali), nampaknya memberikan hasil yang lumayan bagus. 

Meskipun begitu, posisi kekuatan ekonomi Jepang di dunia yang sempat menjadi nomor 2 setelah Amerika, sekarang digeser dan tergantikan oleh China, dengan GDP dua kali lebih besar dibandingkan Jepang.

Bagaimana dengan industri hiburan? Kita tahu bahwa anime dan manga merupakan industri yang menunjang pendapatan Jepang. Nilai pangsa pasar internasional untuk industri konten hiburan yang berbasis anime naik drastis di era Heisei yaitu yang tadinya hanya 865,3 miliar yen pada tahun 2011, menjadi 1 triliun 778,6 miliar yen di akhir tahun 2018.

Nintendo sebagai produsen console game, meluncurkan game portabel pertama mereka pada awal era Heisei (tahun 1989) yang bernama Game Boy. Saat itu, Nintendo mampu menjual 100 juta unit. Suatu jumlah yang fantastis untuk penjualan console game. Dengan jumlah ini, maka produsen game lainnya juga tertarik untuk merilis console game. 

Game Boy (japanese.engadget.com)
Game Boy (japanese.engadget.com)

Setahun setelah Nintendo, pada tahun 1990 bulan Oktober, Sega meluncurkan game portabel Game Gear, sedangkan NEC meluncurkan PC Engine GT pada bulan Desember di tahun yang sama. Sony agak terlambat masuk ke industri game portabel, karena baru meluncurkan Sony Play Station Portable pada tahun 2005.

Berbeda dengan bisnis hiburan yang membuat kegembiraan, era Heisei juga menorehkan sejarah kelam yang membuat orang trauma dan merasakan kepedihan yang mendalam.

Pada bulan Januari tahun 1995 terjadi gempa yang disebut dengan "Bencana Gempa Besar Hanshin Awaji" yang terjadi di Jepang bagian Barat. Gempa ini menelan korban lebih dari 6000 jiwa. Kemudian di tahun yang sama, Jepang juga berduka karena peristiwa teror Gas Sarin, yang dilakukan oleh kelompok Aum Shinrikyo pimpinan Asahara Shoko (sudah dieksekusi dengan hukuman gantung pada tahun 2018).

Tahun 2011 terjadi "Bencana Besar Jepang Timur" yang memakan korban lebih dari 15 ribu jiwa. Saya mengalami peristiwa ini (dan sudah saya tuliskan disini) karena saya juga bisa merasakan getaran gempanya, walaupun waktu itu saya berada jauh di sebelah barat dari lokasi gempa.

Selain itu ada beberapa bencana banjir dan longsor, yang disebabkan oleh hujan yang terus menerus turun di beberapa daerah di Jepang. Terakhir tahun 2016 yang lalu, terjadi bencana gempa di daerah Kumamoto. Gempa ini mengakibatkan rusaknya beberapa bagian dari Kumamoto Castle, yang menjadi pusat wisata di kota Kumamoto. Restorasi dari Kumamoto Castle masih berjalan sampai saat ini. 

Olimpiade Musim Dingin terakhir abad ke-20 di Nagano (gettyimages)
Olimpiade Musim Dingin terakhir abad ke-20 di Nagano (gettyimages)

Pada bidang politik, partai besar dan salah satu partai lama yaitu Jiyuu Minshu-tou (LDP: Liberal Democratic Party) pernah dikalahkan secara telak pada pemilu tahun 2009 oleh partai Minshu-tou (DP: Democratic Party of Japan)---yang sekarang bernama Kokumin Minshu-tou (Democratic Party For the People). Sehingga ketua partainya, Hatoyama Yukio, berhasil menduduki kursi perdana menteri. 

Sayangnya, Hatoyama hanya bisa mempertahankan posisinya selama kurang dari setahun. Dia digantikan oleh Kan Naoto, lalu tahun berikutnya digantikan lagi oleh Noda Yoshihiko, dimana keduanya masih dari partai yang sama. Partai LDP akhirnya bisa memegang tampuk kekuasaan lagi pada akhir tahun 2012, dan Abe Shinzo terpilih sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya saat itu.

Olahraga juga menjadi bagian penting era Heisei. Pada tahun 1998 diselenggarakan Olimpiade Musim Dingin di Nagano, yang juga dicatat oleh sejarah sebagai Olimpiade Musim Dingin terakhir pada abad ke-20. Olimpiade ini diikuti oleh kontingen dari 72 negara, dengan jumlah pemain dan ofisial sebanyak 4600 orang lebih, dan pengunjung lebih dari 1,4 juta orang.

Liga Sepak Bola Jepang (JLeague) lahir pada tahun 1993. Sembilan tahun setelah itu, Jepang mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah perhelatan sepakbola bergengsi 2002 FIFA World Cup bersama dengan Korea. 

