Mohon tunggu...
Sy Rosmien
Sy Rosmien Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis adalah obat jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Santri Bahlul: Letupan-letupan Tak Biasa

20 Agustus 2016   08:44 Diperbarui: 20 Agustus 2016   11:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ah, mengapa bertepatan dengan masa puberku aku ketemu dengan Eda Subaedah anak Pak Idris penanggung jawab kebersihan pondok ini?

Pak Idris petugas kebersihan pondok yang badannya kurus, rambutnya ikal dan kulitnya hitam dihiasi urat-urat yang menonjol di lengannya tapi rajin dan uletnya tiada tanding tiada banding.

Pak Idris yang tidak pernah berhenti bekerja dari pagi hingga menjelang maghrib semua sudut-sudut pondok bersih kena scan oleh tangan beruratnya.

Pak Idris bahu membahu dengan santri pelanggar disiplin dan pelanggar bahasa di pondok menjadikan pondok ini asri, bersih, rapi jali.

Mengapa Eda Subaedah harus menjadi anak pak Idris? Kata pepatah, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Tapi dalam kasus pak Idris dan Eda Subaedah, mungkin saja pohonnya tumbuh di pinggir sungai, lalu ketika buahnya jatuh dari pohonnya, si buah hanyut terbawa sungai dan terdamparlah ia sampai ke muara.

Lalu entah seribu mengapa lainnya terus menjejali pikiranku.

Tapi aku tak peduli Eda Subaedah anak siapa, yang jelas senyumnya  tadi siang yang digantung di udara entah didedikasikan pada siapa sudah cukup melambungkan angan-anganku. Asa dan harapanku selain menjadi ulama intelek, intelek ulama kini bertambah, ada Eda Subaedah.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku merasakan letupan-letupan tak biasa yang keluar dari dalam dadaku. Ya Tuhan, Maha Suci Engkau telah menciptakan rasa ini. Subhanallah, akupun tak tahu ini rasa apa namanya. Rasanya begitu nyaman menentramkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun