Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Wow Keren! Cara Berpikir Paslon 02 Ternyata seperti Apple Inc

20 Maret 2019   19:48 Diperbarui: 20 Maret 2019   20:19 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memang tidak menonton debat pertama dan kedua secara langsung melalui televisi, karena lupa atau ada urusan lain. Sehingga debat hari Minggu malam tanggal 17 Maret lalu, yang merupakan debat ketiga dari rencana 5 debat yang akan digelar, adalah debat pertama yang saya tonton langsung.

Biasanya saya be-te sekali kalau hari Minggu malam, karena membayangkan hari Senin sudah harus "berjibaku" lagi untuk naik kereta dan kembali berkutat dengan segala tetek bengek di kantor. Sehingga saya biasanya akan cepat-cepat "membenamkan" diri ke dalam futon (kasur jepang) sebelum jam 9 malam.

Tetapi minggu lalu, karena kebetulan ingat bahwa akan ada acara debat ketiga, dan saya juga kebetulan tidak ada acara, maka saya bertekad untuk menontonnya. Walaupun, di Tokyo bukan cuma orang-orangnya saja yang berjalan lebih cepat, tapi juga waktu berjalan 2 jam lebih cepat dari waktu di Indonesia bagian Barat. 

Sehingga, otomatis saya harus berusaha keras untuk tidak "mendayung perahu" (dalam Bahasa Jepang fune wo kogu), yang merupakan ungkapan bagi orang yang tidur sambil duduk (karena biasanya kalau orang tidur sambil duduk, maka badan akan bergoyang ke kanan dan ke kiri seperti orang mendayung perahu). Sambil berharap, bila acara debat berlangsung "menarik", maka saya bisa sedikit terhibur sehingga mungkin bisa mengusir sedikit rasa kantuk.

Namun dugaan saya meleset karena ternyata saya terkantuk-kantuk di awal, pertengahan, bahkan sampai akhir acara debat. Sebenarnya ketika acara sudah berjalan setengahnya, saya mau bikin kopi, sekedar untuk "menahan" rasa kantuk. Apesnya, stok Kopi Toraja saya ternyata juga sudah habis. Ah, barangkali nasib memang menuntun saya untuk tidak terlalu serius mendengarkan acara debat itu.

Sehabis acara debat saya langsung tertidur, walaupun saya masih sempat mendengar suara-suara "ocehan" para pendukung dua paslon mengomentari debat, karena saya tidak punya tenaga (alias malas) untuk mematikan televisi dan pindah ke ruang tidur. 

Dalam tulisan ini saya tidak akan mengomentari siapa yang hebat, maupun siapa yang unggul pada acara debat ketiga itu. Lagi pula, saya tidak menentukan pilihan saya nanti berdasarkan paparan paslon dalam debat yang sudah dilaksanakan. 

Lalu, bagaimana mau menentukan pilihan mana yang harus dicoblos nanti, kalau tidak menyimak apa visi dan misi paslon, pendapatnya tentang suatu masalah, dan lain-lain?

Ah, bagi saya terlalu ribet kalau harus memilih berdasarkan hal-hal tersebut. Saya sih simpel saja kok. Mau bocorannya? Kalau saya, tinggal lihat saja bagaimana tindak tanduk orangnya (paslon), perilaku keluarganya, dan yang terpenting, siapa dan bagaimana tingkah laku orang-orang disekelilingnya. Itu saja sudah cukup bagi saya.

Kembali ke judul yang saya pilih. Daripada mengomentari debat yang sudah (dan nanti akan) dilangsungkan, saya lebih tertarik mengomentari tentang sepak terjang dan ucapan paslon 02, dari sejak awal keberaniannya (kalau ungkapan lebih heroiknya, "kenekatannya") mencalonkan diri untuk mengikuti kontestasi pilpres 2019, sampai saat ini.

Saya kok agak curiga kalau paslon 02 ini, jangan-jangan cara berpikirnya sama seperti filosofi dari Apple Inc., yaitu "Think Different".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun