Menurut situs BBC London,Selasa 18 September 2012 bahwa Jenderal John Allen Komandan tertinggi NATO di negara yang dijuluki "Swiss Asia"Afghanistan,pasukan NATO/ISAF akan mengurangi operasi militernya bersama pasukan Afghanistan.Operasi gabungan NATO bersama pasukan Afghanistan akan ditinjau ulang,serta akan di evaluasi kembali kasus perkasus terkait semakin seringnya pasukan -pasukan Afghanistan menembaki mitranya pasukan NATO dalam berbagai operasi miiternya .
Selama tahun ini pendudukan pasukan koalisi di Afghanistan paling tidak sudah 50 serdadunya tewas  oleh penembakan pasukan Afghanistan terhadap pasukan NATO,serta pada bulan Agustus lalu sudah 15 serdadu NATO/ISAF tewas oleh insiden serupa.Krisis kepercayaan antara pasukan asing dan Afghanistan semakin tinggi seiring tingkat kepercayaan mereka semakin rendah terhadap kesetiaan pasukan Afghanistan kepada NATO.
Beberapa kali terjadi belasan aparat keamanan Afghanistan bergabung ke Thaliban,bahkan mereka bersama komandannya   sekaligus dan juga seluruh  perlengkapan persenjataannya. Untuk  mengatisipasi itu,maka pimpinan NATO/ ISAF  tertinggi di  Afghanistan  Jenderal  John Allen asal AS mulai  mengurangi operasi militer gabungan dengan pasukan Afghanistan,terutama operasi-opersi militer dengan kelompok-kelompok kecil kesatuan setingkat kompi. Namun operasi-operasi militer gabungan bersama  pasukan  Afghanistan dalam sekala besar setingkat batalion akan juga dikurangi ,serta akan ditinjau ulang semuanya.
Meskipun begitu komitmen pasukan NATO di Afghanistan tidak berubah,ujar juru bicara Pentagon George Little,Senin 17 September 2012 di Washington.Ia menambahkannya,pengurangan operasi militer gabugan bersama pasukan Afghanistan dilakukan terkait beberapa penembakan belakangan yang dilakukan pasukan Afghanistan terhadap NATO/ISAF.Krisis kepercayaan yang kini melanda pasukan NATO terhadap pasukan Afghanistan,tentunya sangat menguntungkan Thaliban.
Strategi Thaliban kelihatannya berhasil memecah kekuatan NATO itu,dan kedepan krisis kepercayaan antara pasukan NATO dan pasukan Afghanistan semakin besar jika kolaisi semakin mengurangi operasi gabugan bersama pasukan Afgahnistan.Karena dalam konteks ini bisa saja pasukan Afghanistan dianggap NATO telah pro Thaliban,karena sebangsa dan seiman serta latar belakang historisnya yang serupa pula.
Para pejuang Thaliban semakin  mudah melancarkan berbagai kampanyenya,baik secara politik maupun militer.Keberhasilan Thalban dalam politik terlihat jelas beberapa kali Hamid Karzai membongkar pasang kabinetnya, Kepala Intilejen, Mendadrinya  dicopot  beberapa hari lalu . Begitu pula  Thaliban berhasil menitipkan beberapa agennya dalam tubuh NATO,sehingga selama tahun ini saja sekitar 50 serdadu asing tewas oleh pasukan Afghanistan.
Selanjutnya dalam operasi militer Thaliban terhadap Markas besar NATO di Bastion sebagai salah satu bukti,bahwa semakin rapuhnya moral pasukan NATO.Padahal markas NATO yang terletak di tengah padang pasir tersebut dijaga sangat ketat,tetapi pasukan Thaliban yang hanya terdiri dari 15 personal yang dipecah lagi dalam 3 Tim bisa memasukin sampai kelandasan pacu lapangan terbang militer Bastion.                                                                                                                                                                                                                       Operasi militer Thaliban dalam perburuan terhadap pangeran Harry itu berhasil menghancurkan 6 unit jet pesawat tempur AS , dan meluluh lantakkan hnggar pesawat dan juga stasiun pengisisn bahan bakar NATO. Memang menurut Thaliban ,operasi itu kurang berhasil karena target utamanya Pangeran Harry berhasil di ungsikan oleh pasukan NATO ketempat lain .Namun demikian operasi militer yang di lakukan pasukan elite Thaliban sudah membuktikan,bahwa mereka tidak main-main dalam kaitannya untuk memburu cucu Ratu Elizabeth II tersebut.
Kelihatannya hal semacam itu kedepan akan sering dilakuan para pejuang Thaliban di Afghanistan,sehingga pasukan  NATO/ISAF sekarang benar-benar dihadapakan dalam suatu kesulitan .NATO  semakin tidak di percayai oleh pasukan Afghanistan sehingga banyak diantaranya bergabung kepihak Thaliban,begitu pula sebalikya NATO semakin membatasi  keterlibatan pasukan  Afghanistan dalam setiap operasi militernya. NATO juga akan   menunda sampi saat  yang tidak ditentukan  berbagai  program pelatihannya  terhadap pasukan keamanan Afghanistan,yang membuktikan betapa seriusya kondisi pasukan NATO/ISAF  sekarang di negara mullah Afghanistan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H