Mohon tunggu...
Syibbli Zainbrin
Syibbli Zainbrin Mohon Tunggu... -

Psychology, Yarsi University https://www.youtube.com/channel/UCdyw0QB70mdgmwrGBjXJz1A http://syibblizainbrin.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gue Siapa Sih?

17 April 2015   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gue Siapa Sih? (Pandangan Terhadap Sebuah Pertanyaan Mengenai Diri Sendiri & Penggunaan Alat Tes Kepribadian Non-Ilmiah)

Terlalu banyak orang yang ingin mengetahui siapa dirinya dengan mempertanyakan diri ya ke org lain, saya pribadi jika ditanya selalu menjawab "yang tahu diri kamu adalah kamu sendiri, masalahnya kamu masih belum menerima diri kamu sepenuhnya yg bikin kamu mendeskripsikan diri kamu itu susah", kenapa seperti itu ? Salah satu alasannya adalah karena indonesia menganut budaya kolektifisme sehingga kita cenderung menjelaskan diri kita secara normal atau takut berbeda dengan org lain, yah mayoritas kita ngak pernah mendeskripsikan diri kita sebagai orang yang -percaya diri -pandai berbicara -humoris -berbakat dalam hal apapun -cerdas dan lain sebagainya, well kalo kita mengatakan kepada org kita salah satu dari hal tersebut maka org lain akan menganggap kita sombong atau kita takut dianggap sombong, hal ini menghambat kita untuk mengetahui diri kita dengan lebih dalam.

Banyak tes bebas yg meng-atas-namakan ilmu psikologi untuk mengetahui kepribadian seperti ZODIAK, GOLONGAN DARAH, TES OTAK KIRI ATAU OTAK KANAN, TES MASUK KEDALAM HUTAN DAN MELIHAT APA ? , dan sebagainya, beberapa memang dipelajari dalam ilmu psikologi tapi dalam menjelaskan sebuah kepribadian seseorang butuh penilaian EXPERT dan orang yang memang berilmu, tidak semerta merta mengelompokkan orang berdasarkan jawaban mereka pada tes yg saya sebut "non ilmiah / abal-abal" tersebut. INGAT ! Tes tersebut bisa berdampak sugestif padahal kebenaran tes tersebut apalagi yang dilakukan oleh org yang tidak mendalami ilmunya adalah NIHIL.

Satu lagi, masalah otak kiri atau otak kanan, saya mendapatkan pada masyarakat kita jikalau mereka berbangga jika hasil tes abal-abal yang mereka lakukan adalah mereka "OTAK KANAN". Ada apa kalo hasilnya otak kiri ? Otak kanan atau kiri bukan masalah, sama seperti semua jenis kepribadian, apapun kepribadian anda memiliki jalan kesuksesannya masing-masing, tidak semerta-merta otak kanan yang membawa kesuksesan atau golongan darah O yang membawa ketekunan, what ? Hal tersebut nilai ilmiahnya sungguh tidak ada.

Selanjutnya jangan langsung percaya pada hasil-hasil tes abal-abal yang bertebaran di majalah, sosial media, dan dimanapun. Jikalau memang anda ingin mengetahui diri anda maka lakukan evaluasi dan berani menilai diri yg sebenarnya, terima apa yg tidak disukai namun terdapat didiri kita, dan sungguh terimalah kemampuan berada dalam diri, deskripsikan diri kita tanpa ada yang disembunyikan (tentunya dengan batasan dibawah garis kesombongan), atau tanyakan pada org lain mengenai diri kita dengan jujur kepada teman terdekat ataupun kepada org yang mendalami ilmunya. TAPI sesungguhnya yang mengetahui diri kita adalah kita sendiri, menanyakan kepada org lain hanya akan memperkuat deskripsi yang telah kita ketahui tersebut. So, good luck ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun