Saat ini, gelombang radio dipakai untuk komunikasi angkasa luar. Frequensi gelombang yang digunakan sekitar 40GHz (GigaHertz). Dengan frequensi yang termasuk rendah seperti ini, maka jumlah data yang bisa dikirimkan juga terbatas. Di samping itu, semakin rendah frekuensinya maka kemungkinan sebarannya makin melebar sehingga otomatis bisa menyebabkan ganguan (interferensi) antar gelombang yang berdekatan, serta membutuhkan antena yang besar untuk mengirim dan menerima sinyal.
Teknologi laser pada CD menggunakan frekuensi gelombang yang lebih tinggi, yaitu sekitar 100 sampai 200 THz (TeraHertz), sehingga kecepatan komunikasi data dan besaran data yang bisa dikirimkan bertambah secara signifikan. Teknologi visual saat ini yang bisa menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, otomatis membuat besaran datanya juga membengkak. Sehingga sarana komunikasi yang bisa mengantisipasi lonjakan besaran data ini sagat mendesak.
Lalu karena besaran beam optik juga lebih kecil dibandingkan dengan gelombang radio, maka gangguan interferensi bisa diminimalisasi (dihilangkan). Contohnya jika menggunakan gelombang radio Ka Band (40 GHz), maka beam nya bisa mencapai radius 100 Km (seluas daerah Kanto ---meliputi Tokyo, Kanagawa, Chiba, Saitama, Tochigi, Gunma dan Ibaraki). Akan tetapi, kalau menggunakan laser optik besaran beam-nya "hanya" sekitar 300 m (seluas Tokyo Dome).
Namun sempitnya beam optik ini menjadi kendala, yaitu dibutuhkan presisi tinggi antara antena pengirim dan penerima, apalagi jika satelit sedang bergerak di orbit. Hal inilah yang sekarang sedang diteliti/dikembangkan lebih jauh agar kendala ini nantinya bisa diantisipasi dengan lebih baik.
Sony tampaknya serius sehingga menggandeng JAXA (Badan Antariksa Jepang) dalam mengembangkan teknologi laser untuk komunikasi angkasa luar. Sony menargetkan dalam jangka waktu 2 tahun spesifikasi plus uji coba teknologinya bisa selesai, sehingga kemudian bisa memproduksi alatnya secara masal setelah itu.
Sony sebagai perusahaan yang mempunyai spirit untuk menjadi pionir teknologi ---dengan membuat apa yang orang lain tidak lakukan, sekaligus selalu membuat produk yang bisa menggelitik rasa keingintahuan kita--- saat ini sedang berusaha bangkit, semenjak aktivitasnya agak "lesu" karena beberapa bisnisnya, seperti komputer (laptop) dan televisi ternyata profitnya jauh dari harapan. Dengan masuknya Sony di bisnis angkasa luar, tentunya menarik untuk dicermati.
Apakah kita akan bisa melihat logo Sony pada satelit yang diluncurkan di masa datang, dengan Aibo sebagai navigatornya, yang kemudian berkomunikasi dengan satelit pengendali di bumi setelah masuk di orbit menggunakan teknologi komunikasi optik? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI