Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Napak Tilas Basho ke Yamadera, Perjalanan ke "Jagat Raya"

26 Mei 2018   08:35 Diperbarui: 26 Mei 2018   19:11 2331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konponchuudou (Dokumentasi Pribadi)

Akhirnya, pendakian berakhir di puncak gunung ketika kita sampai di bangunan yang bernama Oku-no-in. Kebetulan cuaca cerah ketika saya berkunjung ke sana. Suara serangga terdengar nyaring bersahutan karena memang di Jepang, serangga banyak yang mengeluarkan bunyi ketika musim panas.

Saya merenungkan kembali makna dari Haiku Basho di puncak gunung ini. Terjemahan bebas dari Haiku-nya adalah "di dalam keheningan, suara serangga masuk ke dalam batu". Kenapa Basho mengatakan hening, padahal Basho kesini saat musim panas juga. Jadi dia pasti sama keadaannya seperti saya saat itu, mendengar banyak suara serangga (bahkan waktu itu mungkin lebih berisik).

Oku-no-in (Dokumentasi Pribadi)
Oku-no-in (Dokumentasi Pribadi)
Kemudian saya melihat langit yang terasa begitu dekat di atas karena memang saya berada di puncak tertinggi gunung. Cuaca cerah ketika saya berkunjung dan langit yang biru membentang di atas kepala menambah rasa kedekatan itu.

Lalu saya berpikir, mungkin saat Basho sampai di puncak gunung seperti saya sekarang ini, dia (merasa) "terbang" dan kemudian merasakan keheningan yang mendalam dari "atas sana", walaupun "di bawah" banyak serangga yang berbunyi. Pastinya skala ukuran yang dia pakai ketika merasakan "keheningan" itu bukan lah dunia, melainkan sudah melampaui itu, bahkan sampai ke jagat raya.

Kita memang sering menjadi seperti serangga yang berbunyi riuh rendah dalam hidup sehari-hari di dunia. 

Namun mungkin ada saatnya kita harus menarik diri dari keriuh rendahan ini, untuk merasakan kesunyian, yang dimensinya jauh dan melampaui keriuh rendahan itu sendiri. Dan melalukan hal-hal yang tidak melulu duniawi, dengan cara yang bisa dipilih oleh masing-masing orang menurut kemampuannya.

Selamat berakhir pekan.

Pemandangan panorama dari Godaidou (Dokumentasi Pribadi)
Pemandangan panorama dari Godaidou (Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun