Mohon tunggu...
SYUK RINA BTE AMIRUDIN
SYUK RINA BTE AMIRUDIN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa/universitas halu oleo

Hobi bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Aljabar dalam Jaringan Saraf Tiruan (Neural Networks)

4 Juni 2024   08:14 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:34 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jaringan Saraf Tiruan (Neural Networks) adalah salah satu model paling populer dalam kecerdasan buatan (AI) yang meniru cara kerja otak manusia dalam memproses informasi. Aljabar linier, terutama penggunaan vektor dan matriks, merupakan dasar dari operasi dan pelatihan jaringan saraf. Artikel ini membahas bagaimana konsep aljabar diterapkan dalam berbagai aspek jaringan saraf tiruan.

Struktur dan Operasi Dasar

1. Lapisan dan Bobot

* Jaringan saraf terdiri dari beberapa lapisan neuron yang saling terhubung oleh bobot. Bobot ini direpresentasikan dalam bentuk matriks, yang memetakan input dari satu lapisan ke lapisan berikutnya.

*Input ke jaringan adalah vektor, dan output dari setiap lapisan dihitung melalui perkalian matriks antara input dan matriks bobot, ditambah bias:

a^(l+1) = f(W^(l) * a^(l) + b^(l))

*Di sini, W^(l) adalah matriks bobot, a^(l) adalah vektor aktivasi input, dan b^(l) adalah vektor bias. Fungsi aktivasi f dapat berupa fungsi non-linier seperti sigmoid, ReLU (Rectified Linear Unit), atau tanh.

Propagasi Maju (Forward Propagation)

Propagasi maju adalah proses di mana input diproses melalui lapisan-lapisan jaringan untuk menghasilkan output akhir. Ini melibatkan serangkaian operasi perkalian matriks dan penerapan fungsi aktivasi pada setiap lapisan:

a^(l+1) = f(W^(l) * a^(l) + b^(l))

Selama proses ini, informasi dari input melewati setiap lapisan, dimodifikasi oleh bobot dan bias, dan diubah oleh fungsi aktivasi, hingga mencapai lapisan output.

Propagasi Balik (Backpropagation)

Propagasi balik adalah algoritma utama untuk melatih jaringan saraf. Algoritma ini bekerja dengan meminimalkan fungsi biaya (cost function) melalui proses pembelajaran. Ini melibatkan perhitungan gradien dari fungsi biaya terhadap setiap bobot dalam jaringan dan memperbarui bobot-bobot tersebut. Langkah-langkah dalam propagasi balik meliputi:

1. Hitung Kesalahan Output:

delta^(L) = nabla_a C * f'(z^(L))

Di sini, delta^(L) adalah kesalahan pada lapisan output, nabla_a C adalah gradien fungsi biaya terhadap aktivasi lapisan output, dan f'(z^(L)) adalah turunan dari fungsi aktivasi pada lapisan L.

2. Perbarui Bobot dan Bias:

W^(l) = W^(l) - eta * delta^(l+1) * a^(l)^T

b^(l) = b^(l) - eta * delta^(l+1)

Di sini, eta adalah laju pembelajaran (learning rate), delta^(l+1) adalah kesalahan pada lapisan berikutnya, dan a^(l)^T adalah transpose dari vektor aktivasi pada lapisan l.

3. Hitung Kesalahan untuk Lapisan Sebelumnya:

delta^(l) = (W^(l+1)^T * delta^(l+1)) * f'(z^(l))

Optimasi dengan Gradient Descent

Gradient Descent adalah algoritma optimasi yang digunakan untuk memperbarui bobot dengan tujuan meminimalkan fungsi biaya:

w:= w - eta * nabla J(w)

Di sini, w adalah vektor bobot, eta adalah laju pembelajaran, dan nabla J(w) adalah gradien fungsi biaya terhadap bobot. Algoritma ini secara iteratif memperbarui bobot untuk mendekati nilai yang meminimalkan fungsi biaya, sehingga jaringan saraf dapat mempelajari pola dari data pelatihan.


Kesimpulan

Aljabar linier adalah komponen kunci dalam jaringan saraf tiruan, memungkinkan representasi dan manipulasi data melalui operasi matematika yang efisien. Dari propagasi maju hingga propagasi balik dan optimasi, operasi aljabar linier mendukung pengembangan dan pelatihan jaringan saraf yang efektif. Pemahaman mendalam tentang aljabar linier sangat penting untuk menguasai teknologi jaringan saraf tiruan dan kecerdasan buatan pada umumnya.

Referensi

1.  Goodfellow, I., Bengio, Y., & Courville, A. (2016). Deep Learning. MIT Press.

2.  Bishop, C. M. (2006). Pattern Recognition and Machine Learning. Springer.


3.  Nielsen, M. A. (2015). Neural Networks and Deep Learning. Determination Press.


4.  Haykin, S. (2008). Neural Networks and Learning Machines (3rd ed.). 

5.  Shalev-Shwartz, S., & Ben-David, S. (2014). Understanding Machine Learning: From Theory to Algorithms. Cambridge University Press.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun