Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Bakteri Takai", Menguak Misteri Kehidupan Awal di Bumi

22 Juli 2018   05:11 Diperbarui: 22 Juli 2018   06:59 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bakteri Takai (www.nikkei.com)

Para ilmuwan Jepang menemukan "Bakteri Takai", yang hidup di dasar laut dengan kedalaman 1.370 meter di bawah laut Okinawa. Bakteri ini hidup di sekitar semburan air panas dari dasar laut yang memiliki suhu sekitar 90 derajat celsius. 

Para ilmuwan menggunakan kapal selam berawak yang bernama Shinkai6500, untuk penelitian menuju ke tempat tersebut. Sebagai catatan, "Takai" diambil dari nama orang yang memimpin penelitian, dimana dia merupakan anggota dari JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology).

Awalnya para ilmuwan Jepang mengira bahwa bakteri Takai adalah organisme autotroph. Tetapi setelah menganalisa genom dari bakteri ini, mereka tidak menemukan enzim yang diperlukan bagi organisme autotroph untuk memproduksi bahan organik dalam tubuh mereka. Sebaliknya, mereka menemukan DNA dari enzim yang menjadi ciri khas organisme heterotroph.

Kemudian hal yang mengejutkan terjadi ketika para ilmuwan menaruh bakteri ini di lingkungan yang mirip dengan habitat mereka, di laboratorium, namun dengan tidak memberikan umpan bahan organik untuk makanannya. Ternyata enzim yang mereka miliki bisa digunakan untuk menghasilkan zat organik dari dalam tubuh mereka sendiri. Lalu, ketika bahan organik akhirnya diberikan sebagai umpan, maka bakteri itu pun mengambil bahan organik tersebut sebagai makanan.

Enzim dari bakteri Takai ternyata bisa beradaptasi dengan lingkungan. Jika lingkungan di tempat hidupnya tidak ada bahan organik, maka bakteri ini bisa menjadi organisme autotroph dengan memproduksi bahan organik sendiri. Selain itu, bakteri juga bisa menjadi organisme heterotroph.

Dengan hasil percobaan dan analisa tersebut, maka para ilmuwan Jepang menyimpulkan bahwa bakteri ini merupakan organisme gabungan dari autotroph dan heterotroph, dan sekaligus membuka jalan untuk mengukuhkan teori ketiga sebagai kandidat asal usul organisme yang mendiami bumi.

Dengan penemuan ini maka terjawab sudah pertanyaan yang tentang bagaimana organisme bisa bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan keadaan bumi mulai dari saat terbentuknya, dimana lingkungan sekitar belum stabil, dan ketersediaan bahan organik sebagai sumber makanan juga bisa berubah dari masa ke masa. 

Tentunya penemuan ini juga akan membuka jalan baru bagi para ilmuwan lain untuk menguak misteri kehidupan awal di bumi lebih lanjut, selain mereka juga bisa menguji dan mendalami hasil penelitian dari para ilmuwan JAMSTEC.

Penutup
Manusia adalah makhluk yang selalu dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Kepo, kalau kita mau pakai istilah zaman now. Keingintahuan itulah yang kemudian membuat manusia mencari tahu, lalu belajar dan berpikir. Manusia berpikir, maka dia hidup (ada). Cogito ergo Sum!

Selamat menikmati hari minggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun