Mohon tunggu...
Tanpa Nama
Tanpa Nama Mohon Tunggu... lainnya -

Makhluk Uranus yang tersasar di planet Bumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenapa Mesti Takut?!

7 Desember 2011   08:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kenapa mesti takut saat berhadapan denganku?

Aku bukanlah seekor serigala yang siap menerkammu kapan saja. Aku juga bukan seorang nenek sihir yang bisa merubahmu sekehendak hatiku. Aku pun bukan seorang penjagal yang saat kau membuatku marah, maka langsung kutebas kepalamu dengan pedangku.

Hei, tak perlulah kau bersembunyi di sana. Di balik tudung kecemasanmu yang tidak beralasan.

Apa kau takut jika nanti kuberniat untuk menyeretmu ke ruang hatiku?

Kau pikir aku akan mencuri hatimu. Kemudian menyekapnya di dalam ruang isolasi sunyi.

Haha..
Tentu saja aku tidak akan melakukan hal tersebut. Bagaimana mungkin korban pencurian melakukan tindak pencurian yang serupa?

Lagipula mana kusanggup menyimpan hatimu di hatiku. Hatiku ini terlalu sempit untuk memasukkan hatimu ke dalamnya. Karna sebagian hatiku telah berhasil digondol orang yang tak berperikepencintaan. Hingga menyebabkan hatiku teronggok tinggal setengah.

Jadi, kau tak perlu takut. Tenang saja.. Mana tega aku membiarkanmu merengek meratapi kepengapan ruang hatiku. Mungkin kau akan menceracau bahwa ruang hatiku tak lebih indah dibandingkan dengan ruang hati milik kekasihmu.

Itu jelas, karna siapalah aku ini. Aku hanya korban dari kasus pencurian hati. Dan aku tak ingin mencetak kejadian yang serupa denganmu.

Aku tak mau namamu sampai masuk ke Headline News keesokan paginya.

Gawat. Bisa-bisa aku lebih lama lagi mendekam di penjara kegalauan. Dan aku tak mau menikmati sajian kecemburuan di sana. Menambah kesengsaraan saja..

Jadi, sekali lagi kutekankan padamu. Kau tidak perlu takut saat berhadapan denganku.

Santai sajalah. Nikmati kebersamaan ini dengan penuh kekonyolan. Anggap saja aku ini seperti badut yang lucu nan menggemaskan. Yang berusaha membuatmu terpingkal-pingkal dan sejenak melupakan rasa sakitmu akan pengkhianatan sebuah rasa

Uranus, 07/12/2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun