Mohon tunggu...
Surya Syurgana Akmal
Surya Syurgana Akmal Mohon Tunggu... Insinyur - Menghabiskan sisa usia di ujung selatan Riau

Dari kecil senang pertanian sampai akhirnya kuliah pertanian, kemudian pulang kampung untuk berkebun menyiapkan bekal pulang ke kampung akhirat. Di tengah perjalanan sering tergoda dengan pengetahuan-pengetahuan baru yang menggelitik rasa ingin tahu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Say No & Comfort Zone

16 Juli 2021   15:42 Diperbarui: 16 Juli 2021   16:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam komunikasi sehari-hari, menjawab pertanyaan tak selalu sesederhana "ya" atau "tidak". Barangkali inilah salah satu perbedaan orang dewasa dan anak-anak. Seorang anak-anak takkan berpikir panjang ketika dia ingin menolak sesuatu. Sementara orang dewasa sebaliknya, mereka harus berpikir berulang ketika ingin mengatakan tidak. Terlebih untuk hal-hal yang dikhawatirkan mengecewakan orang lain.

KETIKA MENGATAKAN IYA

Satu hal yang harus kita fahami adalah bahwa kita tak bisa melakukan semua hal dengan keterbatasan kemampuan dan waktu yang kita miliki. Memaksakan menyetujui semua permintaan orang hanya akan menyisakan masalah di kemudian hari. Kita akan terperangkap dalam manajemen waktu yang semrawut.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa meringankan beban sesama itu merupakan amal sholeh. Selain itu ada kebahagiaan tersendiri bagi kita ketika selesai meringankan beban orang lain. Dan yang pasti orang yang dibantu pasti akan measa senang. Namun seharusnya semakin dewasa, harusnya kita semakin bijak untuk menerima semua permintaan-permintaan dari orang lain. Khawatirnya keinginan kita untuk meringankan beban orang lain malah melalaikan kita dari pekerjaan-pekerjaan utama yang menjadi tanggung jawab utama kita

KETIKA MENGATAKAN TIDAK

Sebaliknya, selalu mengatakan tidak terhadap semua hal juga bukan merupakan pilihan yang baik, Terkadang mengatakan "tidak", muncul dari kemalasan kita keluar dari zona nyaman dan aman untuk menyelesaikan tantangan-tantangan baru pada hidup kita. Padahal tantangan-tantangan itu memang diperlukan menaikkan level kemampuan kita dalam menyelesaikan masalah.

Alasan lain terkadang kita mengatakan "tidak" adalah agar kita bisa memiliki lebih banyak waktu senggang dalam hidup kita. Banyak orang bahkan mungkin saya yang kadang-kadang begitu merindukan waktu senggang dan santai untuk sejenak menikmati hidup atau menghasilkan sesuatu yang luar biasa dalam hidup. Alasan ini barangkali terbantahkan karena banyak orang yang menghasilkan karya luar biasa di sela-sela kesibukannya yang sangat padat. Dan sebaliknya, ketika waktu santai malah membuka peluang kita berlebihan dalam hal-hal yang sebenarnya tak terlalu penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun