Nama Reiwa diambil dari manyoushuu, yang merupakan kumpulan dari waka (semacam puisi) tertua di Jepang. Biasanya nama gengou diambil dari unsur kebudayaan Tiongkok, karena kanji memang berasal dari sana. Namun kali ini, pertama kali dalam sejarah nama gengou diambil dari kebudayaan asli Jepang.
"Rei" diambil dari kalimat reigetsu, yang merupakan awal musim semi (sekitar bulan Februari di penanggalan lama Jepang). "Wa" diambil dari kalimat "yawaragu", yaitu meringankan atau membuat lebih baik.Â
Abe Shinzou dalam penjelasan tentang pemilihan nama ini berharap, dengan nama gengou baru ini  maka masyarakat bisa bahu membahu menyatukan rasa (yang baik) untuk bisa menghasilkan dan memelihara kebudayaan (kehidupan) baik, yang telah diturunkan dari para pendahulu.Â
Abe juga ingin warga Jepang (khususnya generasi muda) Â agar optimis menghadapi masa depan, seperti mekarnya bunga Ume di awal musim semi setelah musim dingin yang panjang.Â
Era Heisei diwarnai dengan banyaknya bencana alam yang menimpa Jepang dan membuat kesedihan warganya. Era baru Reiwa adalah saat untuk me-reset semua itu.Â
Era baru juga merupakan langkah awal yang menentukan arah bagi jalannya pemerintahan dan keadaan ekonomi negara. Sehingga pemerintah dan pelaku ekonomi tentunya dituntut untuk memulai segalanya dengan persiapan dan tujuan (visi) yang baik, sehingga keadaan menjadi lebih baik di masa depan.
Indonesia sebagai negara sahabat Jepang tentunya berharap agar dengan dimulainya era Reiwa nanti, hubungan kedua negara akan bisa lebih erat lagi dimasa depan.Â
Sehingga, hal ini tidak hanya menguntungkan perekonomian kedua negara saja, namun juga kita berharap agar Indonesia bisa menyerap kemajuan teknologi yang sudah banyak dicapai oleh Jepang, demi kebaikan dan kemaslahatan masyarakat Indonesia kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H