Pemecatan karyawan Google yang mendukung Palestina selama konflik Israel-Palestina, menunjukkan bagaimana jenis persepsi eksternal dapat mempengaruhi hubungan kerja dan kebijakan perusahaan. Fenomena ini menyoroti kebutuhan untuk lebih memahami lebih dalam dinamika persepsi individu dan implikasinya terhadap manajemen organisasi.
   Dalam lingkungan organisasi yang dinamis dan terus berkembang, persepsi individu terhadap dunia luar memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai mereka. Persepsi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk media, pengalaman pribadi, peristiwa geopolitik, dan interaksi sosial. Mengingat pentingnya persepsi ini, pemahaman tentang bagaimana individu dalam organisasi memandang dunia di luar organisasi mereka menjadi semakin relevan, terutama dalam konteks manajemen sumber daya manusia (MSDM).Persepsi individu dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi, mulai dari komitmen karyawan, kepuasan kerja, hingga kinerja tim dan organisasi secara keseluruhan. Selain itu, persepsi yang berubah akibat pengaruh eksternal dapat menyebabkan konflik nilai antara individu dan organisasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi budaya organisasi dan strategi MSDM.
   Persepsi adalah proses di mana individu mengorganisir dan menginterpretasikan informasi sensorik untuk memberikan makna terhadap lingkungannya. Persepsi melibatkan penerimaan rangsangan dari lingkungan melalui indra (seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan), kemudian otak mengolah dan menginterpretasikan informasi ini untuk membentuk pandangan tentang dunia di sekitar kita.
   Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya faktor Internal dimana terdapat motivasi, pengalaman, harapan, dan kepribadian individu kemudian faktor Eksternal dimana terdapat karakteristik fisik dari rangsangan (seperti intensitas, kontras, dan perbedaan) serta lingkungan sosial dan budaya, yang dapat mengarah pada kesalahan dalam penginterpretasian informasi.
   Nilai-nilai dalam perusahaan Google telah dilanggar oleh sebagian karyawan karena nilai-nilai individu karyawan lebih mendominasi. Hal inilah yang menjadi dasar dipecatnya sebagian karyawan karena pergeseran persepsi. Awal mula mereka teguh pada kebijakan perusahaan tetapi akibat persepsi mereka terhadap dunia luar maka tercipta persepsi baru yang melanggar kebijakan perusahaan.
   Konflik Nilai dan Organisasi Perubahan persepsi individu dapat menyebabkan konflik nilai antara individu dan organisasi. Menurut Elsbach dan Bhattacharya (2001), ketika nilai-nilai individu bertentangan dengan kebijakan atau praktik organisasi, hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan kerja, penurunan kinerja, dan bahkan pemutusan hubungan kerja.
   Hal ini dapat menjadi pelajaran untuk terus memantau perkembangan persepsi karyawan dengan cara melakukan Pelatihan dan Pengembangan dimana  fokus pada pengembangan keterampilan komunikasi, etika, dan kepemimpinan dapat membantu karyawan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai organisasi. Pelatihan ini juga dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan untuk menavigasi perubahan persepsi.
   Kemudian cara kedua yaitu melakukan Komunikasi Terbuka sehingga Menciptakan saluran komunikasi yang terbuka memungkinkan karyawan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan berdiskusi tentang isu-isu yang penting. Ini termasuk forum diskusi, survei karyawan, dan pertemuan rutin.
   Studi kasus dan literatur  ini akan memberikan rekomendasi praktis bagi manajer MSDM untuk mengelola perubahan persepsi individu dalam organisasi. Rekomendasi ini termasuk strategi komunikasi, pelatihan, dan penyesuaian kebijakan yang dapat membantu organisasi menjaga harmoni dan kinerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H