Sepuluh menit kemudian sushiya tampak terlihat, dan mereka merasa senang karena tidak terlihat ada antrean di depan restoran. Mereka juga dapat bernapas lega karena mendapati 2 kursi kosong bersebelahan di counter(*6), dan segera duduk disana.
"Saya mau lunch set!" Puutaro berkata lantang.
"Saya juga!"sambut Tatsuya.
Tidak begitu lama, 2 piring berukuran sedang ditaruh masing-masing di depan mereka.
Lunch set di restoran itu isinya sushi sebanyak jukkan(*7) dari berbagai neta(*8). Â Ditambah semangkuk sup panas kecil.
Tanpa berkata, Puutaro menuangkan shouyuu(*9) ke piring kecil dan menaruhnya di depan Tatsuya, kemudian dia menuangkannya juga untuk dirinya sendiri. Setelah itu, dia memainkan sumpitnya untuk mengambil satu buah sushi dengan neta udang.
"Kau tahu, Sega akan meluncurkan game portabel Sega mini bulan Desember nanti. Dan aku akan memesannya minggu depan di Bic Camera supaya tidak kehabisan stok," ujar Tatsuya memulai kembali percakapan, seraya mengambil maguro dengan sumpit, membalik dan mengoleskan shouyuu lalu menyorongkan ke dalam mulutnya.
"Ah so(*10)," jawab Puutaro datar. Dia dengan asyiknya mengunyah sushi dimulut, tanpa sempat menoleh ke Tatsuya disampingnya.
Tapi dalam hati, sebenarnya Puutaro maklum kalau Tatsuya ingin sekali membeli game itu. Soalnya dia juga sudah membeli famicom mini yang dirilis kepasaran beberapa saat yang lalu. Selain urusan game, sebagai penggemar alat elektronik, Puutaro tahu bahwa benda-benda seperti smart speaker, pemutar high-resolution audio dari Sony, Vacuum Cleaner Torneo Robo dari Toshiba, Televisi Viera 4K dan lainnya sudah menjadi koleksinya.
"O ya, karena kau suka makanan, sudah pernah makan bakpao RS?"
Karena Puutaro terlihat tidak tertarik pembicaraan dengan topik alat elektronik, Tatsuya merubah topik pembicaraan.