Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Reiwa, Era Baru Jepang Abad Ke-21

1 April 2019   11:08 Diperbarui: 2 April 2019   10:40 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura di Inokashira Park, Tokyo (dokpri)

Tanggal 1 April hari ini (tepatnya jam 11:41) adalah pengumuman nama penanggalan Jepang (wareki) baru yang dinamakan gengou. Nama gengou baru yang telah ditetapkan dan diumumkan oleh sekretaris kabinet Suga Yoshihide, adalah Reiwa. Gengou baru ini akan dipakai resmi nanti setelah Pangeran Naruhito naik takhta pada tanggal 1 Mei mendatang.

Di Jepang, setiap era mempunyai batas, yang ditandai dengan berakhirnya satu era dan dimulainya era yang baru. Gengou merupakan simbol dari tanda batas antara era. 

Gengou juga sekaligus merupakan gambaran kehidupan masyarakat  yang hidup pada era itu. Sehingga, nama gengou yang dipakai akan mempengaruhi kondisi psikologis masyarakat pada zamannya.

Zaman dahulu, ketika terjadi banyak musibah atau bencana yang menimpa masyarakat, maka kaisar tidak segan-segan untuk mengganti gengou. Pergantian nama gengou (dalam Bahasa Jepang disebut kaigen) itu diharapkan akan bisa mengubah, atau setidaknya mengurangi hal-hal atau kejadian buruk yang menimpa masyarakat dan negara saat itu. 

Sehingga, dengan pengalaman historis tersebut, masyarakat Jepang akan selalu optimis menyambut pergantian era yang ditandai dengan lahirnya gengou baru. Karena, sejak dahulu masyarakat Jepang selalu menaruh harapan yang baik (optimis) pada tiap gengou (era) baru.  

Saya sudah membahas beberapa hal mengenai gengou ditulisan ini dan ini. Dalam tulisan kali ini, saya akan menuliskan beberapa hal lain yang belum sempat saya bahas ditulisan sebelumnya.

Peraturan (UU) Tentang Gengou

Jepang mempunyai peraturan tentang gengou yang disahkan pada tahun 1979 (pada era Showa tahun ke-54). Peraturan itu dalam Bahasa Jepangnya disebut "gengouhou". Inti dari UU itu ada 2, yaitu pertama, gengou ditentukan oleh keputusan dari pemerintah. Dan yang kedua, gengou hanya diganti (diperbaharui) jika ada pergantian kaisar. 

Nama gengou hanya bisa dipakai dalam satu generasi (atau dalam Bahasa Jepangnya disebut isseiichigen no sei). Namun kali ini, kaigen bisa dilaksanakan karena kabinet Jepang menetapkan bahwa kaisar akan turun takhta, setelah mendengar pidato kaisar pada akhir tahun 2018.

Pada UU tersebut, syarat-syarat tentang pemilihan nama gengou di antaranya adalah:

  1. Memiliki makna yang baik yang cocok untuk digunakan sebagai cerminan dari keinginan dan hasrat dari masyarakat
  2. Terdiri dari Kanji 2 huruf
  3. Gampang untuk ditulis (tidak menggunakan kanji yang rumit/banyak stroke untuk menulisnya)
  4. Gampang untuk dibaca (dahulu ada beberapa gengou yang susah untuk dibaca/dilafalkan karena tidak ada tulisan dan penjelasannya dalam buku sejarah, sehingga sekarang dianjurkan untuk menggunakan kanji yang gampang dibaca)
  5. Menggunakan kanji dan pelafalan yang belum pernah ada atau belum pernah digunakan
  6. Belum pernah digunakan oleh masyarakat umum sebagai nama orang, nama perusahaan, atau nama jalan, nama daerah dan sebagainya

Dari syarat di atas kita bisa melihat bahwa agak rumit juga untuk menentukan gengou baru. 

Dalam rapat yang diadakan untuk menentukan gengou, para cerdik cendikia yang berasal dari berbagai universitas ternama, maupun dari tokoh masyarakat juga diikutsertakan. Biasanya dari hasil rapat, keluar 3 sampai 5 nama kandidat gengou yang nantinya akan dibahas dan dikaji secara detail oleh pemerintah. Sehingga setelah rapat pemerintah dan kabinet, keluar keputusan 1 nama gengou, yang akan disahkan melalui sidang kabinet.

Sejarah Gengou

Sistem penggunaan gengou sebenarnya datang dari Tiongkok. Namun sejak runtuhnya dinasti Qing pada tahun 1912, maka otomatis gengou tidak digunakan lagi di sana (karena tidak ada kaisar yang berkuasa lagi). Walaupun setelah itu, ada beberapa penamaan tahun yang mirip dengan sistem gengou (disebut mirip karena memang sebenarnya sudah tidak ada gengou karena sistem kekaisaran tidak ada lagi) yang digunakan dalam waktu singkat. 

