Mohon tunggu...
Syta Dwy Riskhi
Syta Dwy Riskhi Mohon Tunggu... Administrasi - Move

Simpel dan santai

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Episode Masa Lalu

24 November 2018   10:42 Diperbarui: 24 November 2018   11:33 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Limaaaa.......!!!!!!!!!!!!! itu sudah paling keras yang ku bisa, mataku melirik ke arahnya, dia dia dia tersenyum ke arahku, bukan! dia tertawa dia tertawa melihatku, entah aku belum mengalihkan pandanganku.

Limaaa...!!!!!!!!!!!!!! sudah hampir habis suaraku, tapi masih berlanjut sampai kakak OSIS itu puas, aku harus tetap berteriak. Dia tertawa, dia tertawa setelah aku meneriakkan nomor barisanku.

Senja yang melelahkan, kakiku berat, mataku berat, bahuku berat, ahhh.... masih ada satu hari lagi, masih satu hari.

Apa..!!! apa..!!! aku terlambat, aku terlambat.

Di gerbang itu aku tidak sendiri banyak yang berlarian karena terlambat, aku berlari masuk gerbang yang entah mengapa hanya dibuka pintu kecil yang hanya muat untuk satu orang, mengapa tida dibuka lebar dengan semestinya.

Gubraaakkkkkk.... !!!!!!!!!!!!! bukan aku yang terjatuh, aku tidak merasa tubuhku  jatuh, ku menoleh ke belakang siswi itu yang terjatuh, ku lanjutkan berlari menuju lapangan.

Benar-benar tak ada barisan, hanya papan nama kelas ini yang ada, semua kena hukuman, semua di hukum ? hingga tak ada kakak OSIS yang menyadari keberadaanku.

Aku tersenyum, meski aku terlambat tidak ada yang menghukumku, semua sibuk dengan siswa-siswi yang di hukum. Aku berdiri sendiri tapi aku bahagia, dan dia iya dia dia menatapku lagi, membuat ku tidak nyaman, apa lagi yang salah, ahh dia menyadari aku baru datang, pasti dia mau menghukum ku.

Aku menundukkan kepala, tidak ada yang datang, tidak satupun tidak dia atau yang lainnya. Aku selamat,,, yaaa aku selamat hingga hari terakhirku, semua bebas, semua sudah menjadi siswa SMA sekarang.

Hari ini seragam itu sudah sah ku pakai, dan dia dia menghampiriku dia menyapa namaku, mengajakku ngobrol dan meminta nomor hp ku. Tiada malam tanpa pesan darinya, membicarakan apapun yang dapat kami bicarakan.

Entah mulai dari mana kita jadi sedekat ini, hari-hari di sekolah begitu indah dan ceria, dengan dia kakak kelas yang membuat hatiku berbunga-bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun