Mohon tunggu...
Teplok Suluh
Teplok Suluh Mohon Tunggu... -

someone who always wishing of finding her sanctuary....

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Sepedaku, Sepedamu, Telah Usang, Mari Kita Buang Sama-sama

4 Mei 2012   00:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

masa lalu dan kenangan .....

hanyalah sepeda tua usang yang pernah menemanimu belajar berkendara.....

jangan ragu dan yakinlah untuk membuangnya jauh-jauh....

karena kau sama sekali tak akan juga kehilangan kemahiranmu dalam mengendarainya.....

hayooo ngakuuuu......!! sebagian besar dari kita mungkin merasa bahwa masa lalu adalah hal yang tak terpisahkan dari masa depan. hmmm... mungkin benar, hanya saja kita harus benar-benar cermat memperlakukannya, agar tak justru melukai masa depan kita. memang benar kita belajar banyak dari masa lalu kita, memang benar kita tak akan menjadi manusia seperti "ini" tanpa tetek bengek yang terjadi dalam masa lalu kita. hanya saja perlu kita ingat bahwa belajar dari masa lalu dengan tenggelam dalam romantisme masa lalu itu benar-benar membutuhkan cara yang berbeda, begitu juga akan mempunyai efek yang berbeda.

orang yang mengaku telah belajar dari masa lalu dan kenangannya, orang yang mengaku telah bahagia dengan masa sekarangnya, tapi diam-diam masih suka melamun sambil senyum sendiri, masih suka kirim sms sambil mengenang masa-masa indah yang dijalani dengan masa lalunya, apalagi ditambah dengan tetap mempunyai panggilan khusus terhadap masa lalunya, ples masih nyimpen photo, nyimpen ini nyimpen itu... dan bla bla bla tentang masa lalu nya.... (cckckkck tragiss!!) berarti dia BOHONG. dia sama sekali tidak belajar apalagi berkembang. dia hanya orang menyedihkan yang tenggelam dalam romantisme masa lalu yang tidak perlu.

bijaklah dalam menyikapi masa lalu beserta kenangannya. apalagi jika ternyata kita dan masa lalu kita telah menemukan masing-masing pasangannya. hormatilah diri kita sebagai seorang pembelajar sejati, bukan seorang cengeng yang selalu bergantung pada masa lalunya. ingatlah bahwa keindahan masa lalu hanyalah sebagai setangkai mawar yang telah kering, sedangkan kita punya begitu banyak waktu yang bisa digunakan bersama pasangan terbaik yang telah kita temukan, untuk membangun sebuah taman yang penuh dengan pohon bunga yang akan terus tumbuh dan menyebarkan harum meski kadang bergugur oleh musim. berhati-hatilah, jangan sampai kita lalai membangun dan mengurus kebun bunga kita hanya karena terlalu sibuk mengurusi setangkai bunga yang kering, yang kelopaknya telah jatuh satu-satu.

hormatilah dia yang menjadi masa lalu kita, posisikan dia sebagaimana posisi yang seharusnya dalam hidup kita di masa sekarang. jadikan dia teman. jangan menghina dia dengan masih memposisikan dia di masa sekarang sebagaimana kita memposisikannya seperti dulu di masa yang lalu. jangan terus menghina dia dengan mengirim segala sms, chatt, posting fb,tweet de el el tentang keindahan nisbi yang pernah kita lalui dengannya dulu, apalagi ditambah mengenang panggilan-panggilan khusus, kode-kode khusus yang pernah terangkai bersama, dan bla bla bla.... :D. ah sungguh... dia layak menjadi orang yang punya posisi berbeda dan lebih terhormat di masa depan kita (sebagai teman mungkin..., benar-benar teman), dia bukan alien yang tetap sama seperti dulu saat masih bersama dengan kita, sungguh posisi masa lalu itu terlalu usang untuk orang yang mampu belajar, yang mampu berkembang.

lebih harus berhati-hati lagi jika ternyata dia yang menjadi masa lalu kita ternyata belum berpasangan seperti kita. jangan sampai kita tanpa sadar menjegal langkahnya, atau jangan-jangan kita dan masa lalu kita saling menjegal langkah dan saling mencegah untuk maju, belajar dan berkembang. ingat...!! ini benar-benar bisa dilakukan dengan tanpa kita menyadarinya. perhatian-perhatian yang sepertinya wajar, komentar-komentar  dan candaan tentang masa lalu yang kelihatannya tidak berarti apa-apa sungguh bisa merusak segalanya, merusak masa depan kita, samar namun pasti. kalian tahu...?? perhatian,komentar, dan candaan tentang masa lalu yang keliahatannya wajar itu bisa mengganggu stabilitas emosi, jangan terlalu SOMBONG dengan mengatakan "tidak mungkin", karena bagaimanapun kita pernah punya ikatan emosional khusus dengan dia masa lalu kita itu. rasa itu terkadang tidak benar-benar mati, hanya layu, jika terus disiram bukan tidak mungkin akan tumbuh dan segar kembali, bukan?? (hiiiyy ngeri gag siiiyy??? :D).

dan lebih kasihan lagi jika yang terjegal dan mandeg ternyata hanya langkah dia masa lalu kita itu, terjegal oleh ulah kita. sesuatu yang menurut kita komentar ringan, perhatian sebagai teman yang wajar, candaan tentang masa lalu yang biasa, ternyata membuatnya terpasung dalam masa lalu nya bersama kita. tidakkah kita akan merasa kasihan padanya jika kita telah membangun sebuah masa depan dengan orang yang lebih layak untuk kita, sedangkan dia masih saja bergeming dan meratapi masa lalunya bersama kita. bagaimana mungkin ada jiwa lebih baik yang mau menyandingnya jika melihat hatinya yang begitu muram, kelam, dan sumpek, penuh oleh masa lalu. bantulah dia untuk melepaskan hatinya dari masa lalu, jangan semakin memojokkan dan merecokinya dengan kehadiran kita bersama segala kenangan. bukankah lebih baik jika kita melepaskan hatinya dan harinya dari bayang-bayang kita, karena itu juga berarti kita membantunya untuk lebih cepat menemukan dan menata masa depannya, kehidupan yang layak untuknya....

hindarilah melakukan hal-hal kecil yang bisa memasung dia masa lalu kita, terlebih lagi hal-hal kecil itu bisa melukai keindahan, kehormatan, dan kewibawaan masa depan kita sendiri.  jangan hanya karena komentar atau perhatian atau bencanda dengan teman tentang masa lalu kita yang sepertinya wajar, yang mengalir seperti tanpa tendensi dan kesengajaan lewat sms, fb, chatt, tweet, de el el, ternyata akan membahayakan kehormatan kehidupan kita sendiri, menggadaikan perasaan pasangan terbaik kita, mencoreng kewibawaan hubungan suci yang terjanji dihadapan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun