duduk di atas angin ia makin kondang
melesat menembus langit
nyangkut di bahu matahari
berberita ke bilik tetangga, berdecak kagum
ia tunggangi pelangi ke negeri apsari
bersahut media saling menyebut
saling debat dan beropini
kemurkaanpun mekar jadi dendam
hingga melautludah dalam mulut
rupiah ia kebiri, memperkosa ibu pertiwi
tak ada yang bisa menyentuhnya
mentari menjilat dan hangus terpanggang
duduk di kursi angin ia semakin kondang
menjadi maling di negerinya sendiri
katanya bukan korupi, tapi komisi
setajam apapun lidah politikus
membatu hati bak malinkundang
debat dengan pakarsekali gus
media berberita berulang-ulang
mengalahkan penderitaan rakyat
dari musibah yang mereka dapat
(Padang, 2010)
(dari kumpulan puisi Maling Kondang, terbitan Teras Budaya Jakarta, 2012)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H