Dunia persepakbolaan Jepang pada era Heisei juga maju pesat, sehingga Jepang menjadi salah satu negara "pengekspor" pemain handal ke klub-klub bergengsi dunia. Diantaranya kita mengenal Nakata Hidetoshi, Ono Shinji, Kagawa Shinji, Nakamura Shunshuke dan Nagatomo Yuuto.

Aibo generasi ke-5 (sony.jp)
Aibo generasi ke-5 (sony.jp)

Yang terakhir, dunia teknologi Jepang juga memainkan peran penting pada era Heisei. Bahkan kita masih bisa menjumpai beberapa dari produk handal sebagai hasil perkembangan teknologinya, saat ini.

Contohnya AI (Artificial Intelligence), dimana sebagai teknologi, sebenarnya bukan sesuatu yang baru bagi Jepang. Sony sudah mengimplementasikan teknologi AI pada robot anjing buatannya yang bernama Aibo pada tahun 1999. 

Nama Aibo berasal dari kemampuan AI dimiliki oleh robot (bahasa Jepangnya roBO), sehingga kalau digabungkan menjadi AIBO. Aibo itu juga bisa berarti "partner" dalam bahasa Jepang. 

Saat ini, Aibo yang dijual dipasaran adalah versi terbarunya, yaitu Aibo generasi ke-5. Aibo generasi terbaru ini, selain mempunyai kemampuan koneksi ke cloud, juga dilengkapi dengan berbagai sensor yang membuat gerakan dan interaksinya dengan manusia menjadi lebih luwes, seperti Anjing sungguhan.

Jepang juga sudah mempunyai produk ponsel (telepon seluler) yang handal, jauh sebelum produsen negara lain membuatnya. 

Pada tahun 1999, delapan tahun sebelum produk iPhone diluncurkan ke pasaran, DoCoMo meluncurkan produk i-mode. Produk ponsel ini sudah bisa terhubung dengan jaringan Internet. Sehingga orang bisa menggunakan ponsel untuk mengirim pesan, melakukan transaksi bisnis, mengirimkan foto (walaupun dengan resolusi gambar yang belum sebagus sekarang), sekaligus untuk mengatur jadwal, dan hampir semua hal lain yang bisa dilakukan smartphone saat ini.

Mini Disk (impress.co.jp)
Mini Disk (impress.co.jp)

Sayangnya, di antara produk teknologi yang masih dipergunakan sampai sekarang, beberapa teknologi yang sempat populer pada era Heisei, ada pula yang punya nasib tidak menguntungkan karena saat ini hanya menjadi kenangan. Di antaranya adalah ponsel i-mode yang saya tulis sebelumnya, sekarang sudah tergantikan oleh smartphone.

Produk lainnya yang sudah hilang dari pasaran adalah tamagotchi, yang merupakan digital pet pertama di dunia. Kemudian ada mini disk yang digunakan untuk merekam lagu/suara.

Teknologi selalu berkembang, dan tidak bisa dimungkiri bahwa perkembangan teknologi erat hubungannya dengan era yang sedang berlangsung. Mungkin karena sifat keduanya sama, yaitu seperti teknologi lama akan tergantikan dengan teknologi terbaru, maka era lama akan tergantikan juga oleh era baru. 

Namun ada yang istimewa dan sesuatu yang membedakan pada masa pergantian dari era Heisei ke era Reiwa, dibandingkan dengan pergantian pada era-era terdahulu. Apakah itu? Sesuatu yang istimewa itu adalah kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu faktor penting yang berperan di sana.

Pada era Heisei, "budaya merekam" lahir sebagai hasil dari kemajuan teknologi. Karena kemajuan teknologi, orang bisa merekam kejadian yang mereka alami dan amati, baik dalam bentuk foto maupun video, dengan cara yang mudah dan murah. Mereka kemudian menyimpan rekaman itu pada hard disk komputer atau gawai. Bahkan banyak juga yang membagikannya di Internet melalui SNS.

Keuntungan yang bisa kita dapat dengan "budaya" baru ini adalah, nantinya orang akan bisa dengan mudah melihat, atau meninjau kembali era Heisei. Jumlah rekaman digital hasil berbagai macam teknologi dan yang dibuat oleh masing-masing individu pada era Heisei, sangat lah banyak. Kita bisa menemukan dengan mudah data (file)nya di Internet.

Akhirnya, saya mau mengucapkan selamat datang (youkoso) pada era Reiwa. 

Semoga dengan memasuki era baru ini, akan tercipta hubungan yang lebih erat lagi antara Jepang dan Indonesia, yang bisa membawa kebaikan bagi masyarakat di kedua negara.

Ameya Yokocho Shopping Street di Ueno memasang spanduk menyambut era Reiwa (dokpri)
Ameya Yokocho Shopping Street di Ueno memasang spanduk menyambut era Reiwa (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun