Mohon tunggu...
Syuhraeni
Syuhraeni Mohon Tunggu... Guru - Penyuluh Agama Islam

Saya gadis introvert yang suka menulis karena dengan menulis tidak ada satu orangpun yang berani memotong perkataan saya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Oktober di 2022

19 Oktober 2023   02:39 Diperbarui: 19 Oktober 2023   03:33 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

‘Seandainya saja kamu menjadi kekasihku, maka sebuah rasa yang selama ini aku nanti terjawab sudah, sayangnya bukan kamu orangnya’ kata hatiku sambil duduk disamping teman laki-lakiku yang berhadapan dengan Ibuku yang sedang asik bercerita, malam hari dirumah sederhanaku.

Diapun beranjak dari tempat duduknya lalu berpamitan pulang, 15 menit kemudian dia mengabariku melalui pesan singkat. 

‘Saya sudah tiba dirumah’ Asraf mengirim pesan sambil tersenyum.

‘Iya, kamu istirahat yah, terima kasih sudah mewujudkan khayalan saya menjadi kenyataan, saya menginginkan suatu saat ada laki-laki yang berani datang kerumahku untuk bertemu dengan Ibuku’ jawabku sambil mengetik pesan ku tersipu malu.

‘Terima kasih juga sudah memberikan saya kesempatan untuk berada dalam suasana seperti tadi yang diterima hangat oleh Ibumu, selamat istirahat Syahira’ jawab Asraf dengan mengirimkan emot hati.

Pesannya pun kulihat sambil kutatap dan tersenyum tiada henti layar handphoneku melihat isi pesannya hingga kutertidur nyenyak. Aku tidak menyangka momen malam itu 17 September 2022 pukul 20.17 membuat fikiranku menjadi terbuka bahwa ternyata restu dalam keluarga aku ibaratkan sebagai kendaraanku.

Sekarang Oktober 2022 apapun bisa terjadi dimasa yang akan datang aku tidak bisa menghindari takdirku, sang penciptaku telah membawaku dipenghujung jalan dari penantianku, genggamanku yang selama ini  erat perlahan-lahan mulai kulepaskan. Malam itu dirumah sederhanaku, aku membuat keputusan yang besar dalam hidupku dihadapan keluargaku, aku melepaskan kekasihku demi kebahagiaanya. Selama proses pisahku itu Asraf  selalu ada disetiap keadaanku, selalu mendampingiku. Seiring berjalannya waktu keadaan mulai seperti biasanya akupun sudah bisa melakukan pekerjaan kantorku dengan hati yang sangat bahagia. Oh iya Asraf adalah teman satu kantorku hehehe.

Ketika jam istirahat kantor aku dan Asraf makan siang bersama di tempat makan andalan yaitu warung Mas Apung setelah sampai kita ngobrol berdua, tiba-tiba Asraf nyeletuk ‘perempuan itu dalam berpakaian harus menutup aurat bukan membungkus aurat'.

‘Apasih ? saya kan sudah memakai pakaian yang tidak ketat’dalam hatiku dengan perasaan yang heran karena kali pertama ada laki-laki yang menegur saya tentang menjaga aurat.

‘Akan lebih bagus lagi kalau rambut kamu tidak kelihatan saat memakai kerudung coba gunakan ciput’lanjut Asraf.

‘Iya akan saya usahakan berpenampilan seperti sewajarnya perempuan yang menjaga auratnya’  jawabku sambil tersenyum kepada Asraf dan melanjutkan makan.

2 bulan kita dekat 2 bulan itu juga kita masih saling memperdebatkan tentang kabar, Asraf selalu menuntut saya untuk selalu berkabar apapun itu dan  hal itu yang membuat saya merasa masih sulit untuk dilakukan, dimasa itu saya mulai lelah dengan tuntutan seperti itu hingga akhirnya sampai dititik sudah mulai tidak punya tujuan hidup Asraf pun merasakan hal yang sama sudah lelah harus menuntut kabar dari saya hingga akhirnya Asraf kesal.

‘Syahira kalau kamu sudah tidak bisa lagi berkabar jangan dipaksa, lakukan saja sebisa kamu berkabar dengan saya, saya sudah capek menghadapi sikap kamu’. ucap Asraf dengan tatapan tajam.

‘Ya sudah kalau kamu capek sama sikap saya, tinggalkan saja saya’jawabku sambil menangis.

Asraf pun pamit dan meninggalkan Syahira diteras rumahnya sore itu.

Januari 2023 butuh waktu 3 bulan untuk saya bisa mencintai Asraf namun soal berkabar masih saja diperdebatkan, saya dan Asraf saling mencintai tapi saya masih saja dengan ego yang tinggi kadang tidak memperdulikan nasihat dari Asraf, suatu ketika saya berangkat ke kantor tidak menggunakan ciput disitulah Asraf marah kepada saya.

‘Syahira kalau sudah tidak bisa mengikuti nasihat saya kita akhiri saja hubungan ini daripada kamu jalani hubungan dengan terpaksa’ tanya Asraf sambil mengerjakan berkas dimeja kerjanya.

‘Maafkan saya tadi saya buru-buru berangkat ke kantor agar tidak telat makanya saya tidak sempat memakai ciput, bisa tidak kamu tidak mempermasalahkan itu dulu ?’ jawabku dengan membela diri sambil tatapan ku fokus mengerjakan laporan depan laptop.

‘Saya menerima kamu apa adanya dengan segala masalalu kamu, saya ingin menuntun kamu agar kita bisa sama-sama masuk syurga nya Allah setelah saya sudah menghalalkan kamu jadi saya harap kita bisa bekerja sama’ jawab Asraf dengan tegas.

Disepanjang jalan pulang kantor saya pun merenungi perkataan Asraf yang menyentuh hatiku.

Setelah lebaran Idul Fitri hubungan saya dan Asraf pun mulai membaik kami berdua sudah bisa terbiasa saling mengabari, saya pun sudah bisa menerima dan mengikuti nasihat-nasihat dari Asraf. Sampai pada 7 bulan kedekatan kami keluarga saya terutama Ibu saya mempertanyakan keseriusan Asraf dikala sore itu sambil menyeduh teh hangat diteras rumahku.

‘Nak bagaimana rencana kalian berdua kapan Asraf akan melamar kamu ? tanya Ibuku dengan harapan besar.

‘Ibu sabar yah, saya tahu harus menjaga nama baik keluarga dan Ibu juga pasti sangat menanti-nanti untuk melihat saya menikah dengan laki-laki yang Ibu restui bersama saya’ jawabku sambil menenangkan hati Ibuku.

Agustus 2023 siang itu di kampus, Asraf telah menyelesaikan pendidikan S1 nya dan itu adalah momen yang tepat menurutku mempertanyakan keseriusan Asraf kepadaku.

‘Sayang katamu dulu setelah kuliahmu  selesai  kita akan fikirkan rencana untuk menikah, dan sekarang apa rencanamu selanjutnya ?’ tanyaku dengan tatapan penasaran sambil duduk dikantin kampus.

‘Sayang sabar yah, saya sedang dalam proses berusaha untuk menghalalkan kamu, beri saya waktu untuk bernafas dulu yah’ jawab Asraf  sambil tertawa dan menenangkan hatiku. 

Jam 22.17 malam aku pun terbaring ditempat tidurku disamping kucing kesayanganku bernama Pus sembari merenungkan nasib percintaanku  dan berkeluh kesah kepada kucingku.

‘Hai Pus kenapa sih nasib ku seperti ini ? kenapa aku lebih sukses di karir ku daripada percintaanku ? apakah memang perempuan mandiri tidak layak untuk didampingi seorang laki-laki hebat ? tanyaku sambil melihat mata lucunya Pus ku.

‘Meoooong’ dengan menggemaskan Pus pun bersuara. 

Aku pun langsung memeluk kucingku sambil tertidur lelap.  

Oktober 2023 aku ingin karirku naik lagi begitupun dengan Asraf ingin memperjelas karirnya untuk melamarku, ditengah perjuangan kami berdua dalam menggapai karir,  percintaan kami juga diberikan ujian begitu besar. Sore hari dengan suasana sejuk dirumah sederhanaku  aku mendapati suatu kebohongan besar dihandphone Asraf yang berhubungan dengan masalalu nya, akupun kecewa dan marah kepada Asraf.

‘Saya punya prinsip bahwa yang berhubungan dengan masalalu tidak dapat saya toleransi dan kenapa kamu mengecewakan saya ? tanyaku dengan tatapan tajam. 

‘Saya minta maaf saya akui perbuatan saya salah, beri saya kesempatan untuk memperbaiki semuanya’ jawab Asraf dengan penuh penyesalan. 

‘Saya maafkan kamu tapi saya sudah tidak bisa percaya kamu lagi, lebih baik kita sudahi saja hubungan ini, tinggalkan saja saya, biarlah saya sembuh sendiri tanpa melibatkan hati orang lain’ jawabku dengan air mata diwajah manisku. 

Asraf pun mengikuti keinginan ku.

‘Maafkan saya, saya akan mengikuti kemauan kamu asal kamu juga mengikuti kemauan saya’kata Asraf dengan wajah pasrah.

‘Katakan apa yang harus saya lakukan agar kamu melepaskan saya ?’ tanyaku dengan wajah penasaran.

‘Blokir semua kontak saya dihandphone kamu, setelah itu saya tidak akan mencari kamu lagi’ jawab Asraf dengan nada pasrah.

 ‘Baiklah, saya sudah megikuti apa kemauanmu’ jawabku setelah memblokir semua kontak Asraf. 

Asraf lalu berpamitan dan pulang meninggalkanku.

Setelah 3 hari Asraf masih berjuang untuk meyakinkan hatiku kembali agar bisa dapat kepercayaan lagi kepada dirinya, Siang hari jam istirahat kerja Asraf gelisah karena aku tidak masuk kantor, Asraf pun bergegas kerumahku. akupun menemui Asraf di teras rumahku dengan mata sembab dan berdebat.

 ‘Kenapa kamu masih saja mencariku ? saya sudah memenuhi permintaanmu jadi tolong kerjsamanya’ tanyaku dengan wajah kesal.

 ‘Maafkan saya, saya tidak bisa jika  harus berpisah denganmu, saya seperti gila jika tidak bersamamu’ jawab Asraf sambil memeluk ku.

 ‘Saya tidak bisa percaya denganmu lagi, bagaimana mungkin kita menjalani hubungan tanpa dasar kerpecayaan ? saya capek harus berperang dengan fikiran saya sendiri sedangkan saya masih menyayangi kamu dan itu sangat tidak selaras dengan hati saya’ jawabku sambil menangis dipelukan Asraf. 

‘Maafkan saya beri saya kesempatan untuk membuktikan kalau saya benar-benar ingin serius terhadapmu’ lanjut Asraf dengan wajah memohon.

 ‘Asal kamu tahu Asraf kamu adalah laki-laki pertama yang membuat saya tidak bisa makan 2 hari 1 malam karena memikirkan kesalahan kamu yang membuat saya sangat kecewa’ jawabku dengan wajah yang masih kesal. 

Ditengah perdebatan itu aku ingat kembali tujuan utama kami berdua bersama yaitu menikah lalu aku mencoba kembali untuk melanjutkan hubungan bersama Asraf. 2 Minggu setelah hubungan kami mulai membaik tiba-tiba aku dipengaruhi oleh fikiran dan sakit hatiku kepada Asraf. Akupun melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan Asraf yaitu yang berkaitan  dengan masa lalu ku. Asraf pun mengetahuinya dan marah besar kepadaku. Malam itu dirumah sederhana ku, Asraf mempertegas kepada ku.

‘Syahira saya kalah  waktu dengan masalalu mu, tapi saya tidak kalah dengan niat saya untuk melamar kamu. Ingat itu’. kata Asraf dengan nada tegas. 

Sayapun seperti dibawa kembali kemasa itu.

‘Saya ingin memperjelas hubungan kita atau status kita Asraf’ tanyaku melalui pesan di handphoneku. 

 ‘Ada atau tidak adanya status kita, saya tetap dengan niat saya untuk menikahi kamu di awal kita dekat 1 bulan yang lalu tepatnya September 2022’ jawab Asraf. 

‘Tapi saya butuh kepastian dengan status hubungan kita ini’ tanyaku kembali dengan balasan pesan. 

‘Syahira saya mau jadi kekasih kamu, apakah kamu mau jadi kekasih saya?’ jawab Asraf dengan emot senyum dan cinta. 

‘Iya saya mau jadi kekasih kamu’ jawabku dengan emot cinta dan melihat pesan Asraf sambil tersipu malu menatap layar handphoneku.

Malam itu tanggal 17 Oktober 2022. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun