Pernahkah pembaca membayangkan berendam air panas di dekat gunung tanpa susah pesan hotel atau akomodasi? Atau mengadakan upacara minum teh di pinggiran pantai tanpa perlu membangun dulu rumah dengan beralaskan tatami (lantai dari anyaman rumput kering igusa)? Ternyata semua bisa itu diwujudkan lho. Caranya adalah dengan RV (Recreational Van).
Tanggal 2-4 Februari yang lalu, di Makuhari Messe dilangsungkan pameran otomotif yang bernama "Japan Camping Car Show 2018." Camping Car ini adalah nama yang lebih umum dikenal di Jepang untuk RV. Saya berkesempatan untuk mengunjunginya di hari kedua pameran (tanggal 3 Februari). Pameran ini dikatakan merupakan pameran mobil RV terbesar di Asia.
Pasar RV di Jepang
Jepang memang tidak bisa dilupakan kalau kita berbicara mengenai industri otomotif. Nama-nama seperti Toyota, Honda, Suzuki, Nissan, Daihatsu, dan lainnya tentuya sudah kita kenal dengan baik. Merek-merek ini sekarang bisa ditemui di seluruh pelosok dunia. Pabriknya pun sudah banyak dibangun di luar Jepang, antara lain untuk efisiensi dan menghemat berbagai macam biaya produksi serta pemasarannya.
Menurut survei yang diadakan oleh asosiasi mobil RV Jepang, sampai dengan tahun lalu, jumlah RV "hanya" ada sekitar 100.400 mobil. Penduduk Jepang ada sekitar 126 juta jiwa. Jadi kalau jumlah RV itu kemudian kita bagi dengan populasi Jepang, maka kita bisa dapat angka sekitar 0.08 persen untuk kepemilikan RV di Jepang.
Angka persentase ini masih kecil bila kita bandingkan dengan Amerika. Di mana menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Industri RV Amerika, tahun 2011 saja persentase kepemilikan RV adalah 8.5 persen.
Jepang juga belum jadi pasar yang menjanjikan bagi para pembuat RV di luar Jepang, seperti bisa kita lihat dari data yang dikeluarkan oleh International Trade Administration. Dari data tersebut, negara Asia yang masuk dalam target pemasaran RV adalah China, lalu Korea dan disusul oleh Thailand.
Jepang yang selain merupakan negara kepulauan, tidak sedikit juga daerah yang mempunyai gunung dan bukit. Akibatnya, ini menjadi kendala bagi pemilik RV, misalnya repot untuk memilih transportasi angkutan antar pulau, serta kenyamanan berkendara di jalan di pedesaan dengan banyaknya  topografi yang naik turun serta banyak jalan yang masih sempit/kecil.  Walaupun, ada banyak RV yang mungil dan dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan kenyamanan bagi pengendara/penggunanya.