Mohon tunggu...
Andi Ghefira Nur
Andi Ghefira Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Tadulako

traveling, memanah, menulis/ saya adalah orang yang tekun, teliti, dan suka mengeksplor banyak hal/ arsitektur, traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Museum Gedung Sate

13 Desember 2023   15:51 Diperbarui: 13 Desember 2023   15:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pertama kali mendengar nama Gedung Sate, mungkin Anda berpikir bahwa Gedung ini berkaitan dengan perkembangan kuliner sate. Itulah yang terlintas dalam benak saya saat pertama kali mendengar tentang gedung ini. Namun, kenyataannya berbeda dan jauh lebih menarik. Gedung Sate merupakan landmark kota Bandung yang menyimpan sejarah perjuangan Indonesia melawan penjajah.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Terletak di Jalan Diponegoro Nomor 22, Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat, Gedung Sate kini difungsikan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Selain itu, di lantai dasar gedung terdapat museum yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana rekreasi, tetapi juga sebagai tempat edukasi yang menarik.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Jangan bayangkan museum ini sebagai tempat yang kuno. Gedung Sate Museum mengusung konsep "Smart Museum" yang dipenuhi dengan teknologi digital canggih. Mulai dari Interactive 3D Scale Model Gedung Sate, Interactive Glass Display, interactive floor, Augmented Reality hingga Wall Video Mapping, semua hadir untuk memberikan pengalaman interaktif.

Sumber pribadi
Sumber pribadi

Di museum ini, kita dapat memperoleh informasi seputar arsitektur Gedung Sate yang dirancang oleh arsitek Belanda, J. Gerber, dengan sentuhan gaya arsitektur Neoklasik dan Art Deco. Tak hanya itu, desainnya juga memasukkan unsur Arsitektur Nusantara yaitu candi Borobudur sehingga menampilkan arsitektur Indo-Eropa. Menariknya, di bagian atas gedung terdapat menara atau "turret" yang berfungsi sebagai penangkal petir, dengan enam puncak melengkung yang menyerupai tusuk sate, menginspirasi nama Gedung Sate itu sendiri. Ketika Anda masuk ke dalam museum, Anda akan melihat dinding yang sengaja dikelupas untuk memperlihatkan isi dinding tersebut. Konstruksi pondasi Gedung ini memiliki ketebalan lebih dari 1 meter, terbuat dari batu besar yang diambil dari Gunung Manglayang.

Sumber Pribadi
Sumber Pribadi

Museum Gedung Sate juga menyajikan informasi seputar sejarah Gedung Sate dan perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Pembangunan Gedung Sate yang dimulai pada tahun 1920 didasarkan pada rencana pemerintah Hindia Belanda untuk memindahkan ibukota dari Jakarta ke Bandung. Salah satu alasan pemilihan Bandung sebagai ibukota adalah karena geografisnya yang dikelilingi oleh pegunungan yang menjadikan cuacanya sejuk. Meskipun rencana itu gagal karena resesi ekonomi pada tahun 1930-an, Gedung Sate tetap dipergunakan menjadi gedung kantor Department Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan) pada zaman Hindia Belanda. Kemudian pada masa pendudukan Jepang Gedung ini menjadi pusat pemerintahan (Shucho) wilayah Jawa Barat dan kedudukan komandan militer daerah. Setelah Indonesia merdeka, Gedung Sate kembali menjadi Departemen Pekerjaan Umum. Namun pada 3 Desember 1945 terjadi penyerangan oleh pasukan Sekutu di Gedung Sate sehingga kantor kementerian tersebut dipindahkandan. Peristiwa 3 Desember tersebut menelan tujuh korban jiwa yang mencoba mempertahankan Gedung Sate dari pasukan Gurkha. Selanjutnya, pada 1980 hingga saat ini, Gedung Sate beralih fungsi menjadi Kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Jadi, jika Anda mengunjungi kota Bandung, sangat disarankan untuk mampir ke Museum Gedung Sate. Nikmati pengalaman rekreasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga edukatif. Mungkin saja, dari kunjungan Anda ke Museum Gedung Sate, Anda akan menemukan inspirasi-inspirasi baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun