Musim panas telah berakhir dan bulan Oktober, dimana Jepang memasuki musim gugur, hanya tersisa beberapa hari lagi. Saya suka musim gugur, dengan beberapa alasan.Â
Kalau boleh saya sebutkan dua diantaranya adalah, pertama karena suhu udara sejuk dimusim gugur membuat saya bersemangat untuk melakukan aktivitas di luar ruangan diakhir pekan, walaupun badan terasa penat. Dan yang kedua, karena daun pepohonan berubah warna dari hijau menjadi kuning, merah, oranye dan warna yang lain, menjadikannya selain enak untuk dinikmati dan dipandang, namun menarik juga untuk dijadikan objek foto.
Biasanya saat musim gugur, saya sering jalan-jalan, baik di sekitar Tokyo maupun ke tempat yang agak jauh untuk momijigari, atau "berburu" daun momiji (maple) yang berwarna-warni. Beberapa tahun yang lalu pada bulan Oktober, saya mempunyai kesempatan untuk berburu momiji di Taman Nasional Oze (selanjutnya saya akan tulis Oze) bersama kawan-kawan.Â
Tentang Taman Nasional Oze
Oze ditetapkan menjadi taman nasional pada tahun 2007, setelah sebelumnya Oze tercatat sebagai bagian dari Taman Nasional Nikko, yang ditetapkan pada tahun 1934. Luas areanya sekitar 37.200 hektar yang lokasinya terletak di perbatasan 4 prefektur yaitu Gunma, Tochigi, Niigata dan Fukushima.Â
Topografinya, selain terdiri dari berbagai macam gunung, diantaranya Gunung Taisyakuzan, Gunung Tashiroyama, Gunung Hiuchigatake dan sebagainya, ada juga daerah rawa yang bernama Ozenuma, dan yang terakhir adalah daerah lahan tanah basah (wetland) terluas di Pulau Honshuu yang bernama Ozegahara.
Daerah lahan tanah basah Ozegahara selain terluas, bahkan sudah didaftarkan dalam konvensi Ramsar. Dan Ozegahara ini merupakan area yang kami jelajahi.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, dari lahan yang cekung ini berubah bentuk, sebagian menjadi daerah rawa Ozenuma, dan bagian lain menjadi daerah lahan tanah basah Ozegahara. Total luas daerah ini sekitar 760 hektar, dengan perkiraan terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Cuaca di Oze tergolong dingin, dimana dengan ketinggian daratan lahan tanah basah yang berada sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut, saat musim panas saja, pada siang hari suhu udaranya bisa berbeda 5 derajat Celsius, sedangkan malam pada malam hari bisa berbeda 10 derajat Celsius lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara di Tokyo.
Oze juga kaya akan tumbuhan khas dataran tinggi, diantaranya kita bisa menemukan disana bunga Ozekouhone (sejenis teratai) dan bunga Shiraneaoi. Selain itu, kekayaan tumbuhannya bisa dibuktikan juga dengan keberadaan sekitar 19 jenis tumbuhan yang hanya bisa ditemukan di Oze. Ada juga pohon besar yang bisa kita lihat, seperti pohon kayu jenis Buna dan Dakekanba.
Dengan kekayaan flora dan faunanya, maka di Oze sudah sejak dahulu diadakan gerakan untuk melindungi kekayaan alam. Misalnya dengan gerakan membawa pulang sampah ke rumah (tidak membuangnya di area taman nasional), kemudian adanya pelarangan penggunaan kendaraan pribadi bagi orang yang ingin masuk ke area taman nasional.Â