Vietnam yang terpengaruh oleh budaya Tiongkok juga pernah memakai sistem gengou, misalnya tahun 966 dan 980. Tetapi sejak runtuhnya dinasti Fu pada tahun 1802, sistem gengou juga turut punah. Jadi di dunia, saat ini hanya Jepang yang memakai sistem penamaan gengou.

Taika adalah nama gengou pertama yang dipakai oleh Jepang pada tahun 645. Jika dihitung dari gengou pertama ini, maka gengou yang baru saja diumumkan adalah gengou ke-248. Kanji yang dipakai pada nama gengou sampai era Heisei jumlahnya 72 kanji. Kata yang terbanyak dipakai adalah "ei" yaitu sebanyak 72 kali. Disusul kata "ten" dan "gen", yaitu sebanyak 27 kali.

Sakura di Inokashira Park, Tokyo (dokpri)
Sakura di Inokashira Park, Tokyo (dokpri)

Era Reiwa

Parlemen Jepang telah mengesahkan nama Reiwa sebagai gengou baru untuk Jepang. Pagi hari ini, Perdana Menteri Jepang yang ke-98 Abe Shinzou,  berbicara di hadapan wartawan menjelang acara pengumuman gengou baru. Dia mengungkapkan harapan dan masa depan baru bagi Jepang dengan diumumkannya era baru ini. Terlebih pagi hari ini cuaca di Tokyo cerah, dan sakura juga sedang mekar sehingga menambah keindahan suasana di Jepang.

Hari ini, tanggal 1 April adalah juga hari pergantian tahun fiskal atau tahun anggaran baru. Biasanya di kantor, pegawai baru yang diterima setelah mereka lulus dari pendidikan (univesitas atau sekelasnya) mulai masuk hari ini. Juga jika ada pergantian orang karena promosi, atau pindah bagian baik di tempat yang sama maupun di tempat yang berbeda, maka mereka juga akan mulai bekerja tanggal 1 April.

Walaupun nama Reiwa mulai dipakai setelah kaisar baru naik takhta pada tanggal 1 Mei nanti, namun saat ini masyarakat Jepang menaruh harapan baru dengan diumumkannya era baru bagi Jepang.

Era Heisei dimulai dengan keadaan yang tidak menguntungkan bagi Jepang, yaitu Bubble Economy yang kolaps tahun 1990. Ditambah banyaknya musibah bencana alam yang diderita, yang puncaknya adalah peristiwa yang terjadi pada tahun 2011 yang lalu, di mana bencana tsunami yang hebat menerjang area di Jepang Timur yang kemudian memicu bencana ledakan reaktor PLTN di Fukushima.

Nama Reiwa diambil dari manyoushuu, yang merupakan kumpulan dari waka (semacam puisi) tertua di Jepang. Biasanya nama gengou diambil dari unsur kebudayaan Tiongkok, karena kanji memang berasal dari sana. Namun kali ini, pertama kali dalam sejarah nama gengou diambil dari kebudayaan asli Jepang.

"Rei" diambil dari kalimat reigetsu, yang merupakan awal musim semi (sekitar bulan Februari di penanggalan lama Jepang). "Wa" diambil dari kalimat "yawaragu", yaitu meringankan atau membuat lebih baik. 

Abe Shinzou dalam penjelasan tentang pemilihan nama ini berharap, dengan nama gengou baru ini  maka masyarakat bisa bahu membahu menyatukan rasa (yang baik) untuk bisa menghasilkan dan memelihara kebudayaan (kehidupan) baik, yang telah diturunkan dari para pendahulu. 

Abe juga ingin warga Jepang (khususnya generasi muda)  agar optimis menghadapi masa depan, seperti mekarnya bunga Ume di awal musim semi setelah musim dingin yang panjang. 

Era Heisei diwarnai dengan banyaknya bencana alam yang menimpa Jepang dan membuat kesedihan warganya. Era baru Reiwa adalah saat untuk me-reset semua itu. 

Era baru juga merupakan langkah awal yang menentukan arah bagi jalannya pemerintahan dan keadaan ekonomi negara. Sehingga pemerintah dan pelaku ekonomi tentunya dituntut untuk memulai segalanya dengan persiapan dan tujuan (visi) yang baik, sehingga keadaan menjadi lebih baik di masa depan.

Indonesia sebagai negara sahabat Jepang tentunya berharap agar dengan dimulainya era Reiwa nanti, hubungan kedua negara akan bisa lebih erat lagi dimasa depan. 

Sehingga, hal ini tidak hanya menguntungkan perekonomian kedua negara saja, namun juga kita berharap agar Indonesia bisa menyerap kemajuan teknologi yang sudah banyak dicapai oleh Jepang, demi kebaikan dan kemaslahatan masyarakat Indonesia kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun