Mohon tunggu...
Syibbli Zainbrin
Syibbli Zainbrin Mohon Tunggu... -

Psychology, Yarsi University https://www.youtube.com/channel/UCdyw0QB70mdgmwrGBjXJz1A http://syibblizainbrin.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bagaimana Berhubungan Seksual Yang Baik ?

12 September 2015   18:54 Diperbarui: 12 September 2015   21:27 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Assalamualaikum,

so I got a question about 4 days ago "bagaimana berhubungan seksual yang baik ?", dan kayaknya pertanyaannya agak inappropriate ditanyakan oleh seorang yg berkeluarga dengan usia sekitar 30 tahun kepada anak 22 tahun yang belum menikah dan sedang tidak aktif secara seksual, bagaimana menurut kalian ?

Tapi saya tetap jawab sesuai apa yang saya ketahui, dan setelah mendapat izin pada penanya, akhirnya saya bisa post capture-an pertanyaannya dari bbm (dalam sosial media saya) dan jawabannya.

So, sex merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan secara teoritis kebutuhan dasar harus dipenuhi untuk mencapai aktualisasi diri yang mencangkup kebahagiaan didalamnya (Maslow, 1943), sex juga mencangkup keteraturan saat menstruasi, pengetahuan yang baik dan positif mengenai seksualitas, jadi menurut saya pribadi bukan berarti harus berhubungan seksual untuk mendapatkan kebutuhan ini.

Untuk orang yang telah menikah, berhubungan badan merupakan salah satu faktor yang sangat krusial, didapatkan hubungan yang sangat kuat antara kepuasan seksual dan kepuasan hidup pada pasangan menikah ( Desal & Patollya, 2012). Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses krusial ini, dari segala sumber yang saya baca sangat menekankan untuk mengatur waktu foreplay, interplay & afterplay. Ketiga tahapan tersebut harus dilalui dengan baik.

Saya pribadi belum menemukan sumber mengenai durasi waktunya namun segalanya (entah bagaimana caranya dan berapa lama waktunya) tergantung dari pasangan, makanya dalam melakukannya dibutuhkan empati. Empati ini sangat penting karena menumbuhkan pemahaman antara sesama beserta pengertian mengenai kebutuhan sesama. Sebuah studi ( Hopskin dalam Healthday.com, 2015) menemukan peran empati yang sangat penting karena memunculkan motivasi untuk saling memenuhi. Dengan empati maka didapatkan pengetahuan mengenai segala hal yang suka dilakukan, tidak disukai, tidak diinginkan dan yang diinginkan, sehingga kedua pasangan berusaha untuk melakukan hal yang disukasi dan diinginkan kedua belah pihak.

Kepercayaan diri dan harga diri sangat penting dalam proses ini, didapatkan segala bentuk halangan secara seksual berkaitan erat dengan harga diri yang membuat kepercayaan diri untuk memuaskan pasangan juga berkurang. Di sebuah artikel dari Dr. Sorensen (dalam GetEsteem.Com) Self-Esteem yang rendah mengindikasi gejala kecemasan, ketakutan, depresi, serta disfungsi seksual.

Kesimpulannya empati, pengetahuan, harga diri, dan kepercayaan diri merupakan hal yang sangat penting bahkan untuk dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Yang saya tekankan tidak semerta merta masalah bagaimana melakukannya, tapi apa yang harus dipersiapkan secara mental untuk melakukannya. Yah... Mempertimbangkan penjelasan mengenai bagaimana melakukannya itu sangat tidak pantas iyah gak ? Haha

Well, this is just my narrow point of view.

Thank you !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun