Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Samurai Blue", Antara Yusurika dan Unagi Kabayaki

28 Juni 2018   04:46 Diperbarui: 28 Juni 2018   17:39 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jepang berhasil bermain imbang pada pertandingan keduanya melawan Senegal dengan skor 2-2. Kunci kemenangan Jepang pada pertandingan ini adalah gol yang disarangkan ke gawang lawan oleh Honda Keisuke, sebagai hasil umpan dari Inui yang juga mencetak gol pertama bagi Jepang di pertandingan yang sama.

Honda Keisuke, yang masuk menggantikan Kagawa Shinji di menit 72 memang layak untuk dijuluki sebagai "Africa Killer". Terbukti dengan hanya 6 menit setelah Honda bermain, dia bisa menyarangkan bola ke gawang Senegal yang dijaga ketat oleh Khadim Ndiaye. 

Gol ini juga menjadikan Honda sebagai satu-satunya pemain Asia yang berhasil mencetak gol di tiga pertandingan FIFA Piala Dunia (selanjutnya saya akan tulis FPD).

Jepang akan menghadapi Polandia tanggal 28 Juni (Kamis) jam 23:00 (JST) sebagai pertandingan terakhirnya dibabak penyisihan grup H di Volgograd Arena. Kalau kita flashback sejenak ke tahun 1996 pada saat Olimpiade Atlanta, pola negara lawan Jepang dalam cabang sepak bola mirip dengan pola negara lawan Jepang saat FPD 2018 saat ini.

Pada Olimpiade Atlanta, Jepang pertama menghadapi Brasil, kemudian Nigeria dan terakhir Hungaria. Pola negara lawan Jepang adalah negara Amerika Latin -> Afrika -> Eropa Timur. 

Skor Jepang saat itu adalah menang 2 kali dan kalah sekali pada pertandingan melawan Nigeria. Saat itu pula Nishino bisa menciptakan "Keajaiban Miami", dengan mengalahkan Brasil di pertandingan pertamanya. Namun di Atlanta, Jepang harus rela tersingkir karena kalah angka, walaupun Jepang bisa menang pada 2 kali pertandingan.

Jepang berada di grup H pada FPD 2018 saat ini. Pertandingan pertama Jepang adalah melawan Kolombia, kemudian Senegal dan nanti yang terakhir melawan Polandia. Pola negara lawan Jepang persis seperti saat Olimpiade Atlanta, yaitu Amerika Latin -> Afrika -> Eropa (Timur). 

Bahkan pada pertandingan pertamanya, Jepang bisa menciptakan "Keajaiban Mordovia" (seperti juga Nishino saat Olimpiada Atlanta menciptakan "Keajaiban Miami"), dengan mengalahkan Kolombia yang membuatnya sebagai negara Asia yang pertama yang bisa mengalahkan tim dari negara Amerika Latin pada perhelatan FPD.

Sebenarnya, tidak ada yang mencolok pada tim Jepang dalam FPD kali ini. Style permainan tim Jepang bisa dibilang "biasa saja". Lain jika dibandingkan dengan, misalnya tim dari negara Amerika Latin yang mempunyai style dengan beberapa pemain mempunyai kemampuan penguasaan bola individu yang handal, maupun tim dari negara Eropa dengan style strategi pertandingan yang jitu dengan kemampuan para pemain memberi umpan bola dengan presisi yang tinggi sehingga pertandingannya enak untuk dinikmati.

Namun demikian, ada yang berbeda pada tim "Samurai Blue" saat ini. Mereka mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi, sejalan dengan bergulirnya permainan.

Kita bisa lihat pada pertandingan melawan Senegal yang lalu. Di awal pertandingan, tim Jepang terlihat kewalahan menghadapi tekanan dan serangan cepat yang dilakukan oleh Senegal, yang memang memiliki kekuatan fisik yang dibarengi dengan kemampuan mobilitas yang tinggi. 

Dari data statistik pertandingan, Senegal memang melakukan serangan agresif ke gawang Jepang 13 kali, dibanding dengan Jepang yang hanya 7 kali.

Untuk menghadapi keagresifan tim lawan, dua pemain sideback Jepang yaitu Nagatomo dan Sakai, juga dengan agresif naik kedepan dan memasang badan untuk menjegal star player tim Senegal Sadio Mane, yang saat ini bermain di klub Liverpool, Inggris. Namun, mereka berdua di babak awal pertandingan tidak mampu untuk menahan Senegal. 

Mane kemudian bisa menyarangkan bola pertama Senegal ke gawang Jepang, setelah menerima umpan bola "cuma-cuma" yang terpental setelah tembakan dari Sabaly di "punch" oleh penjaga gawang Kawaguchi.

Berbeda dengan FPD yang lalu, pada perhelatan kali ini tim Jepang terlihat tidak menjadi gusar lalu panik dan bermain serampangan setelah gawangnya dibobol terlebih dahulu oleh Senegal. 

Empat tahun yang lalu, tim Jepang seolah ingin menunjukkan style permainannya, dengan berusaha full 100 persen mulai dari awal pertandingan. Sehingga, ketika itu terkoyak dan terpatahkan, tidak ada kekuatan lagi untuk meperbaikinya.

Saat ini tim Jepang mempunyai strategi bermain dengan kekuatan 60 persen untuk menang, atau sejelek-jeleknya bermain seri. Sisa dari tenaganya digunakan untuk merespon style permainan lawan dalam pertandingan dan kemudian berusaha beradaptasi, untuk mengambil alih dan menguasai permainan. 

Hasilnya, seperti juga kita bisa lihat dari statistik pertandingan, penguasaan bola oleh tim Jepang tinggi, yaitu sebesar 53 persen.  Ini lebih unggul dari Senegal yang hanya menguasai bola sebesar 47 persen. 

Disamping itu, operan bola dari pemain Jepang memiliki akurasi yang tinggi yaitu 83 persen, dibandingkan dengan Senegal sebesar 79 persen. Jepang juga bergerak lebih agresif dengan jumlah total jarak pergerakan dilapangan 105 Km, dibanding Senegal dengan angka 102 Km.

Jepang harus menghadapi Polandia pada pertandingan terakhirnya di grup H. Tim asuhan Nishino harus berusaha lebih keras lagi pada pertandingan ini karena Polandia menduduki peringkat 8 FIFA, yang merupakan peringkat tertinggi dari negara yang berada di grup H. 

Walaupun Polandia sudah tersingkir dari grup H, namun sebagai negara dengan peringkat FIFA yang tinggi, tentunya Polandia juga tidak mau main asal-asalan, untuk menjaga martabat dan posisinya di persepakbolaan dunia.

Terlebih, kali ini "lawan" yang akan dihadapi Jepang bukan hanya Polandia. Pertandingan ketiga Jepang kali ini akan diadakan di Volgograd Arena, yang berjarak kurang lebih 1000 km dari Moskwa.

Volgograd dulunya bernama Stalingrad saat daerah ini menjadi ajang pertempuran sengit antara tentara Soviet dan Jerman pada Perang Dunia ke-2. Ternyata "panas"nya Volgograd, bukan hanya bisa dirasakan waktu pertempuran Perang Dunia saja. Saat ini di Volgograd, yang letaknya di sebelah barat Rusia, terasa panas karena suhu tertingginya bisa mencapai 39 derajat Celsius.

Saat pertandingan Jepang lawan Polandia nanti, prediksi cuaca adalah sekitar 35 derajat Celcius. Suhu ini adalah suhu tertinggi selama pertandingan yang dijalani oleh Jepang. Untuk sekedar catatan, suhu udara di Sarank saat pertandingan perdana Jepang melawan Kolombia adalah 27 derajat, dan pertandingan keduanya di Yekaterinburg saat melawan Senegal adalah 25 derajat Celcius.

Jepang memang bisa dibilang agak kewalahan pada pertandingan dengan yang suhu udara tinggi. Ingatan kita bisa kembali pada pertandingan FPD untuk menentukan wakil Asia, dimana pada pertandingan terakhirnya, Jepang harus bertekuk lutut dihadapan Arab Saudi dengan skor 0-1. Suhu udara di Arab Saudi (tempat diadakannya pertandingan) saat itu sekitar 39 derajat Celcius.

Satu lagi yang perlu diwaspadai tim "Samurai Biru" adalah banyaknya serangga yang bernama Chironomidae, sejenis lalat yang biasa beterbangan di sekitar danau maupun sungai. Volgograd Arena, tempat diadakannya pertandingan terakhir Jepang 28 Juni nanti memang dekat dengan sungai besar Volga, yang dikatakan sebagai Ibu dari semua sungai di Rusia.

Saat ini serangga Chironomidae (Bahasa Jepangnya Yusurika) sedang banyak beterbangan di arena pertandingan. Pada pertandingan Inggris melawan Tunisia pada tanggal 18 Juni yang lalu di tempat yang sama, serangga ini juga banyak beterbangan. 

Walaupun tidak menggigit, namun bisa membuat konsentrasi buyar dan bahkan bisa menimbulkan kepanikan jika dikerubuti oleh banyak yusurika. Kabarnya, tepung vanila bisa mengusir serangga ini, sehingga toko yang menjual tepung vanila di sekitarnya habis dibeli oleh para suporter sepak bola.

Orang Jepang termasuk sensitif (baca : heboh) dan "rentan" terhadap serangga. Di musim panas, kalau kita ke supermarket atau ke warung sekitar tempat tinggal, sudah pasti mereka menjual obat anti serangga, mulai dari obat nyamuk, obat oles badan sampai yang berbentuk spray lengkap tersedia. 

Jadi selain persiapan melawan Polandia, tampaknya tim Jepang harus bersiap juga "melawan" panas suhu udara di Volgograd dan yusurika ini.

Salah satu persiapan lain yang penting adalah mempersiapkan stamina para pemain. Stamina, salah satunya bisa diperoleh dari makanan. Chef Nishi, yang merupakan juru masak khusus tim Jepang selama FPD mengatakan bahwa untuk menunjang stamina pemain, dia selalu mempersiapkan makanan unagi kabayaki (belut bakar bumbu kecap) pada hari sebelum pertandingan. 

Harapannya agar dengan lauk unagi kabayaki, pemain bisa lahap makan nasi sebagai sumber karbohidrat yang bisa diubah sebagai energi dan energi ini bisa digunakan saat berlaga di lapangan.

Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) menyatakan dalam Deklarasi JFA 2005, salah satu isi targetnya adalah menyabet gelar juara FPD sebelum tahun 2050. Tim sepak bola wanita "Nadeshiko Japan", pernah meraih gelar juara pada Piala Dunia Wanita FIFA tahun 2011 di Amerika. Bahkan, mereka bisa menduduki posisi ke 6 peringkat FIFA untuk wanita saat ini.

Bagaimana dengan tim "Samurai Blue"? Sudah 20 tahun berlalu, dihitung  setelah keberhasilan Jepang pertama kali ikut FPD yang diadakan di Perancis tahun 1998.

Apakah dengan persiapan antisipasi yusurika dan stamina yang diperoleh dari unagi kabayaki, mereka bisa meraih kesempatan ketiga kali untuk masuk sebagai 16 besar dan bahkan bisa menorehkan sejarah baru dalam persepakbolaan Jepang dan dunia? Kita tunggu saja nanti hasilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun