Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)Â Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran
Lokasi : SD Negeri 22 Pontianak Barat
Lingkup Pendidikan : Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan semangat belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik
Penulis : Syukron Makmun, S.Pd
Tanggal : 2 Desember 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :
Kondisi pembelajaran terlihat bahwa peserta didik kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Secara umum, hal ini disebabkan oleh penyampaian materi dari guru kurang dipahami. Pembelajaran masih berpusat pada guru serta guru kurang memberikan stimulus dan umpan balik. Oleh karena itu peserta didik menjadi cepat bosan dan kurang bersemangat. Hal ini bisa terlihat dari sikap peserta didik yaitu :
- Peserta didik tidak memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru
- Peserta didik suka asik sendiri saat proses pembelajaran berlangsung
- Peserta didik terlihat lesu
- Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran
Kondisi tersebut semakin kompleks dengan kurangnya implementasi guru dalam menggunakan model inovatif dan media yang menarik di kelas. Selain itu, guru juga belum memberikan perhatian dan melakukan pendekatan yang intensif kepada peserta didik selama proses pembelajaran.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan :
Praktik ini penting untuk dibagikan karena terdapat beberapa guru di lingkungan tempat saya mengajar mengalami permasalah yang sama. Besar harapan saya praktik ini selain dapat memotivasi diri saya sendiri untuk mengajar dengan lebih baik lagi, juga dapat memotivasi serta menjadi referensi guru lain untuk menggunakan model pembelajaran, metode serta media yang inovatif.
Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini :
Saya berperan sebagai guru kelas 5 yang bertanggung jawab dalam hal:
Memberi motivasi kepada peserta didik
Membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Memfasilitasi peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menyediakan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Tantangan :
Tantangan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan ini :
Tantangan yang saya hadapi saat pelaksanaan praktik adalah :
- Peserta didik yang masih kurang aktif ketika proses pembelajaran berlangsung
- Peserta didik yang belum percaya diri saat melakukan presentasi di hadapan teman-temannya
- Peserta didik yang belum terbiasa dengan pengerjaan Lembar Kerja yang menuntut peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif
- Peserta didik yang masih suka asik sendiri ketika proses diskusi berlangsung.
Yang terlibat dalam kegiatan ini :
- Nayank Ragilia, S.Pd : Membantu dalam proses pengambilan video.
- Peserta didik kelas 5A yang berjumlah 35 orang
Aksi :
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan :
- Model Pembelajaran
- Salah satu usaha untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang dapat menarik perhatian peserta didik. Dalam praktik yang dilakukan ini, salah satu model pembelajaran yang digunakan guru adalah Project Based Learning.
- Media Pembelajaran
- Media pembelajaran juga dapat menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik. Dalam praktik yang dilakukan ini, media pembelajaran yang digunakan yaitu video pembelajaran yang ditampilkan dengan menggunakan layar proyektor. Selain video pembelajaran, saya juga menggunakan game  (Wordwall) untuk merefleksi di akhir pembelajaran.
- Meningkatkan interaksi guru dan peserta didik selama proses pembelajaran.
Strategi yang digunakan :
Dalam praktik yang dilakukan, proses pembelajaran menerapkan model Project Based Learning (PjBL) dibantu dengan LKPD agar peserta didik dapat terlibat aktif dalam membuat projek poster sederhana tentang menjaga kesehatan organ peredaran darah.
Proses pembelajaran :
Proses pembelajaran terdiri dari 6 fase yaitu:
Fase 1 : Pengenalan Masalah
Peserta didik disajikan gambar poster yang berisi slogan untuk menjaga kesehatan. Peserta didik dimintai tanggapan terkait gambar yang disajikan. Peserta didik dan guru tanya jawab terkait jenis poster selain slogan yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan menjaga kesehatan organ peredaran darah.
Fase 2 : Penyusunan Rancangan Project
Peserta didik membentuk kelompok belajar dan dibagikan LKPD. Peserta didik menyusun langkah-langkah dalam membuat projek.
Fase 3 : Penyusunan Rencana Kerja
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru terkait jadwal dalam pembuatan projek.
Fase 4 : Pelaksanaan dan Monitoring Project
Peserta didik mengerjakan LKPD yang sudah diberikan. Dalam LKPD tersebut, peserta didik juga diminta untuk membuat poster sederhana yang berisikan pantun nasihat untuk menjaga kesehatan organ peredaran darah.
Fase 5 : Menguji Hasil
Peserta didik mempresentasikan projek yang sudah dibuat di depan kelas. Setiap kelompok bergantian mempresentasikan hasil projek yang sudah dibuat.
Fase 6 : Evaluasi dan Refleksi
Peserta didik dan guru mengevaluasi projek yang sudah dibuat. Peserta didik dan guru tanya jawab terkait projek yang sudah dibuat. Peserta didik diberkan apresiasi karena sudah menyelesaikan tugas dengan baik. Peserta didik memainkan game untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini :
- Sumber daya bahan ajar dan media pembelajaran meliputi RPP dan perangkat pembelajaran lainnya.
- Sumber daya teknologi meliputi laptop, jaringan internet dan proyektor.
- Sarana dan prasarana meliputi ruang kelas beserta kelengkapannya.
Refleksi Hasil dan Dampak :
Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilakukan:
Setelah melaksanakan praktik pembelajaran, penggunaan model Project Based Learning (PjBL) yang dikolaborasikan dengan video pembelajaran serta game untuk merefleksi efektif untuk meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan sikap peserta didik yang sebelumnya pasif, kurang bersemangat, enggan bertanya, dan cenderung bermain sendiri saat proses pembelajaran menjadi lebih bersemangat dan antusias dalam pembelajaran, peserta didik juga lebih aktif bekerjasama dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya, bisa melatih peserta didik berpikir kritis serta bisa menghasilkan suatu karya (poster sederhana berisi pantun nasihat untuk menjaga kesehatan organ peredaran darah) Â yang bagus sebagai hasil dari pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan model PjBL tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu dari peserta didik dan teman sejawat memberikan respon positif diantaranya sebagai berikut:
Dari peserta didik: mereka merasa senang dengan proses pembelajaran karena mereka dapat terlibat langsung dalam pembuatan poster sederhana. Kegiatan pada saat pemaparan materi sangat menarik karena ada video dan juga gambar poster.
Dari teman sejawat: guru secara keseluruhan sudah dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal tersebut terlihat dari peserta didik dapat terlibat aktif ketika kerja kelompok. Kegiatan pada saat pembelajaran menarik karena menggunakan proyektor, media poster, dan video pembelajaran.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran ini antara lain: faktor bimbingan dosen dan guru pamong, faktor persiapan meliputi penyiapan perangkat pembelajaran, faktor dukungan stakeholder terkait, serta faktor sarana dan prasarana yang tersedia.
Hal baik yang didapatkan dari pembelajaran ini adalah peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, guru termotivasi untuk menggunakan model pembelajaran inovatif, menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran sehingga motivasi dan semangat belajar peserta didik meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H