Generasi muda Jepang juga banyak yang menyukai RV, karena selain harga sewa apartemen (apalagi untuk membeli rumah petak) yang lumayan mahal, dengan RV mereka juga bisa berpindah ke tempat yang mereka sukai. Apalagi pekerjaan sekarang banyak yang tidak menuntut kehadiran pegawai di kantor, terutama pekerjaan yang hanya membutuhkan komputer dan jaringan internet. Sebagai sambilan, mereka juga bisa upload kegiatan mereka sehari2 di blog, atau sharing foto2 di medsos yang diambil dari tempat2 yang mereka kunjungi dengan RV nya.
Agaknya masih sulit karena selain fasilitas penunjang (infrastruktur) yang belum tersedia, harga RV sekarang masih terbilang "mahal" bila dibandingkan dengan harga mobil biasa. Apalagi, sifat "pamer" yang masih dimiliki (mungkin sebagian kecil) orang, sehingga kalau membeli RV kayaknya kurang bergengsi dibanding dengan membeli mobil biasa. Kecuali mungkin kalau ada pengusaha yang berani menjual RV dengan DP 0%, plus instagrammable, maka bisa jadi dagangannya akan laris manis. Â
Kita tunggu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H