Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pajak Turis dan Peraturan Akomodasi Baru di Jepang, Bak Buah Simalakama?

15 Juni 2018   19:48 Diperbarui: 15 Juni 2018   20:56 3678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Jepang tidak main-main dalam hal ini, karena mereka mencanangkan target jumlah total kunjungan wisatawan pada tahun 2020 sebanyak 40 juta orang! Padahal, total jumlah turis yang berkunjung pada tahun 2017 "hanya" sekitar 28 juta orang. Ini artinya, (pemerintah) Jepang hanya memiliki waktu kurang lebih 2 tahun untuk "mendongkrak" tambahan 12 juta orang wisatawan sampai tahun 2020.

Untuk mencapai target itu, salah satu usaha pemerintah adalah membangun infrastruktur penunjang industri pariwisata. Terutama yang menjadi perhatian pemerintah adalah infrastruktur di titik masuk wisatawan, yaitu pada antrean imigrasi, baik itu di darat (bandara) maupun laut (pelabuhan). 

Pemerintah Jepang menggelontor dana sekitar 2 milyar yen untuk pembangunan infrastruktur yang digunakan di pos-pos imigrasi. Dana itu selain digunakan untuk menambah personel yang menangani CIQ (Custom, Immigration, Quarantine) di titik masuk turis, juga digunakan untuk penambahan alat baru. Misalnya instalasi gate elektronik, dimana pemerintah rencananya akan memasang sekitar 137 alat baru untuk deteksi wajah otomatis agar arus antrian di imigrasi bisa menjadi lebih cepat dan lancar. 

Salah satu sudut pemandangan area di Yuurakucho-Ginza (Dokumentasi Pribadi)
Salah satu sudut pemandangan area di Yuurakucho-Ginza (Dokumentasi Pribadi)
Aplikasi baru untuk smartphone juga akan dibuat agar memudahkan orang saat mengantre di Bea dan Cukai, dimana (calon) wisatawan, misalnya  bisa melakukan proses administrasi Bea Cukai diperjalanan (di dalam pesawat terbang maupun dalam kapal laut).

Keamanan tentu juga menjadi bagian yang penting. Saat ini Jepang sedang membuat alat deteksi baru yang berbentuk terowongan besar dengan menggunakan X-Ray, yang diharapkan bisa dengan efektif dan cepat (serta tepat) mendeteksi semua barang bawaan yang dibawa turis. 

Tidak ketinggalan akomodasi, yang tentunya menjadi salah satu hal yang perlu dipersiapkan. Setelah Tokyo ditetapkan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade pada tahun 2013, maka langsung tahun berikutnya para pelaku bisnis perhotelan merencanakan untuk membangun kurang lebih 50 hotel baru di Tokyo. 

Daerah penyangga sekitar Tokyo seperti Saitama, Kanagawa, Chiba, bahkan sampai daerah yang agak jauh seperti Nagano, Gunma, Niigata dan Yamanashi juga membenahi sarana akomodasi mereka untuk menampung turis yang diprediksi akan meningkat.

Konektivitas merupakan bagian yang penting dari pola hidup masyarakat modern saat ini, sehingga pemerintah Jepang pun sedang berusaha untuk menambah lokasi (spot) yang menyediakan koneksi WiFi gratis. Lebih dari itu, bahkan Jepang akan menjadikan Olimpiade 2020 sebagai showcase-nya teknologi telepon seluler 5G!

Bagi anda yang sering tersesat ketika bepergian, tidak perlu khawatir lagi. Saat ini Google Map sudah menyediakan street view untuk 13 stasiun kereta bawah tanah Tokyo Metro. Jadi tidak perlu takut soal kehabisan energi, bingung mondar-mandir di stasiun kereta bawah tanah di Tokyo, karena bisa pakai fasilitas ini untuk panduan menuju ke pintu keluar stasiun.

Penari Awa Odori (Dokumentasi Pribadi)
Penari Awa Odori (Dokumentasi Pribadi)
Dilema Pariwisata Jepang

Mulai Januari tahun 2019, Jepang akan memberlakukan pajak baru yang bernama International Tourist Tax. Sistemnya, turis yang akan meninggalkan Jepang ditarik biaya 1000 yen saat keberangkatan. Walaupun namanya pajaknya "International", namun bagi orang Jepang yang akan bepergian keluar negeri pun juga dibebani biaya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun