Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serba-serbi Kereta Api di Jepang

12 April 2018   19:09 Diperbarui: 12 April 2018   19:48 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokyo Monorail (Dokumentasi Pribadi)

Beberapa hari ini, berita tentang kedatangan rangkaian kereta MRT dari Jepang menghiasi laman berita, seperti juga yang telah dirangkumkan oleh Kompasiana.  

Kereta di Jepang merupakan sarana transportasi yang praktis dan ekonomis dibanding dengan sarana transportasi lain, terutama di kota-kota padat penduduk seperti di Sapporo, Tokyo, Nagoya, Oosaka, Fukuoka dan lainnya. Ada sekitar 200 jalur kereta di seluruh Jepang yang mencakup beberapa jenis kereta, mulai dari kereta bawah tanah, komuter, kereta antar kota baik yang ekspres maupun yang super ekspres (shinkansen), dan  monorel. 

Sejarah Kereta di Jepang
Kereta api, pertama kali diperkenalkan/dipamerkan di Jepang pada tahun 1890 pada acara National Industrial Fair ke dua yang diadakan di Ueno, Tokyo. Kemudian, kereta lokomotif uap antarkota komersial, pertama kali diresmikan tanggal 14 Oktober 1872 yang menghubungkan stasiun Shinbashi di Tokyo menuju Yokohama (sekarang stasiunnya bernama Sakuragicho) dengan jarak tempuh sekitar 53 menit. Untuk memperingati kereta komersial yang pertama kali di Jepang itu, saat ini tanggal 14 Oktober diperingati sebagai Hari Kereta Api.

Kereta listrik pertama (kereta trem listrik) dioperasikan di Kyoto pada tahun 1895. Kereta ini menggunakan tenaga listrik yang sumbernya adalah PLTA dari Danau Biwa (Biwa-ko). Jarak tempuh operasionalnya sekitar 6.6 Km. Sedangkan Kereta bawah tanah, mulai beroperasi pada tahun 1927 dengan trayek dari Asakusa sampai ke Ueno dengan jarak 2.2 Km.

Perusahaan Kereta Api Jepang (Japan National Railway:JNR) didirikan pada tahun 1949, namun kemudian diswastanisasi pada tahun 1987 dan berganti nama menjadi JR (Japan Railway) group.

Beberapa Jenis Kereta di Jepang

  • Kereta Komuter

Kereta Komuter (tsuukin-densha) adalah kereta yang menghubungkan antara daerah pemukiman di luar kota (bedtown) dengan pusat kota. Di Jepang ada berbagai macam kereta komuter, mulai dari kereta yang dioperasikan oleh JR, maupun kereta yang dioperasikan oleh swasta (seperti Keio line, Odakyu line di Tokyo). Hampir semua pekerja menggunakan moda transportasi kereta untuk pergi ke kantor dipagi hari  dan pulang ke rumah masing-masing disore harinya. 

Sehingga bisa dibayangkan banyaknya jumlah pengguna komuter. Oleh karena itu jangan pernah mencoba naik kereta di jam-jam rush hour, yaitu sekitar jam 7 - 9 pagi dan jam 5 - 8 sore/malam. Anda nggak akan kuat deh. Biar saya saja yang melakukannya.

Untuk ilustrasi bagaimana sesaknya kereta di waktu rush hour, tiap hari ada sekitar 3 juta orang pengguna kereta api yang pulang-pergi melalui Stasiun Shinjuku. Walaupun ini contoh yang termasuk ekstrim---karena Shinjuku adalah stasiun yang paling padat di Jepang---namun di stasiun lain juga kurang lebih sama keadaannya (walaupun jumlah pengguna kereta tidak sebanyak di Shinjuku).

Kereta Komuter Odakyu Line di musim salju (Dokumentasi Pribadi)
Kereta Komuter Odakyu Line di musim salju (Dokumentasi Pribadi)
  • Monorail

Kereta Monorail sesuai dengan namanya hanya menggunakan satu rel, dan keretanya berjalan diatas tanah maupun menggelantung di bawah rel yang juga dipasang di atas. Monorail ini biasanya adalah kereta yang menjadi penghubung antara satu jalur dengan jalur lain (fungsinya sebagai feeder). Walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga yang memakainya sebagai moda transportasi yang utama. Monorail di Jepang bisa ditemukan antara lain di Tokyo, Oosaka, Kanagawa, Kyushu dan di Okinawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun