Mohon tunggu...
Syukron Adzim
Syukron Adzim Mohon Tunggu... Freelancer - Menuliskan imajinasi

Surel : syukronadzim@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Indonesia Open: Potret Kegagalan bagi Indonesia

20 Juli 2019   13:51 Diperbarui: 23 Juli 2019   20:59 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus/Kevin mengembalikan kok kepada kepada ganda putra Tiongkok Zhang Nan dan Ou Xuan Yi pada laga perempat final Indonesia Open di Istora Senayan Jakarta.(19/7/2019)

Dari data tersebut, masalah Indonesia sepertinya masih di sektor tunggal putra dan putri serta ganda putri. Meskipun mendapatkan stok yang melimpah dari pembinaan, PBSI sepertinya belum menemukan atlit yang bisa berbicara lebih di kancah internasional. Hal ini mungkin bisa dimaklumi karena para atlit belum sepenuhnya mendapat pengalaman banyak dan masih sering gonta-ganti pasangan. Namun mau sampai kapan kegagalan demi kegagalan seperti ini ?

Lin Dan merupakan salah satu pebulutangkis dari generasi emas pebulutangkis Tiongkok
Lin Dan merupakan salah satu pebulutangkis dari generasi emas pebulutangkis Tiongkok

Mungkin kita harus belajar banyak dari Tiongkok. Negeri tirai bambu ini menjadi kiblat bagi perbulutangkisan dunia. Tiongkok berhasil menciptakan kultur bulutangkis dengan pembinaan modern yang dilengkapi fasilitas modern dan pelatih hebat. Lebih lanjut, mereka juga memiliki liga bulutangkis profesional dan program latihan panjang sejak usia dini. 

Tengok saja, hasil dari kerja keras mereka dalam 10 tahun terakhir berhasil mendominasi berbagai kejuaraan dan melahirkan generasi emas seperti Lin Dan, Chen Long, Wang Lin, Xie Xingfang, Zhang Ning dan lain-lain.

Mudahnya, kegagalan demi kegagalan harus segara diakhiri. Sudah saatnya masyarakat bersuka cita menyambut pahlawan mereka membawa kemenangan pulang ke tanah air. Ayo Indonesia, Kamu pasti bisa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun