Jenis Ume di seluruh Jepang ada sekitar 100 lebih. Namun dari jumlah itu, hanya ada beberapa saja yang terkenal dan namanya sudah menjadi brand name dari daerah tertentu. Contohnya nama Gyokuei, Shirokaga dan Yourou di daerah Kanto. Kemudian ada Tougoro, Benisashi di daerah Hokuriku. Ada juga Bun-go, Takadaume di daerah Touhoku.
Saat ini, daerah yang terkenal sebagai penghasil Ume adalah Prefektur Wakayama. Ume yang diproduksi di daerah ini bernama Kojiro dan Nanko. Wakayama terkenal akan produksi Ume (buahnya) karena perkebunan Ume di daerah ini sudah digalakkan semenjak era Edo, dimana Ando Naotsugu---yang waktu itu berkuasa di daerah yang dulu disebut Ki-i no Kuni---menganjurkan rakyatnya untuk menanam pohon Ume.
Di Jepang ungkapan shouchikubai sering digunakan dalam acara yang berhubungan dengan kebahagiaan, misalnya dalam resepsi perkawinan. Sho adalah Matsu atau pohon pinus, Chiku adalah Take atau bambu dan Bai adalah Ume. Diantara ketiganya, Ume sebenarnya adalah yang paling disukai karena bunga Ume yang bentuknya mungil dan lucu---seperti yang sudah saya tulis sebelumnya---sehingga gambarnya sering digunakan untuk motif pada alat makan misalnya gelas dan piring. Karena alat makan digunakan hampir setiap hari, maka akibatnya "Ume" lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang.
Bunga Ume juga banyak ditanam di pelataran Jinja (Kuil) karena memang beberapa dari Ume ini mempunyai hubungan historis dan sedikit religius dengan kuil tersebut. Kuil yang mempunyai nama "Tenman-guu", misalnya Dazaifu Tenman-guu di Fukuoka, Kitano Tenman-guu di Kyoto dan Yuushima Tenman-guu di Tokyo memang mempunyai pohon Ume yang banyak, dan menjadikannya sebagai spot Ume yang terkenal.
Kuil2 Tenman-guu ini berhubungan dengan orang yang bernama Sugawara no Michizane, yang merupakan penasihat Tenno di era Heian (Tahun 800-an). Dia adalah seorang bangsawan yang bukan hanya memiliki otak yang cemerlang (pintar), namun mahir juga dalam bela diri (main pedang) dan juga ahli ilmu politik. Sugawara merupakan orang yang dijuluki Bunburyoudou, yaitu orang yang bukan hanya mempunyai keahlian di bidang ilmu pengetahuan, namun juga mahir dalam bidang bela diri (pertahanan).
Hubungan antara Sugawara dengan Ume bisa kita lihat pada berbagai peristiwa. Misalnya dalam usia yang baru menginjak 5 tahun, dia dikatakan bisa mengarang satu Waka (puisi) yang menggunakan kata Ume. Wujud kecintaan Sugawara yang lain terhadap Ume adalah dengan banyaknya pohon Ume yang ditanam di pekarangan rumahnya. Terlebih lagi, lambang keluarga (kamon) Sugawara adalah juga bunga Ume.
Oleh karena kematian orang2 yang menyingkirkan Sugawara itu aneh, kemudian mereka menganggap kematian itu akibat dari tulah atau kutukan dari Sugawara. Dan untuk menenangkan "arwah" Sugawara, kemudian mereka mendirikan Kuil yang menempatkan Sugawara sebagai "Dewa" Ilmu Pengetahuan. Kuil itu kemudian disebut Tenman-guu, dan saat ini kuil2 Tenman-guu banyak dikunjungi oleh pelajar maupun orang yang akan mengikuti ujian. Di kuil2 ini juga banyak dijual benda2 maupun alat tulis yang biasa digunakan atau dibawa sewaktu menjalani ujian (ujian sekolah atau ujian lain).
Orang2 tua juga berkunjung ke kuil ini selain untuk berdoa agar anaknya lulus ujian atau sekolah, mereka juga berharap agar anaknya selain bisa pintar, juga bisa unggul dalam bidang lain (dengan kata lain, agar mempunyai jiwa dan raga yang sehat).